Setoran Naik Bikin Pusing Sopir
Animo Masyarakat Naik Angkot Menurun MAJALENGKA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar bukan hanya dikeluhkan penumpang angkutan perkotaan (angkot). Para sopir angkot pun mengeluhkan hal serupa. Sebab, dengan naiknya harga BBM, maka semua kebutuhan operasional, termasuk setoran kepada majikan pun ikut naik. Hal tersebut diakui Yoyon, salah seorang pengemudi atau sopir angkot di wilayah Kabupaten Majalengka. Menurutnya, sepekan pasca kenaikan harga BBM, majikan pemilik angkot pun langsung membuat perhitungan ulang dengan menaikkan setoran harian dari para sopirnya. “Bukan penumpang aja yang ngeluh tarif nambah mahal. Kita juga merasa terbebani dikejer setoran yang naik. Jadi, mau tidak mau, kita harus menghitung ulang berapa penghasilan hariah kalau mau aman uang setoran dan nyari lebihan uang makan,” keluhnya. Meski demikian, dia enggan menyebutkan berapa besar jumlah kenaikan setoran harian sopir angkot kepada majikannya pasca kenaikan harga BBM bersubsidi ini. Namun yang jelas, untuk memenuhinya, mau tidak mau mesti dibebankan kepada ongkos penumpang, tapi tidak sampai melampaui batas atas tarif yang ditetapkan Organda. “Ya mau gimana lagi, kita kan nggak mau terus-terusan nombokin setoran. Bahkan kalau perlu harus nyari uang makan yang banyak dari kelebihan setoran, buat ngasih makan anak istri dan kebutuhan rumah tangga lainnya yang harganya sudah mulai pada naik. Yang narik mobil punya sendiri sih enak nggak usah mikirin nutup setoran,” jelasnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari sejumlah sopir yang enggan disebut namanya, kenaikan setoran angkot bervariasi. Jika sebelumnya setoran angkot trayek tertentu dipatok oleh majikannya sebesar Rp50 ribu atau Rp60 ribu per hari, ada yang naik sampai Rp70 ribu atau Rp80 ribu per hari. Problematika lainnya yang dihadapi sopir angkot, di antaranya menurunnya minat penumpang untuk naik angkot pasca kenaikan harga BBM. Misalnya, anak sekolah yang biasanya naik angkot untuk berangkat sekolah, jadi diantar oleh orang tuanya sekalian berangkat kerja, dengan alasan penghematan. Jadi, mereka menilai wajar jika ada para sopir yang sesekali meminta bayaran ongkos lebih besar sedikit kepada para penumpangnya, atau kembalian sebesar Rp500 dari ongkos yang diberikan penumpang kadangkala minta dipaskan saja, lumayan untuk nambah-nambah nutup setoran. “Sistemnya kaya semacam subsidi silang. Misalnya, ada karakter penumpang yang kekeuh tidak mau membayar ongkos sesuai tarif yang sudah dinaikkan. Daripada ribut terus mengganggu penumpang lainnya, disiasati dengan meminta kembalian dari penumpang yang bayarnya kelebihan lima ratus perak, minta dipaskan kembaliannya, tapi nggak maksa, kalau penumpangnya mengikhlaskan, kan lumayan,” tuturnya. Sekretaris DPC Organda Kabupaten Majalengka Wawan Mulyawan mengatakan, setelah kenaikan harga BBM premium yang mencapai 31 persen, pihaknya telah mengeluarkan imbauan yang didasari atas hasil rapat melibatkan pihak terkait pada 16 November lalu. “Hasilnya rapat memutuskan kenaikan tarif angkutan di Kabupaten Majalengka direncanakan sebesar 31 persen dari tarif sebelumnya, namun Organda mengeluarkan imbauan agar angkot yang beroperasi di wilayah kabupaten Majalengka menaikkan Rp1.000 dari tarif lama,” imbuhnya. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: