Ada Upaya Pengaturan Skor di Semifinal

Ada Upaya Pengaturan Skor di Semifinal

SIDOARJO - Indikasi akan adanya pengaturan skor menyeruak jelang laga semifinal Divisi Utama digelar. Salah satu tim yang mengakui adanya isu itu adalah PSGC Ciamis. Ada beberapa oknum yang dikabarkan melobi untuk meminta agar PSGC mengalah dari Pusamania Borneo FC, dalam laga semifinal, sore nanti. Saat ditelusuri terkait kebenaran ini, beberapa pemain PSGC pun angkat bicara. Dan merekapun membenarkan isu itu. Berdasarkan sumber internal tim, mengatakan berapa hari yang lalu, para match fixer datang dan menawari sejumlah uang dengan nominal besar, tentu saja dengan syarat PSGC tak perlu tampil ngotot melawan PSBC. Namun yang jelas tawaran ini diajukan langsung ke manajemen dan jajaran kepelatihan. Saat diklarifikasi langsung kepada pelatih Heri Rafni Kotari, dia pun membeberkan semuanya. Tak tanggung-tanggung , tawaran ini dilakukan secara terbuka dan blak-blakan dengan mendatangi hotel dimana PSGC menginap. \"Ya memang betul tawaran itu ada, mereka datang ke hotel dan meminta kita untuk kalah,\" katanya. Tindakan tak sportif ini sebenarnya bukanlah hal baru dalam sepak bola Indonesia, Heri pun mengakui saat bertanding melawan tim-tim lain, lazim dia mendapatkan iming-iming seperti ini, hanya saja saat melawan PBFC dia mendapat tekanan yang lebih berbeda. \"Yang kali ini memang lebih ngotot dan frontal,\" tuturnya. Ada dua tipe match fixing dalam pertandingan sepak bola, pengaturan skor untuk judi bola atau pengaturan untuk membantu salah satu tim menang. Saat ditanyakan, tawaran apakah yang diajukan ke PSGC, Heru mengelak dan enggan memberi jawaban. Secara singkat dia berkata timnya hanya diminta mengalah, soal siapa otak di belakang semua itu, dia menyerahkan semua ke publik. Kegelisahan serupa juga dirasakan tim Persiwa Wamena. Kendati begitu, pelatih Mahmudiana bersyukur tawaran itu belum sempat sampai ke dirinya. Hanya saja dia mengakui dengan kondisi finansial tim yang sedikit seret, maka akan membuka celah pengaturan skor yang dilakukan beberapa oknum pemain. \"Ya mungkin saja bisa, tapi saya yakin dan berharap anak-anak tak akan melakukan itu,\" katanya. Di atas kertas, kekuatan PSGC dan Persiwa memang jauh dibandingkan dengan calon lawannya. Di babak delapan besar, mereka hanya bisa mengemas poin empat dari sekali menang, sekali seri dan empat kali kalah. Lolosnya mereka ke semifinal pun berkat hadiah, akibat noda sepak bola gajah yang melibatkan PSS Sleman dan PSIS Semarang. Hal ini berbeda dengan PBFC atau Martapura FC. Meski nada-nada minor selalu terdengar, kedua tim ini memang memiliki kedalam skuat dan finansial yang cukup mumpuni. Dalam soal persiapan, dua tim inipun tak mengalami fase bubar seperti PSGC atau Persiwa Wamena. \"Semenjak kevakuman sementara akibat insiden PSS-PSIS, tim kami tetap berlatih seperti biasanya. Tak ada kata libur, kita harus kerja keras untuk bisa mencapai ISL,\" kata pelatih Iwan Setiawan. (wam/jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: