Densus Tangkap Adik Hayat

Densus Tangkap Adik Hayat

Polri Telusuri Rencana Serangan 28 Oktober JAKARTA - Polri terus mengem­bangkan penyidikan serangan bom Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Solo, Jawa Tengah. Kemarin, detasemen khusus 88 Mabes Polri tetap menahan adik Achmad Yosepa Hayat berinisial T. Status adik bomber asal Cirebon ini masih terperiksa. “Kita periksa sampai hari Minggu (30/10) besok,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam kemarin (26/10). Polri memang punya UU Anti Terorisme yang memberi kewenangan menangkap dan memeriksa orang yang diduga terlibat dalam tindak pidana terorisme. Menurut mantan Kapolda Jatim itu, T ditangkap di Bandung pada 23 Oktober lalu. Dia dibekuk tanpa perlawanan. “Kita menahan yang bersangkutan di suatu tempat,” katanya menolak menyebit lokasi. T adalah seorang pegawai swasta yang bekerja di Bandung. Dia diduga mengetahui pelarian Hayat namun tidak melapor pada aparat. Jika itu terbukti, T sudah bisa dijerat dengan pasal menyembunyikan informasi. “Kita lihat perkembangannya dalam beberapa hari ini,” katanya. Peledakan bom GBIS Solo dilakukan oleh Hayat dengan menggunakan bom yang dirakitnya sendiri. Setidaknya, itu kesimpulan awal dari tas ransel warna hijau yang ditemukan di sebuah warnet tempat Hayat browsing. Di ransel itu ada sisa-sisa kabel, mur dan paku yang digunakan untuk memperkuat daya bunuh bom low exsplosive ini. Secara terpisah, aparat intelijen anti teror Polri saat ini juga sedang menelusuri informasi adanya rencana serangan sejumlah orang pada 28 Oktober 2011 besok. Pesan berantai itu disebar melalui BlackBerry Messenger (BBM). Dalam pesan yang salinannya diterima Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) disebutkan, sebuah kelompok sudah mengadakan rapat di Sumenep, Madura untuk melakukan teror di Jakarta. Aksi teror itu dilakukan menumpangi demonstrasi mahasiswa dalam rangka peringatan sumpah pemuda 28 Oktober. “Kita sikapi secara proporsional dan serius,” ujar sumber Jawa Pos kemarin. Dalam BBM itu disebutkan ada pertemuan lanjutan setelah pertemuan di Sumenep. Yakni pada 29 September 2011 di sebuah tempat di Semarang. ”Pertemuan dipimpin A dari Sukasada, Bali, dengan komando Tauhid wal Jihad,” begitu bunyi bbm tersebut. Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengaku belum mengetahui pesan berbau teror itu. “Yang jelas untuk aksi pengamanan demonstrasi 28 Oktober akan dilaksanakan secara maksimal dengan komando Kapolda Metro Jaya,” katanya. (rdl/iro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: