Hari Ini Kembali Latihan Usai Umrah

Hari Ini Kembali Latihan Usai Umrah

JAKARTA - Rencana Persib Bandung dalam mengisi masa pramusim mereka hancur berantakan karena jadwal kick-off Indonesia Super League (ISL) yang dimajukan menjadi 1 Februari dari rencana 15 Februari 2015. Agenda ke Italia pun harus dibatalkan karena jadwalnya dianggap terlalu mepet dengan pelaksanaan kompetisi. Apalagi, Persib akan tampil di final Inter Island Cup (IIC) melawan Arema Cronous pada 27 Januari. Namun, gagalnya pemusatan latihan ke Italia tidak membuat semua pemain Persib kecewa. Bagi pemain belakang, Tony Sucipto, justru merasa kalau training centre (TC) di dalam negeri lebih bagus ketimbang di luar negeri. Sebab, cuaca Italia yang dingin tidak cocok dengan iklim Indonesia, meski Persib akan melawan tim lain di Asia di Liga Champions Asia (LCA) atau Piala AFC. “Ini hanya pemikiran lain. Mungkin lebih baik Persib TC di Indonesia saja karena cuaca yang sama waktu kompetisi (Indonesia Super League). Kalau di sana (Italia) dingin tapi di sini panas, kami bisa babak belur,” ujarnya wartawan belum lama ini. Selain faktor cuaca, jarak antara waktu pemusatan latihan dengan laga-laga skuad besutan Djadjang Nurdjaman itu juga menjadi pertimbangan Tony. Karena selain bertanding melawan Arema di final IIC dan Persipura yang disebut-sebut akan menjadi lawan Persib di partai pembuka ISL, Persib juga akan bertanding melawan Hanoi T&T pada 10 Februari. Laga itu memang akan menentukan langkah Persib di kompetisi antar klub Asia. “Persiapan dengan waktu yang mepet harus di-press. Makanya persiapan di sebaiknya Bandung atau di tempat yang tidak jauh,” tutupnya. Sejak terakhir melakukan latihan bersama pada 8 Desember, para punggawa Persib baru akan berlatih, Senin (22/12) hari ini. Itu karena Atep cs melangsungkan ibadah umrah sebagai bonus mereka meraih juara musim lalu. Namun, meski begitu pelatih fisik Persib, Yaya Sunarya mengatakan kosongnya agenda latihan selama 2 pekan bukan alasan fisik pemain menjadi kendor dalam melahap menu latihan dalam beberapa hari ke depan. “Kemarin, kita libur tapi bukan jadi halangan kalau kalian (pemain) tidak mencapai target yang ditetapkan. Artinya pemain harus berbuat mencapai target yang kita inginkan di setiap latihan. Kita berikan kepercayaan libur kepada pemain karena kita percaya pemain bisa menjalankan itu,” ujarnya. Di musim lalu ketahanan fisik Konate Makan dan kawan-kawan menjadi salah satu kunci sukses Maung Bandung menjadi juara di akhir kompetisi. Hal itu mengingat skuat arahan Djadjang Nurdjaman tersebut hanya dihuni oleh 21 pemain. Bagi Yaya, faktor keberhasilan itu dibangun dari pelatihan fisik yang ketat ditambah kepercayaan tim pelatih kepada pemain untuk tetap berlatih sendiri ketika libur latihan. “Dengan saling percaya ini, alhamdulillah kita bisa menghasilkan sesuatu yang ketika datang kita pres dan kita tahu apa yang kita perbuat, setelah latihan misalnya ada waktu libur lagi satu minggu udah kita pres lagi langsung,” sambungnya. Pelatih yang juga pernah menjadi pelatih fisik tim nasional itu mengatakan, para pemain Persib memang selalu dipaksa untuk bekerja keras dalam berlatih. Imbasnya di dalam pertandingan, armada Djadjang Nurdjaman bisa stabil melancarkan tekanan kepada tim lawan. “Kita selalu buat berlatih dalam tekanan, kita buat pemain ditekan fisik dan psikisnya. Contohnya, secara fisik misalnya, pemain disuruh berlari keliling lapangan dengan target satu keliling 55 detik, kalau nggak tercapai kita bikin stres secara fisik. Imbasnya yang kita harapkan nanti mereka terbiasa, karena di pertandingan pastinya akan bayak tekanan, dari penonton pelatih dan sebagainya,” tukasnya. (lis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: