Terlalu Cepat Puas

Terlalu Cepat Puas

3 Indonesia U-16 v Singapura U-16 1 JAKARTA - Timnas Indonesia U-16 kembali meraih kemenangan di laga Internasional kedua mereka. Kali ini menaklukkan Singapura U-16 dengan skor 3-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) kemarin sore (5/12). Namun, Pelatih Fachry Husaini sedikit kecewa dengan mentalitas pemainnya. Tiga gol timnas di babak pertama, melalui Bayu Yudha pada menit ke-2 dan 43, serta satu gol dari Gunansar Papua Mandowen  pada menit ke-45, tak sejalan dengan performa di babak kedua. Tak mampu menambah gol, skuad Garuda Muda justru kebobolan pada menit ke-76 oleh Khairul Hairie. Meski tampil dengan pemain berbeda dibanding saat menang 3-2 atas Vietnam, Rabu (3/12) lalu, timnas memang sukses menampilkan performa lebih kompak. Tapi, di babak kedua, lanjut Fachry, kekompakan itu hilang. \"Permainan bagus, meskipun banyak kesempatan gol terbuang. Tapi, fokus saya saat ini untuk mengubah mental mereka, jangan mudah puas dan merasa sudah menang saat ungul tiga gol,\" katanya. Pelatih asal Bontang, Kalimantan Timur, itu kecewa karena pemain seperti kehilangan sentuhan permainan tim saat babak kedua. Setiap pemain dianggapnya ingin menunjukkan skillnya kepada penonton. \"Permainan tim kami seperti hilang, ego individu yang muncul. Di sepak bola unggul tiga gol itu tetap tak boleh lengah. Tapi itu juga wajar, mereka masih anak-anak, harus kami ingatkan ke depan,\" tuturnya. Mentalitas dan sisi psikologi memang menjadi salah satu fokus yang harus didisiplinkan oleh Fachry. Karena itu, dia juga terlihat tak senang, saat pemainnya diwawancara media usai pertandingan. Bayu yang menjadi bintang di laga kemarin dengan dua golnya dan pergerakan yang bagus, menjadi incaran untuk dimintai komentar. Sayang, dengan tegas Fachry melarang wartawan untuk wawancara. Alasannya, dia tak mau ada sosok pemain yang dibintangkan di timnya. Bagi Fachry, di timnas usia muda tidak ada bintang yang harus didewakan sebagai pemain terbaik, atau ditokohkan di tim. Dia ingin pemain tertanam sikap yang rendah hati, dan merasa semua adalah karena tim. \"Jangan sampai di tim saya nanti ada pemain yang menjadi seperti Evan Dimas  di U-19. Tidak ada bintang di timnas yang saya latih. Semua adalah bintang, bintangnya ya tim ini,\" ungkapnya. Jika dimunculkan kesan kebintangan itu, dia khawatir image timnya nanti akan seperti U-19. Karakter tim usia muda, menurut Fachry harus ditanamkan pondasi mentalitas yang bagus. \"Saya tidak mau belum apa-apa merasa besar kepala karena diwawancara media. Saya minta teman-teman, jangan ada pemain yang diwawancara khusus, saya pelatih saya wajib jaga mentalitas anak-anak,\" tegas dia. (aam/ko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: