NPCI Tuding Tim Manajer Diskriminatif
CIREBON – Sekretaris Umum National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Cirebon, Eko Prasetyo menyindir sikap Tim Manajer Kontingen Kota Cirebon. Menurut Eko, pada pelaksanaan Pekan Paralympic Daerah (Peparda) Jabar IV/2014 di Kabupaten Bekasi, 12-23 November lalu, Tim Manajer bersikap diskriminatif. Sikap diskriminatif tersebut sangat kentara ditunjukkan Tim Manajer. Peparda digelar bersamaan dengan Porda Jabar XII/2014. Namun, sangat minim kehadiran anggota Tim Manajer di setiap pertandingan para atlet penyandang cacat. Monitoring dan evaluasi (monev) yang direncanakan Tim Manajer sebelum keberangkatan ke Bekasi, tidak berjalan baik. Setidaknya, itu yang dirasakan Eko selama mengikuti peparda. Tidak hanya itu, Eko menuturkan, di saat peraih emas porda mendapat bonus tambahan melalui tradisi kepretan, Tim Manajer malah terkesan acuh saat Saswita, atlet tuna daksa Kota Cirebon, menyumbangkan medali emas dari cabang panahan nomor 50 meter standar bow. “Tak ada kepretan buat Saswita. Padahal, perjuangan Saswita untuk meraih medali emas sama kerasnya denagan atlet-atlet normal di porda,” sindir Eko, kemarin (28/11). Saswita merupakan satu-satunya atlet penyandang cacat yang menyumbangkan emas bagi Kota Cirebon di Peparda 2014. Secara keseluruhan, NPCI Kota Cirebon meraih 1 emas, 2 perak dan 7 perunggu. Perak disumbangkan Sugiarto (renang nomor 50 meter gaya punggung) dan Wasli (atletik nomor lompat jauh). Selain menyumbangkan 1 emas, Saswita menyumbangkan 6 perunggu dari cabang panahan nomor 30 meter, 40 meter dan total standar bow, serta nomor 70 meter, 90 meter dan total fita recurve. Satu perunggu lainnya disumbangkan Sugiarto dari nomor 50 meter gaya dada. Pencapaian ini jauh menurun dari peparda empat tahun sebelumnya. Pada 2010, saat peparda digelar di Kota Bandung, NPCI menyumbangkan 5 emas, 4 perak dan 2 perunggu. Penurunan prestasi itu karena Rudiyanto dan Hendrik hijrah keluar Cirebon. Tahun ini, Rudiyanto membela Kabupaten Cianjur dengan raihan 3 emas dari nomor lari 100, 200 dan 400 meter putra. Sedangkan Hendrik yang turun dengan bendera Kabupaten Bandung meraih 2 emas dari nomor lempar cakram dan tolak peluru, serta 1 perak dari lempar lembing. “Kepindahan Rudiyanto dan Hendrik juga dilatarbelakangi minimnya perhatian Pemerintah Kota Cirebon terhadap atlet-atlet penyandang cacat,” ujar Eko. Ketua Tim Manajer Kontingen Kota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH mengakui, konsentrasi anggotanya selama di Bekasi memang tersedot pada pelaksanaan porda. Meski dilaksanaan bersamaan dengan porda, peparda tidak terkontrol dengan baik. “Tingginya gengsi di porda menyebabkan perhatian kami terkonsentrasi di sana. Mewakili Tim Manajer, saya minta maaf kepada NPCI. Bukan maksud kami bersikap diskriminatif,” tuturnya. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: