Data Masih Ada yang Salah

Data Masih Ada yang Salah

KEDAWUNG– Pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang berlangsung di Kantor Pos Kedawung, Selasa (30/12) berjalan lancar. Namun, ada saja masalah kemutakhiran data penerima. Berdasarkan pantauan Radar di lokasi, pembagian paket kartu sakti Jokowi itu, dijaga oleh aparat kepolisian dan satu aparat TNI ini. Ditemukan dua orang pemilik Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang tidak bisa mendapatkan tiga kartu tersebut plus uang sebesar Rp400 ribu, lantaran namanya tidak tercantum dalam daftar penerima yang dimiliki oleh Kantor Pos. Dua nama tersebut yakni, Asia dan Iis Suparsih yang beralamat di Blok Desa RT 03 RW 03 Kecamatan Kedawung. Keduanya datang bersama seorang perangkat Desa Pilang Sari Kecamatan Kedawung. Setelah memperlihatkan KPS beserta persyaratan lainnya kepada petugas Kantor Pos, petugas pun langsung mengkroscek dengan data penerima kartu yang diterimanya dari pusat. Alhasil, dua nama ini tidak tercantum dalam penerima tiga kartu. “Maaf ibu namanya tidak tercantum,” kata koordinator pendistribusian paket kartu perlindungan sosial, Bambang Wijanarko. Menurut Bambang, tidak tercantumnya nama Asia dan Iis Suparsih sebagai penerima tiga kartu ini karena barcode yang ada di KPS bukanlah kode Desa Pilangsari. Sehingga, saat dicocokkan dengan data yang ada dalam server penerima, nama tersebut tidak muncul. Kemudian, ketika dicek secara manual pun, namanya tidak ada. “Bisa saja, dua nama ini adalah pemilik KPS susulan, sehingga barcode-nya berbeda dengan pemilik KPS asal Desa Pilangsari,” tuturnya. Kemudian, masalah lain adalah ada dua nama yang berbeda dalam satu kelompok kartu yang ditujukan kepada satu nama. Kari, terpaksa harus balik lagi ke Kantor Pos Kedawung, setelah membuka amplop putih yang berisikan KIP, KIS dan KKS namanya berbeda. Dalam KIS namanya benar yakni Kari karena sesuai dengan KTP, KK dan surat lainnya. Tapi, dalam KKS namanya berubah menjadi Abdul Karim, tapi alamatnya sama dengan alamat Kari. Ia pun langsung meminta konfirmasi kepada Bambang guna memastikan kartu ini bisa berfungsi atau tidak. “Nama saya Kari bukan Badul Karim, takutnya kalau namanya berbeda, ketika hendak digunakan kartunya bermasalah,” terangnya. Setelah menunjukkan kepada petugas, Bambang memberikan arahan kepada Kari agar KKS bisa digunakan, karena memang itu kesalahan pengetikan dan pencetakan nama. Ketika KKS ini hendak dipakai, sebaiknya Kari membuat surat pernyataan dari kuwu bawah ia benar-benar pria yang bernama Kari. “Tenang saja, kita akan tetap melayani asalkan ada surat rekomendasi dari pemerintah desa setempat,” imbuhnya. Untuk Kecamatan Kedawung sendiri ada sekitar 3.086 penerima tiga kartu sakti Jokowi-JK, khusus untuk Desa Pilang Sari terdapat 430 penerima. “Sampai dengan pukul 11.30 tinggal 37 yang belum diterima oleh masyarakat,” pungkasnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: