Noktah Hitam Semifinal

Noktah Hitam Semifinal

SIDOARJO - Kemenangan dramatis Pusamania Borneo FC (PBFC) atas PSGC Ciamis dalam Laga semifinal Divisi Utama sore kemarin, tercoreng oleh isu-isu miring sebelum pertandingan yang mengindikasikan adanya upaya pengaturan skor. Seperti diketahui, kubu PSGC mengklaim ada seorang match fixer yang mencoba meminta PSGC tak terlalu berjuang habis-habisan. Enam jam jelang kick-off pertandingan di mulai, website resmi klub PSGC bahkan secara berani bicara blak-blakan soal upaya insiden dan kronologis penyuapan itu. Dalam berita rilisnya, isu penyuapan santer terdengar saat tim masih stay di Ciamis. Karena itu, untuk mengantisipasi komunikasi antara match fixer dan pemain, pihak klub melarang pemain menggunakan handphone selama di Sidoarjo. Setibanya di Sidoarjo, pada saat pemain hendak keluar hotel untuk membeli keperluan pribadi malam hari, seorang match fixer mencoba mendekati para pemain. Diantara yang didekati adalah Kiper Muhammad Irpan, bek Dedeyan Surdani dan gelandang bertahan, Morris Power. \"Saat saya hendak membeli keperluan pribadi ada seseorang berbadan tinggi besar menghampiri seolah-olah sudah kenal dekat, mereka meminta kita untuk tak bermain maksimal,\" ujar Morris Power, seperti dikutip dari wesbite resmi PSGC. Mendapat tawaran ini, para pemain langsung melapor kepada jajaran manajemen dan pelatih. Berdasarkan data yang didapat dari sumber anonim, tawaran yang diajukan berkisar antara Rp300-500 juta. Setelah mendapat info dari pemain, rapat dadakan pun langsung dilakukan. Siapa sangka, di sela-sela rapat itu, pihak satpam hotel melaporkan kepada tim, ada seseorang yang ingin bertemu dengan bek Dedeyan Surdani. Sang match fixer itu menunggu di restoran cepat saji dekat hotel. Tim sepakat untuk mengirim Deden menemui match fixer itu, tapi dengan syarat beberapa orang pelatih dan manajer harus ikut serta menguntit dari belakang. Setiba di restoran, adu argumen dan baku hantam pun tak bisa terelakan. \"Iya memang betul, dia sempat kami pukuli dan paksa mengaku,\" ucap bendahara tim Erwan Darmawan. Berdasarkan pengakuan ke website resmi PSGC, pelatih Heri Rafni Kohari mengaku tak asing dengan sosok yang coba menyuap anak asuhnya itu. \"Dia mantan pemain sepak bola juga,\" tuturnya. Saat diminta tanggapan soal keberaniannya dan tim PSGC yang bicara blak-blakan soal akan adanya indikasi penyuapan. \"Ya mau bagaimana lagi, sudah terlanjur diungkap. Kita papar saja semuanya, toh inipun demi kebaikan sepak bola kita semua,\" katanya setelah pertandingan, kemarin. Kendati begitu, dia tetap merasa bangga dengan anak asuhnya. Isu ini nyatanya tak memengaruhi anak-anak PSGC tampil fight hingga memaksa PBFC mengakhiri pertandingan lewat adu penalti. \"Bagaimanapun, saya salut kepada anak-anak. Meski kalah, kami kalah secara terhormat,\" tandasnya. (wam/jar/ko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: