Hanya Tambal Sulam Lubang

Hanya Tambal Sulam Lubang

Mestinya Kendaraan Bertonase Tinggi Dibatasi MAJALENGKA – Kualitas lapisan aspal di jalur Cirebon-Bandung nampaknya semakin berkurang dan tidak bisa menahan beban kendaraan yang semakin padat. Pasalnya, memasuki musim hujan ini makin banyak saja titik jalan yang berlubang. Namun penanganannya baru sebatas tambal sulam. Misalnya saja, jalan rusak yang berada di jalur Kadipaten-Jatiwangi tampak aktivitas para pekerja beserta peralatan dan material aspal hotmix, sibuk menambal lubang-lubang di kanan kiri maupun bagian tengah jalan. Kondisi ini tentunya cukup berpengaruh terhadap lalu lintas di dekat titik perbaikan. Meski belum diberlakukan sistem buka tutup jalan, namun para pengendara harus memelankan laju kendaraannya saat melintas di titik tersebut. Namun demikian, hal tersebut belum sampai menimbulkan kemacetan karena titik yang sedang diperbaiki bukan terletak pada daerah padat lalu lintas seperti di pasar tumpah atau pusat keramaian warga dan pelalu lintas lainya. Sementara itu, sejumalah petugas masih terus melakukan tambal sulam jalan di sepanjang jalan Kadipaten-Jatiwangi. Oleh karenanya lalu lintas maupun hilir mudik kendaraan pun terpaksa harus terganggu sementara. Seorang pengendara Maman Permana mengatakan, jalan berlubang sebelumnya memang sudah cukup banyak dan juga beberapa di antaranya berdiameter besar, sehingga hal itu cukup mengganggu para pengguna jalan terutama pengendara roda dua. Bahkan, jalan berlubang itu seringkali membuat kesal para pengendara motor. Hal ini dirasakan sejak mulai memasuki musim hujan. Hanya saja baru ditambal sekarang ini. “Sekarang diperbaiki, tapi kalau cuma sistem tambal sulam saja sih percuma, nanti juga bolong lagi. Kalau mau sekalian dibatasi kendaraan bertonase tinggi agar tidak terlalu banyak melintasi jalur ini,” tuturnya. Selain menyulitkan para pemotor, kondisi jalan berlubang itu juga cukup menyulitkan pengendara mobil, karena posisi lubang yang tengah ditambal sulam cukup banyak dan sebagianya terletak pada tikungan. Salah satu pengendara mobil, Dudung menyebutkan, para sopir mobil yang belum hafal medan seringkali kagok dan mengerem mendadak di titik itu untuk memelankan laju kendaraanya. Bukan hanya itu, para kusir delman yang biasa beroprasi melintasi titik tersebut juga merasa sangat kesulitan dengan banyaknya lubang di jalan yang tengah diperbaiki. Karena saat melintas di titik jalan berlubang maupun yang sedang diperbaiki,  mesti ekstra hati-hati mengendalikan kuda dan juga arah delmannya. Salah satu roda delmanya seringkali miring sebelah jika tidak dipijakan secara seimbang. “Mengendalikan delman di jalan berlubang lebih sulit ketimbang mengendalikan mobil truk. Karena yang harus diatur itu dua, kudanya sama arah roda delmannya. Kalau banyak jalan yang berlubang, tentunya sangat menganggu. Kadangkala kudanya sudah lolos tidak menginjak lubang, tapi malah roda delmannya yang nginjak lubang, atau sebaliknya,” keluh Engkus, salah seorang kusir yang mangkal. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: