Sama-sama Rapuh di Lini Depan dan Tengah
SIDOARJO - Meski sudah memastikan diri lolos ke Indonesia Super League (ISL), dua tim Pusamania Borneo FC (PBFC) dan Persiwa Wamena harus bentrok di laga final untuk menentukan siapa yang terbaik di kompetisi kasta kedua Indonesia ini. Dalam laga yang dijadwalkan berlangsung sore nanti di GOR Delta, Sidoarjo ini, pelatih PBFC, Iwan Setiawan mengatakan rotasi lini depan akan jadi fokus utama jajaran tim pelatih. Hasil mengecewakan memang diperlihatkan barisan penyerang PBFC saat menghadapi PSGC Ciamis pada laga semifinal, sebelumnya. Tercatat, dari 15 peluang shoot on target yang dibuat, tak satupun berbuah menjadi gol. Mandulnya duet striker Fernando Soler dan Febri Setiadi Hamzah membuat PBFC harus mengakhiri laga lewat adu penalti. Buruknya penyelesaian akhir menjadi penyebab itu, karenanya dia tak ingin laga melawan PSGC terulang sore nanti. \"Saya pikir kami memang memiliki masalah di lini depan, kami solid di tengah tapi setelah bola dialirkan ke sepertiga daerah pertahanan lawan, kami selalu kebingungan,\" katanya. Tak hanya itu, suplai bola dari lini tengah yang dipimpin Danielo Fernando cs dirasa kurang bervariasi. Umpan-umpan trougball menusuk yang mengecoh lawan dirasa tak bisa dioptimalkan oleh penyerang-penyerang PBFC. \"Kami memang butuh sosok penyerang yang bisa membongkar defense lawan. Pergerakan-pergerakan cut inside harus dilakukan. Karena itu tak menutup kemungkinan rotasi lini depan bisa saja dilakukan,\" tandasnya. Dalam laga ini, PBFC mesti kehilangan beberapa pemain pilar utama akibat cedera, seperti Usep Munandar, Akbar Rasyid, Febri Setiyadi Hamzah dan Rahmat Latief. Otomatis, starting line-up akan banyak diisi pemain-pemain muda. Hal ini kontras dengan kubu lawan. Pelatih Persiwa, Mahmudiana menjelaskan timnya akan tampil lengkap. \"Tak ada yang cedera atau akumulasi kartu, semua komplet,\" tegasnya. Komplet bukan berarti tak ada masalah. Mahmudiana menyoroti bahwa ada satu masalah taktikal yang sulit untuk bisa teratasi, yakni di lini tengah. Tepatnya pada posisi Eduard Ivakdalam. Jika mencermati pertandingan kontra Martapura FC, lini belakang Persiwa cenderung pasif hingga membuat kerenggangan dengan lini depan saat menyerang. Pelatih asal Malang ini beralasan, faktor usia Edu -sapaan akrab Eduard Ivakdalam- yang jadi penyebab kenapa dia mengintruksikan Edu bermain lebih dalam. \"Kalau misalkan dia ikut naik ya habislah, baru main 15 menit pasti sudah minta diganti. Kita rasional saja, memanfaatkan potensi dan tenaga yang ada,\" katanya. Dengan pola 4-3-3, Mahmudiana berujar, dua gelandang di tengah akan lebih bermain merapat ke tengah, mendekat pada Edu. Dia akan mencoba meminimalisir bermain melebar menarik garis horizontal di garis tepi lapang. Hal ini dilakukan tentu saja untuk melindungi Edu agar bisa mengontrol jalannya pertandingan dari belakang. \"Dia masih bagus untuk kontrol permainan. Aliran bola ke sayap juga rata-rata dia yang lakukan,\" tukas Mahmud. (wam/yan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: