Usai Futsal, Haris Tewas Dikeroyok

Usai Futsal, Haris Tewas Dikeroyok

KUNINGAN - Uwarsih orang tua Haris Solehudin (15) siswa MTsN Cigugur yang didu­ga tewas dikeroyok siswa se­buah MTsN lainnya usai pertan­dingan futsal, histeris melihat keranda mayat berisi jenazah anak bungsunya. Ibu empat anak itu terus menangis melihat putranya dimakamkan. “Rek kamana dede, rek kamana dede (mau kemana dede),” teriaknya. Dengan sigap, kerabat korban memapah Uwarsih ke dalam rumah. Wajar saja istri dari Haryono itu bersedih karena dari empat anak yang dimiliki, sekarang tinggal satu orang lagi karena dua orang sebelumnya sudah meninggal (sebelum Haris). Haryono sendiri mencoba tegar meski raut mukanya tidak bisa dibohongi. Jenazah Haris baru dimakamkan hari Minggu (21/12) pukul 11.00 WIB kemarin, setelah terlebih dahulu diotopsi. Meski kematiannya diduga dikeroyok usai pertandingan futsal antara MTsN Cigugur dan MTsN Sindangsari di GOR Ewangga dalam ajang Porseni Tingkat MTs se-Kabuparten Kuningan. Namun hingga Minggu sore penyebab kematian korban belum ada kepastian. Berdasarkan informasi, pada pembukaan Porseni Sabtu (20/12) itu dibuka dengan pertandingan futsal. Selama pertandingan antar pendukung kedua tim saling ejek termasuk Haris ikut di dalamnya. Entah karena ejekan Haris dinilai kasar oleh pendukung lawan, usai pertandingan ia ditemukan terkapar di luar GOR Ewangga sekitar jam 13.35 WIB. Selain terkapar korban dalam kondisi pingsan dan terdapat beberapa luka di bagian tangan dan pelipis. Teman-teman korban langsung membawanya Haris ke warung. Ternyata di warung korban muntah-muntah. Pemilik warung yang bernama Nurhari langsung menyarankan siswa untuk membawa korban ke rumah sakit bersama gurunya karena melihat kondisi korban parah. Namun, setelah dibawa ke RS Juanda oleh gurunya, nyawa Haris tidak tertolong. Korban pun langsung dibawa ke kamar mayat RSUD 45 Kuningan. Kematian korban membuat kegiatan Porseni dihentikan dan pihak kepolisian langsung bergerak cepat dengan memanggil para saksi yang berjumlah 22 orang, baik warga sekitar pelajar hingga para guru. Hingga pukul 23.00 WIB mereka dimintai keterangan mengenai kronologis kematian siswa kelas 2 itu. Sementara itu, Wakapolres Kompol Dian Setiawan kepada wartawan mem­benarkan kejadian tewasnya Haris usai pertandingan futsal. Tapi, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya korban. Sementara itu, pada Minggu pagi tim forensik dari Polda Jabar melakukan otopsi. Namun, hasilnya belum diketahui karena menunggu kesimpulan. Awalnya pihak keluarga meminta kepada Kepala MTsN Model Cigugur Drs H Iman Nuryaman MA untuk tidak dilakukan otopsi mayat. Namun, pihak sekolah tidak bisa mengabulkan karena bukan kewenangan pihak madrasah. “Saya ikut mengantar dan ketika akan diotopsi saya melihat ada luka di bagian dada kiri, pingggang dan tangan. Saya tidak tahu apakah itu karena pukulan, namun pasti saya melihat langsung ada luka,” ujar salah seorang yang ikut mengantar yang enggan disebutkan namanya. Sementara itu, Kepala MTsN Cigugur Drs H Iman Nuryaman MA mengaku yakin kalau Haris bukan tewas karena dikeroyok. Apalagi korban sendiri bukan termasuk kategori siswa nakal. “Pendapat pribadi saya bukan karena dikeroyok. Saya pun ketika bertemu dengan pihak keluarga hanya bisa mengatakan semoga Haris meninggal bukan karena dikeroyok,” jelasnya. Karena belum ada kepastian mengenai penyebab kematian, Iman meminta semua pihak untuk menunggu hasil otopsi. Sebab, kalau menduga-menduga nantinya akan menjadi fitnah. Terpisah, Kepala MTsN Sindangsari Drs H Uhandi menyebutkan, setelah diperiksa hingga pukul 23.00 WIB, 15 siswa yang diperiksa mengaku tidak melakukan aksi pengeroyokan. Dengan adanya kepastian ini, maka berharap tidak ada tuduhan yang menyudutkan siswa. “Kami berharap adanya pelurusan informasi karena tidak ada aksi pengeroyokan. Kalau pun terjadi lecet atau ada sesuatu karena korban ada bekas operasi dan juga korban menendang-nendang motor,” ucap dia. Informasi yang beredar di masyarakat seolah menyudutkan siswa MTsN Sindangsari. Pihaknya berharap semua menunggu hasil otopsi agar ada kejelasan pasti. Sementara itu, kejadian tewasnya Haris, membuat Ketua Tim Penggerak PPK Kuningan Hj Ika Acep Purnama melayat ke rumah duka. Selain menyampaikan belasungkawa, istri orang nomor dua di Kuningan itu memberikan santunan. “Insya Allah Ibu Bupati bakal melayat hari Selasa karena pada hari Senin beliau menerima penghargaan di Jakarta. Kami, berharap kematian Haris menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak,” ucapnya. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: