Timur Turki Hancur, 270 Tewas
ANKARA- Gempa bumi berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah timur Turki pada Minggu siang lalu (23/10). Gempa itu meluluhlantakkan Kota Van dan Ercis, sekitar 100 kilometer di utara. Dua kota di wilayah dekat perbatasan dengan Iran tersebut hancur. Tercatat lebih dari 200 guncangan susulan melanda kawasan tersebut sejak gempa kali pertama terjadi selama sekitar 25 detik pada pukul 13.41 waktu setempat (sekitar pukul 18.41 WIB). Episentrum gempa berlokasi sekitar 55 mil (sekitar 90 km) selatan Ercis pada kedalaman sekitar 20 km. Hingga kemarin (24/10), korban tewas akibat gempa itu telah mencapai 270 orang dan ratusan lainnya hilang. Ada estimasi bahwa korban jiwa, sesuai dengan skala gempa, bisa mencapai 1.000 orang. Laporan sementara yang dirilis pemerintah menyebutkan bahwa total sekitar 970 gedung dan bangunan ambruk atau roboh akibat gempa tersebut. Kota Ercis yang berpenduduk sekitar 75.000 jiwa rusak terparah. Kantor Berita Anatolia, mengutip pejabat pemerintah, menyatakan bahwa lebih dari 170 korban tewas ditemukan di Ercis. Sisanya merupakan warga Kota Van. Saking kuatnya gempa, hampir seluruh bangunan dan gedung bertingkat di sekitar episentrum rata dengan tanah. Di Ercis, 80 gedung bertingkat ambruk. Itu belum termasuk rumah warga dan bangunan satu lantai yang berjumlah ratusan. Selain korban tewas yang telah berhasil dievakuasi, masih ada ratusan orang lain yang diperkirakan tertimbun di bawah reruntuhan bangunan. Menurut Kantor Berita Dogan, 24 orang berhasil ditarik dari reruntuhan bangunan dalam kondisi selamat dua jam setelah tengah malam. Kemarin empat korban selamat berhasil diangkat dari balik reruntuhan bangunan di Ercis. “Yalcin Akay berhasil kami angkat dari reruntuhan gedung enam lantai dengan luka di bagian kaki. Bantuan datang setelah dia berhasil menelepon polisi lewat telepon genggamnya,” kata petugas kepada Kantor Berita Anatolia. Selain Akay, petugas juga menyelamatkan tiga korban lain. Dua di antaranya bocah. Gempa yang melukai sedikitnya 1.000 orang itu juga menyebabkan puluhan siswa di Ercis terkubur reruntuhan gedung. Hingga kemarin proses evakuasi dengan tangan kosong maupun alat berat terus berlangsung. “Korban tewas saat ini tercatat sekitar 270 orang,” terang Menteri Dalam Negeri Turki Idris Naim Sener. Unit darurat kantor Perdana Menteri (PM) Recep Tayyip Erdogan mengerahkan sekitar 2.400 personel petugas SAR untuk membantu proses evakuasi di 45 kota. Terutama, di kota-kota yang mengalami kerusakan terparah di Provinsi Van. Untuk mendukung kinerja tim SAR, pemerintah juga mengerahkan sedikitnya 200 ambulans ke lokasi bencana. “Saat ini, personel dari sekitar enam batalion militer terlibat dalam aksi pencarian dan evakuasi korban,” kata Menteri Kesehatan Recep Akdag. Militer pun mengerahkan dua helikopter, empat ambulans udara, serta pesawat kargo C-130 ke lokasi bencana. Pesawat kargo tersebut bertugas mendistribusikan bantuan berupa tenda dan makanan serta obat-obatan. Bulan Sabit Merah Turki menyediakan sebagian besar kebutuhan logistik korban. Hingga kemarin, 7.500 tenda, sekitar 22.000 selimut, 4.000 penghangat, dan 1.000 kantong mayat telah dikirimkan ke lokasi. “Kami juga mengirimkan sekitar 21 dapur keliling dan armada pembuat roti keliling ke Kota Van,” ungkap organisasi kemanusiaan tersebut. Kemarin Bulan Sabit Merah Turki mendirikan sebuah tenda darurat di stadion Ercis. Dari sana, para petugas bisa memantau evakuasi dan kondisi korban dengan lebih baik. Namun, kondisi medan yang tak mendukung menghambat proses evakuasi. Terkait bencana tersebut, Kementerian Keuangan Turki membekukan utang warga di Provinsi Van selama setahun. Karena pusat gempa berada di perbatasan Turki dan Iran, guncangan pada Minggu lalu juga terasa sampai ke Negeri Para Mullah. Khususnya, di kawasan barat laut Iran. Warga di kota-kota utama yang berbatasan dengan Turki sempat panik. Mereka berhamburan untuk mencari selamat. Tetapi, hingga kemarin tidak ada laporan korban jiwa di negara yang dipimpin Presiden Mahmoud Ahmadinejad tersebut. Kemarin Iran mengirimkan bantuan khusus ke Turki. Sebanyak 20 sukarelawan dan 20 ambulans tiba bersama sejumlah makanan, 50 tenda darurat, dan obat-obatan di Van. Selanjutnya, para sukarelawan itu bergabung dengan tim SAR Turki untuk mencari dan mengevakuasi korban. Selain Iran, dua negara lain yang berdekatan dengan Turki juga mengirim bantuan. Yakni, Azerbaijan dan Bulgaria. Sebenarnya, beberapa negara lain menawarkan bantuan ke Turki. Termasuk, tiga negara yang tengah bermasalah dengan Turki. Yakni, Israel, Yunani, dan Armenia. Tapi, Erdogan dan pemerintahannya menolak. “Sejauh ini kami bisa bertahan. Apalagi, Iran, Azerbaijan, dan Bulgaria telah membantu,” kata pemimpin 57 tahun tersebut. Simpati juga terus mengalir ke Turki. Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pun menyatakan prihatin atas bencana alam yang memorakporandakan provinsi di timur negara tersebut. “Kami terus mengikuti perkembangan yang terjadi di sana dan siap membantu jika diperlukan,” kata Obama dalam pernyataan tertulis yang dirilis Gedung Putih kemarin. Bagi warga Turki, khususnya warga Van, gempa bumi bukan baru kali ini terjadi. Sedikitnya, dua gempa dahsyat pernah mengguncang negara tersebut. Yakni, gempa pada 1999 yang merenggut sekitar 20.000 nyawa dan gempa 1976 di Kota Caldiran, Provinsi Van, yang menewaskan sedikitnya 3.840 orang. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: