Hari Ke-15 Tak Temukan Jenazah
MEMASUKI hari ke 15, Badan SAR Nasional (Basarnas) harus kembali menelan pil pahit. Kemarin (11/01) tim SAR masih belum menemukan jenazah penumpang Air Asia QZ8501 sama seperti hari sebelumnya. “Hari ini tugas utama mencari korban tidak mendapatkan hasil. Sehingga jumlah korban yang ditemukan masih tetap 48 orang,” ujar Kepala Basarnas FHB Soelistyo saat jumpa pers di kantornya, kemarin. Kendati demikian, ada beberapa kabar yang bisa sedikit menjadi pelipur lara. Tim SAR berhasil mengkonfirmasi sejumlah temuan objek yang diperkirakan bagian dari pesawat sebelumnya. Salah satunya adalah objek temuan dari kapal Baruna Jaya. Kapal milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu berhasil mendeteksi signal ping pada lokasi 1,9 mill laut dari posisi ekor ditemukan. Soelistyo mengatakan, sinyal tersebut telah dikonfirmasi oleh tim penyelam TNI AL. Hasilnya, sinyal berasal dari puing pesawat. “Itu adalah puing sayap dan serpihan dari bagian mesin. Gambarnya sayang sekali tidak didapatkan karena visibilitynya kurang bagus. Sehingga tidak bisa difoto,” ungkapnya. Selain temuan tersebut, Kapal Baruna Jaya juga kembali menangkap sinyal ping yang diduga berasal dari black box pesawat yang dilaporkan hilang pada Minggu (28/12) lalu. “Tim juga menangkap sinyal yang lebih kuat dari posisi tersebut oleh KM Java Imperia, KN Jadayat dan KN Baruna Jaya I. Sayang, ping dari objek tersebut masih belum dapat dipastikan memang berasal dari black box pesawat. Karena penyelaman hanya dapat dilaksanakan sampai pukul 10.45 kemarin (11/1). Karena itu, lanjut dia, hari ini sejumlah penyelam telah disiapkan untuk menuju titik ditemukannya tanda itu.”Belum ditemukan, makanya besok penyelam disiapkan di KM Jadayat dibantu Baruna Jaya , dan KRI Banda Aceh untuk konfirmasi. Sehingga besok (hari ini, red) bisa dikonfirmasi signal dari ping itu apakah benar-benar black box,” ungkapnya. Pernyataan itu berbeda dengan penjelasan dari koordinator tim direktorat jenderal perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tonny Budiono. Tonny dalam rilisnya menyatakan bahwa black box telah ditemukan pada koordinat 03.37.21 south “ 109.42.42 east dengan kedalaman sekitar 30-32 meter. Meski belum berhasil diangkat karena kondisi black box yang berada pada himpitan serpihan badan pesawat. Sudah ditemukannya black box juga ditegaskan oleh Dirjen Perhubungan Laut Capt Bobby R Mamahit kemarin (11/1). Bobby mengaku yang menemukan sinyal black box adalah Kapal Negara (KN) Jadayat yang tergabung di dalam tim Basarnas. Benda itu terdeteksi berada di kedalaman 30-32 meter. “Langsung tim penyelam TNI AL terjun ke area. Mereka langsung menandai lokasi dengan Marker Buoy,” jelasnya. Menanggapi pernyataan tersebut, Soelistiyo yang juga kelahiran Jogjakarta itu kembali menegaskan, bahwa hingga kini black box masih belum ditemukan. Dia mengatakan, tidak ada barang bukti maupun laporan masuk padanya terkait temuan black box tersebut. “Dari awal, saya bilang akan menyampaikan ditemukan (back box) kalau sudah ada bukti itu ditemukan. Saya tidak ingin kalian mendapat informasi yang simpang siur. Yang pasti hingga saat ini saya belum mendapat bukti dan laporan black box itu ada. Yang ada itu ping atau sinyal yang diduga itu adalah black box,” urainya. Soelistyo melanjutkan, temuan lain yang dikonfirmasi tim SAR di lapangan adalah dugaan lubang yang telah tertutup tanah dan lumpur. Lubang tersebut diduga kuat merupakan impact dari bagian pesawat. Semakin merucutnya lokasi pencarian, Basarnas kembali melakukan pengurangan bantuan asing. Jika sebelumnya, satu kapal milik Singapura, satu kapal Rusia dan dua kapal jepang telah dipulangkan, hari ini giliran bantuan dari Korea Selatan yang harus kembali. “Kami hanya sisakan yang benar-benar dibutuhkan. Contohnya, USS Fort Worth. Itu kalo dia menemukan dia bisa langsung konfirm dengan alatnya. Tidak perlu ada yang ke bawah untuk konfirm, sehingga mengurangi tambahan tugas kami,” pungkasnya. Untuk operasi hari ini (12/01), Soelistyo telah memetakan pembagian kekuatan untuk pencarian. Fokus tetap dilakukan pada titik koordinat tempat ekor pesawat Air Asia QZ8501 ditemukan. Operasi ini akan melibatkan, Kapal Geo Survey, USS Forth Worth, Nan Hai Jiu 101, MV Swift, KN Jadayat, KN Andromeda, KN Alugara, dan KRI Pulau Romang. Tujuannya adalah untuk melakukan pencarian bagian-bagian lain dari pesawat yang masih belum ditemukan, termasuk main body pesawat. “Sedangkan unsur lain akan dikerahkan ke Arah Timur dari sektor utama untuk mencari korban maupun bagian lain dari pesawat,” tuturnya. Kekuatan yang ditugaskan adalah KN SAR Purworejo, KN SAR Pacitan, KN 224 Jakarta, KRI YOS, KRI SHN, KRI TPD, USS Sampson, RSS Kalang, KD Lekiu, KD Perak, KP Punai, KP Balang, dan kapal-kapal lain. (gun/sep/aph/mia/end)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: