Anggota Banser Jangan Terprovokasi

Anggota Banser Jangan Terprovokasi

Anggap ISIS Hanya Alat Amerika Serikat CIREBON - Seluruh kader Ansor dan Banser diinstruksikan agar tidak mudah terprovokasi. Hal ini menanggapi ancaman gerakan Islamic State of Irac and Syiria (ISIS) kepada ormas Banser, Polri dan TNI. Pengurus GP Ansor, Harry Saputera Gani menyebutkan sejumlah pengurus GP Ansor di daerah telah menerima instruksi dari Kasatkornas Banser. Dalam instruksi itu, menyebutkan agar pemberitaan yang berisi tantangan terhadap Banser, maka diinstruksikan semua anggota Banser untuk tidak mudah terprovokasi. Selanjutnya, agar kader Banser melakukan konsolidasi melalui satuan khusus Densus 99 Asmaul Husna, mulai tingkat provinsi (satkorwil), kabupaten/kota (satkorca) hingga tingkat kecamatan dan kelurahan. Dengan memastikan keberadaan personalia sebagaimana pedoman yang ada. Kemudian, mencatat, mendata dan melampirkan seluruh kejadian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi densus 99. “Kita juga akan selalu koordinasi dan komunikasi dengan para komandan Banser, pimpinan GP Ansor di tingkatannya, pimpinan NU dan para kyai NU, dalam melakukan giat dan aktivitas Densus 99, selalu merapatkan barisan dan tetap dalam satu komando, di bawah ketua umum PP GP Ansor,” sebutnya. Tokoh Nahdlatul Ulama Cirebon, Drs Sutejo MAg mengatakan agar semua ormas bisa memperkuat internal organisasi. Hal ini guna mencegah paham ISIS masuk ke masyarakat dan umat muslim di Indonesia. Dikatakan dia, kesolidan organisasi harus dilakukan agar tidak disusupi oleh gerakan ISIS. Lantas kenapa Banser NU dijadikan sebagai sasaran ancaman? Mengenai hal ini, Kiai Tejo memiliki argumennya sendiri. Menurut dia, selama ini Banser NU cukup konsisten dan satu-satunya ormas Islam yang peduli terhadap perdamaian dan persatuan umat beragama. Sebagai contoh, banser nu merupakan salah satu pasukan yang mengawal gereja-gereja saat acara natal. Selain itu, dalam kasus LDII pun Banser ikut mengawal. Rupanya ideologi NU yang juga menyebutkan tudingan Banser, TNI dan Polri ikut berkoalisi dengan Amerika merupakan salah besar. Justru ia menilai, adanya isu ISIS ini merupakan alat bagi Amerika untuk memecah belah umat Islam. “Mereka yang memutarbalikan fakta, kita tidak pernah berkoalisi dengan Amerika, justru saya menduga ISIS ini hanya alatnya Amerika,” tukasnya. Menurut pria yang juga menjabat Ketua LPT NU Kabupaten Cirebon ini, secara pribadi ia berpendapat paham ISIS ini tidak mungkin berkembang di Suriah. “Suriah ini salah satu negara yang cukup sulit di masuki oleh Amerika, justru ISIS ini bisa jadi hanya buatan Amerika saja,” cetusnya. Terpisah, Ketua PC Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Ali Murtadho menilai, keberadaan ISIS di wilayah 3 Cirebon terhitung belum mengkhawatirkan. “Sebelumnya kita dengan kapolres yang lama sudah merencanakan mengadakan seminar bahaya ISIS, tapi karena belum mengkhawatirkan jadi belum ada koordinasi selanjutnya,” ujar Ali, kepada Radar, Sabtu (27/12). Meski demikian, pihaknya mengimbau kepada semua lapisan masyarakat agar tetap berhati-hati. PCNU sudah pernah melakukan pertemuan dengan semua pihak. Melihat fakta yang ada, sampai sekarang PCNU tidak melakukan langkah antisipasi karena ancamannya belum terlihat nyata. “Tidak ada persiapan khusus untuk antisipasi. Berdasarkan laporan dari teman-teman, kondisi di Kabupaten Cire­bon masih aman. Kalau sudah meng­khawatirkan kita akan me­ngambil tindakan,” terangnya. Dia menjelaskan, ajaran ISIS sendiri membumikan khilafah, tapi ke Indonesia itu tidak bisa, karena bertentangan dengan Pancasila. Pancasila menurut NU sudah final menjadi ruh NKRI. “Lahirnya Pancasila itu merupakan sumbangsih NU dalam memperjuangkan lahirnya NKRI,” tukasnya. Sementara itu, Wakil Ketua GP Ansor Wilayah Jawa Barat, Rahmatullah Alwi SFil meng­ungkapkan, kalau ISIS benar-benar masuk ke wilayah Indonesia, pihaknya akan berkoor­dinasi dengan Ansor pusat untuk menggerakkan semua Barisan Serbaguna (Banser) dan pengurus Ansor yang ada diseluruh Indone­sia. Sebab, ISIS sungguh memba­hayakan kedaulatan NKRI. “Kuncinya satu yakni mengembalikan kepada Pancasila. Biar utuh dan matang pemahaman keagamaan dan kebangsaannya sehingga bisa menahan laju ISIS. Untuk mengantisipasi itu, kita juga akan menerjunkan kader Ansor dan Banser di setiap desa dan mereka bertugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait dengan bahaya gerakan kelompok ekstrem Islam tersebut,” ungkapnya. “NKRI dan ideologi Panca­sila merupakan harga mati bagi bangsa Indonesia, sehing­ga ge­rakan yang dapat meng­ganggu kedaulatan rakyat Indone­sia harus diberantas,” pungkasnya. Sementara itu, Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum saat dihubungi Radar mengatakan pihaknya dengan berbagai elemen masyarakat beberapa waktu lalu sudah melakukan deklarasi menolak faham dan keberadaan ISIS di Kota Cirebon di Ruang Adipura di balai Kota Cirebon. Dalam deklarasi tersebut hadir perwakilan ormas, ulama, TNI, Polri, Pemkot dan tokoh masyarakat. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Kota Cirebon menolak keberadaan ISIS. “Langkah antisipasinya sudah kita lakukan jauh-jauh hari sebelum pernyataan Abu Jandal beredar di youtube,” ujarnya. Dani pun menyampaikan telah berkoordinasi dengan satuan samping lainnya dan berkomunikasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk mencegah adanya faham ISIS maupun anggota ISIS yang masuk ke Kota Cirebon. “Kita sudah sebar intelejen, dan dari laporan yang masuk sejauh ini ISIS belum masuk dan belum ada di Kota Cirebon,”imbuhnya. Namun demikian pihaknya pun masih memantau keberadaan beberapa ormas yang kerap menggelar latihan ala militer seperti baris berbaris dan kegiatan ala militer yang seringkali dilaksanakan di alun-alun attaqwa. “Kita tidak mau under estimate, semua potensi yang mengarah ke sana kita awasi dan kita pantau perkembangannya,” ungkapnya. (jml/sam/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: