Dua Warga Meninggal Terserang DBD
CIREBON – Dua bayi lima tahun terkena demam berdarah dangue (DBD) hingga meninggal dunia. Kedua balita yang terkena demam berdarah hingga meninggal tersebut merupakan warga Desa Budur, Kecamatan Ciwaringin dan Desa Ciwaringin, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Keduanya adalah Tazkiyatun Nufus (6) warga Blok Kebon Gedang Desa Ciwaringin dan Karisma (6) warga Blok Dukuh tengah Desa Budur. Keduanya meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Sumber Waras. Melihat kejadian tersebut pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, langsung melakukan investigasi dan melakukan pengawasan di titik yang diduga menjadi sarang nyamuk DBD di rumah korban. Salah satu keluarga korban Mukroni warga Blok Kebon Gedang, Kecamatan Ciwaringin, selaku orang tua Tazkiyatun Nufus (6) mengatakan, saat itu dirinya sudah berupaya untuk membawa anakanya ke salah satu puskesmas terdekat. Namun dari keterangan dokter yang berada di puskesmas anaknya hanya mengalami panas karena gejala tipes. Tapi di malam harinya ia membawa anaknya ke Rumah Sakit Sumber Waras karean panasnya bertambah. Saat di rumah sakit, anaknya terdiagnosa terjangkit demam berdarah yang cukup parah. Sehingga dalam waktu cepat, korban meninggal dunia di rumah sakit.”Saya awalnya tidak mengetahui, bahwa anak saya terjangkit demam berdarah, dikarenakan saat itu, diketahui anak saya mengidap gejala tipes. Sehingga saya membawa pulang ke rumah, namun sesampainya di rumah panas anak saya semakin panas dan harus dilarikan kerumah sakit. Tapi sesampainya di rumah sakit, anak saya tidak tertolong,” ujarnya kepada Radar, kemarin (6/1). Sama halnya dengan orang tua Kamisa, warga Budur. Ia menuturkan, anaknya saat itu pada hari Kamis (1/1) mengalami panas tinggi dan membawanya ke puskesmas terdekat.\"Tetapi menurut dokter yang ada di puskesmas, panas tinggi anak saya tidak masalah. Sehingga saat kembali ke rumah dengan tenang. Tetapi malamnya kembali panas tinggi,\" paparnya. Ia mengatakan, saat itu anaknya pun kembali dibawa ke dokter yang berbeda di Desa Wiyong. Tetapi alangkah terkejutnya, karena menurut dokter, panas yang dialami anaknya karena demam berdarah yang harus segera dirawat ke rumah saki. \"Saya bawa anak ke rumah sakit Sumber Waras, tapi setelah mendapatkan perawatan selama 6 jam anak saya meninggal,\" ungkapnya. Ia sangat menyesalakan kejadian tersebut kepada puskesmas. Karena saat dibawa ke puskesmas tidak dikatakan DBD, tetap hanya panas biasa. \"Kenapa setelah meninggal anak saya memasuki hari keenam, ini baru diadakan penyemprotan dari Dinas Kesehatan. Padahal tetangga sebelah sudah terjangkit lagi,\" jelasnya. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dr Hj Triyani Judawinata saat dikonfirmasikan mengaku belum mendapatkan laporan dari staf lapangannya. Saat itu juga Triyani langsung menghubungi stafnya untuk mengetahui adanya korban meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah. Begitu mendapatkan laporan dari stafnya, ia membenarkan adanya dua orang yang masih di bawah umur, warga kecamatan Ciwaringin meninggal dunia akibat DBD. Meskipun baru mendapatkan laporan, pihaknya langsung melakukan investigasi dan melakukan pengasapan di sekitar rumah korban. \"Ya betul ada dua korban warga desa Budur dan Ciwaringin yang meninggal akibat demam berdarah dan saat ini sedang di lakukan foging kedua desa tersebut.\" jelasnya. Ia juga mengakui keterlambatan bawahannya dalam melakukan penyemprotan dan pembagian Abate setelah adanya korban meninggal. (arn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: