Sering Diwarnai Isu Keretakan

Sering Diwarnai Isu Keretakan

Kaleidoskop 2014, Perjalanan Jago-Jadi Tahun 2014 tercatat dalam sejarah roda pemerintahan Kabupaten Cirebon. Di bulan Maret silam  pasangan Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi dan Wakilnya H Tasiya Soemadi dilantik. Namun dalam perjalanannya, E1 dan E2 seringkali diterpa isu keretakan. TERCATAT dalam pemberitaan koran ini, sedikitnya sudah empat kali hubungan pasangan Jago-Jadi diisukan memanas. Kendati demikian, dalam beberapa kesempatan, Sunjaya dan Gotas justru menunjukkan kekompakannya. Salah satunya ketika menghadiri sebuah acara yang dilaksanakan DPC PDIP. Sunjaya dan Gotas tampil bersama untuk meredam isu keretakan di antara kedua. Kemudian, Sunjaya dan Gotas kembali tampil kompak usai rapat koordinasi dengan musyawarah pimpinan daerah (muspida) di ruang kerja bupati. Rapat yang dilaksanakan sore hingga menjelang malam itu diakhiri dengan momen Sunjaya dan Gotas memberikan keterangan kepada wartawan. Selain menunjukkan kekompakannya, isu hubungan yang kurang harmonis tak bisa ditampik sempat menjadi sorotan publik. Saat pelaksanaan mutasi pertama, wabup bahkan tak menghadiri prosesi pelantikan.  Wabup juga pernah mengungkapkan statemen terkait pembagian tugas antara bupati dan wakil bupati yang belum ada kejelasan. Hubungan keduanya kembali menjadi sorotan menjelang mutasi PNS. Meski akhirnya isu keretakan keduanya juga reda seiring penampilan Sunjaya dan Gotas di hadapan publik. Hubungan Sunjaya-Gotas kembali memanas dan sempat terjadi perang statemen di media massa, menjelang mutasi jilid dua. Dalam pernyataannya, Gotas mengancam tidak menghadiri pelantikan mutasi lantaran tidak merasa dilibatkan dalam rapat. Meski akhirnya kembali tampil kompak, Jago-Jadi kabarnya kembali bergesekan di penjaringan ketua DPC PDIP. Entah apa yang menjadi penyebab ketidakharmonisan antara mantan TNI dan mantan ketua DPRD dua periode itu. Belum setahun, namun sudah beberapa kali hubungan keduanya memanas. Pengamat Kebijakan publik, Ivan Maulana SH mengatakan, ketidakharmonisan dua pejabat publik lahir dari sebuah perkawinan kekuasaan yang terkesan dipaksakan. Ditambah lagi, belum matangnya proses pangakomodiran kepentingan dari berbagai macam pihak, sehingga dalam masa perjalanan akhirnya, setiap kepentingan yang masuk saling mendistorsi kepentingan lainnya. “Perkawinan yang dipaksakan melahirkan pola kepemerintahan yang premature, karena tidak mengakomodir sejumlah kepentingan, sehingga para OPD yang menjalankan program kerja dari visi dan misi bupati dan wakil bupati tidak tenang lantaran kondisinya seperti ini,” ujar Ivan, kepada Radar. Bahkan, terkait pengusutan kasus bantuan sosial, keuangan dan hibah APBD 2009-2012, kembali disangkutpautkan dengan unsur politis. Tapi secara pribadi,  Ivan yakin, kasus ini murni karena temuan, meski ketika dikait-kaitkan dengan kondisi pemerintahan sekarang ini ada saja yang saling terkait. “Kasus bansos ini keliatannya murni temuan dari Kejaksaan Agung, karena kejadiannya tidak hanya di Kabupaten Cirebon saja. Di kota dan kabupaten lain pun sama terjadi penyalagunaan bantuan tersebut,” katanya. Tetapi, di dalam perjalanan proses banbos ada yang mencoba untuk menunggangi. Persoalan mutasi yang selama ini dilakukan bupati merupakan start yang kurang baik. Sebab, baru berapa bulan menjabat bupati langsung melakukan mutasi dan rotasi jabatan dengan adanya open bidding (lelang jabatan). Lelang jabatan ini dijadikan sebagai alat bargaining bupati terhadap janji-janji politik saat masih kampanye dulu. “Rotasi dan mutasi yang selama ini dilakukan cenderung bagian dari starategi penerapan standar loyalitas kepada pimpinan daerah, tentunya ini sangat tidak baik. Saya berhadap kedepan tidak perlu lagi ada mutasi, tapi yang diperlukan adalah bupati bisa mengejawantahkan RPJMD secara maksimal,” imbuhnya. Dia mengatakan, dalam menangani proses hukum, dihadapkan lembaga penegak hukum jangan sampai kasus dugaan tindak pidana korupsi ini dijadikan sebagai ajang pencitraan, tapi murni untuk membarantas korupsi. “Oleh karena itu, saya berharap kepada Kejaksaan Negeri Sumber dan Kejaksaan Agung, segera menuntaskan kasus hukumnya. Ini supaya jangan terjadi polemik yang secara berkelanjutan,” ucapnya. Diungkapkannya, memasuki tahun 2015 roda pemerintahan masih saja seperti itu. Diharapkan, tahun depan mulai terlihat ada perbaikan, seiring penyusunan APBD yang murni produk Jago-Jadi. Apalagi, di tahun 2015 juga DPC PDI Perjuangan yang notabene partai pernguasa di eksekutif dan legislatif akan mengadakan perhelatan konfercab atau pemilihan ketua DPC yang baru. “Ini juga sesungguhnya momentum perubahan di Kabupaten Cirebon dengan adanya rekonsiliasi dan bisa juga pertarungan ini menjadi pertarungan antara faksi-faksi diinternal tubuh DPC PDI Perjuangan,” bebernya. Pengamat pemerintahan, Tajudin Faza SSos menilai, gesekan antara dua pimpinan daerah merupakan hal yang lumrah terjadi, sepanjang adu argumen yang terjadi untuk kebaikan Pemerintah Kabupaten Cirebon. “Pasti ada perbedaan persepsi. Itu hal yang wajar, apalagi ini kelasnya pimpinan daerah,” tuturnya. Yang terpenting, kata dia, bagaimana keduanya mengelola pola komunikasi massa, sehingga setiap perbedaan tidak lantas disimpulkan sebagai konflik. Sebab, kekompakan pimpinan daerah merupakan faktor penting dalam keberhasilan pembangunan. “Kalau kondusif, pasti pembangunan akan berjalan baik. Sebaliknya kalau tidak, justru energi akan habis hanya untuk berkonflik,” tandasnya. (sam) RIAK HUBUNGAN JAGO-JADI -          Hubungan Sunjaya-Gotas sempat jadi sorotan usai pelaksanaan mutasi pertama -          Jago-Jadi tampil kompak usai rapat koordinasi dengan musyawarah pimpinan daerah (muspida) di ruang kerja bupati. -          Wabup pernah mengungkapkan statemen terkait pembagian tugas antara bupati dan wakil bupati yang belum ada kejelasan. -          Hubungan keduanya kembali menjadi sorotan menjelang mutasi PNS. Meski akhirnya keduanya tampil kompak di hadapan publik. -          Hubungan Sunjaya-Gotas menghangat menjelang mutasi jilid dua. -          Gotas mengancam tidak menghadiri pelantikan mutasi lantaran tidak merasa dilibatkan dalam rapat. -          Gotas hadir di mutasi jilid kedua -          Jago-Jadi kabarnya kembali bergesekan di penjaringan ketua DPC PDIP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: