Simpati dan Donasi bagi Yue Yue

Simpati dan Donasi bagi Yue Yue

\"\"Bocah Dua Tahun yang Tertabrak dan Tak Dipedulikan BEIJING- Kecelakaan tragis yang menimpa Yue Yue (2), sepekan lalu terus mengundang simpati banyak pihak. Hingga kemarin (20/10), bocah perempuan yang dua kali tertabrak dan terlindas kendaraan niaga di jalanan ramai di Kota Foshan, Provinsi Guangdong, Tiongkok, pada Kamis lalu (13/10) itu masih terbaring koma. Tetapi, bantuan terus mengalir untuk bocah tersebut. Kondisi Yue Yue yang kritis membuat Qu Feifei, sang ibu, sangat terpukul. Apalagi, kemarin dokter mengatakan bahwa gadis kecil tersebut secara klinis telah mati otak (clinically brain dead). Informasi itu membuat perempuan berambut panjang itu makin bersedih. Sambil menunggui putrinya, dia pun tidak henti menangis. “Jangan menyerah, nak. Ibu juga tidak akan menyerah,” ujarnya lirih. Qu berharap masih punya kesempatan untuk merawat dan menyayangi anak keduanya itu. Dia tak mau mencabut selang ventilator atau alat bantu lainnya yang membuat Yue tetap hidup. Meski sempat dikabarkan membaik, kondisi bocah yang namanya bermakna “keriangan kecil” tersebut ternyata kian memburuk. Dokter pun mengatakan bahwa harapan hidup untuk Yue sangat tipis. Meski demikian, dukungan untuk bocah malang itu terus mengalir. Bantuan moral dan material terus berdatangan. Simpati membanjiri blog khusus yang sengaja dibuat Qu untuk berbagi kabar soal Yue. Begitu juga aliran dana ke rekening khusus yang dibikin sang ayah, Wang Chichang. “Begitu banyak uang yang disumbangkan kepada kami. Kami tak bisa sembarangan memakainya,” katanya. Wang berinisiatif untuk membuka rekening khusus. Dia lalu mengajak beberapa jurnalis Tiongkok ke bank. Tetapi, karena dia dan istrinya pendatang dan tak memiliki kartu identitas Beijing, Wang pun kesulitan mencari bank yang mau menampung donasi untuk Yue. Setelah keliling ibu kota, dia akhirnya bisa membuka rekening di sebuah bank. Di hadapan jurnalis dan pegawai bank tersebut, Wang lantas menghitung seluruh donasi yang masuk. Mulai dari koin dalam kaleng bekas biskuit sampai uang kertas yang tersimpan dalam celengan (tabungan) keramik berbentuk babi. “Saya akan melaporkan setiap sen yang keluar dari rekening ini untuk keperluan Yue. Jadi, para donatur bisa melacak sumbangan mereka,” tuturnya. Kemarin, Shanghaiist melaporkan bahwa jumlah donasi yang masuk ke rekening khusus itu mencapai 270.100,40 renminbi atau sekitar Rp373.177.015,76 (Rp373 juta). “Saya harap, media bisa menuliskan jumlah sumbangan ini dengan tepat. Tolong jangan hanya menuliskan lebih dari 270 ribu renminbi saja,” pesan Wang di hadapan jurnalis. Dia ingin memberikan informasi yang sebenarnya kepada para donatur. Sepekan lalu, Yue menjadi perhatian setelah tertangkap kamera CCTV menjadi korban tabrak lari. Ironisnya, tidak satu pun orang yang lalu lalang di jalanan ramai itu yang mau mengulurkan tangan. Beberapa sempat berhenti dan menoleh ke arah Yue. Tapi, tak ada yang menolongnya. Sampai akhirnya seorang pengemis perempuan bernama Chen Xianmei datang dan menolong Yue. Tak lama setelah perempuan 58 tahun itu membawa Yue yang tergolek tanpa sadarkan diri ke tepi jalan, Qu muncul. Kabarnya, Chen adalah orang ke-18 yang melintasi jalan di kawasan ramai tersebut. Lantas, bocah itu dilarikan ke rumah sakit. Sementara itu, polisi langsung memburu dua sopir kendaraan yang menggilas tubuh Yue malam itu. Saat ini, keduanya diperiksa intensif di kantor polisi. Di hadapan polisi, sopir mobil boks yang kali pertama menggilas tubuh Yue mengakui perbuatannya. Saat itu, dia bicara lewat telepon dan merasa telah melindas seseorang. Dia sempat berhenti dan hendak memeriksa keadaan. “Tapi, saat melihat darah, saya langsung mengurungkan niat dan melarikan diri. Kebetulan, tidak ada orang yang melihat,” ungkapnya. Sopir truk yang menggilas tubuh Yue beberapa menit kemudian mengaku tidak melihat ada gadis kecil tergeletak di jalan. Dia beralasan bahwa saat itu kondisi jalan sangat gelap. Konon, salah seorang sopir sempat mengontak Wang dan minta dia tak melapor polisi dengan mengiming-imingi sejumlah uang. Tidak jelas sopir mana yang dimaksud. Kejadian itu mencoreng kinerja dan citra Partai Komunis Tiongkok. Partai yang berkuasa di negeri tersebut sedang berusaha membangun citra Tiongkok sebagai negeri yang harmonis. Lewat berbagai media, warga pun menumpahkan kemarahan kepada pemerintahan Presiden Hu Jintao. Mereka menuding Hu terlalu mementingkan pembangunan fisik dan mengabaikan moral. (dailymail/shanghaiist/hep/dwi )

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: