Walikota Minta Maaf

Walikota Minta Maaf

CIREBON - Akibat meledaknya pipa penyaluran air bersih dari Cipaniis Kabupaten Kuningan ke Kota Cirebon yang terjadi Munggu (1/8), menyebabkan pasokan air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menjadi terganggu. Hal ini mengakibatkan pelanggan PDAM di Kota Cirebon tidak mendapatkan distribusi air hingga beberapa hari ke depan. Berkenaan dengan itu, Walikota Cirebon Subardi SPd meminta maaf kepada masyarakat Kota Cirebon khususnya konsumen dan pelanggan air bersih PDAM atas terjadinya tragedi pipa meledak. “Mendengar kejadian tersebut saya langsung meninjau lokasi untuk melihat sejauh mana dampak ledakan pipa yang terjadi apakah mengenai orang atau yang lainnya,” kata dia kepada Radar, Senin (2/8). Selain kepada pelanggan PDAM, dia menyampaikan  maaf kepada masyarakat sekitar Plangon dimana lokasi pipa meledak dan pengguna jalan yang melintas di sekitar lokasi ledakan. Bahkan permintaan maaf secara khusus disampaikan Subardi kepada keluarga almarhum Eman Suherman bin Kaswa yang meninggal dunia saat membersihkan kolam penampungan air PDAM. “Bahkan saya bersama direksi dan pengawas PDAM pada malam harinya langsung datang ke rumah duka untuk ikut menyampaikan rasa duka yang mendalam dari Pemkot Cirebon,” ujar dia. Terkait kerusakan yang terjadi, berdasarkan laporan dari PDAM bahwa dalam tiga hari sudah diperbaiki dan bisa berjalan normal. Bahkan untuk jalan raya Sumber-Mandirancan yang mengalami kerusakan akibat ledakan diharapkan juga sudah bisa diperbaiki dan digunakan untuk lalu lintas. “Tetapi saya tetap meminta kepada PDAM untuk segera mungkin menangani persoalan ini sehingga pelanggan tidak terlalu lama terganggu. Tidak hanya itu, PDAM bisa mengatasi hal-hal lain yang dimungkikan bisa terjadi,” jelasnya. Saat ditanya apakah dengan adanya kejadian tersebut Pemkot Cirebon akan mencari mata air baru selain dari Kabupaten Kuningan? Kader PDIP ini mengungkapkan bahwa Pemkot Cirebon pernah mencari mata air baru di Kabupaten Majelangka. Bahkan surat permohonan sudah diajukan kepada Pemkob Majalengka saat dipimpin oleh Bupati Hj Tutty Hayati Anwar, SH MSi. “Tetapi pada saat Pemkot Cirebon mengajukan ada keberatan dari Pemkab Majelangka. Tetapi kami akan mencoba lagi dan mudah-mudahan di kepemimpinan Bupati Sutrisno permohonan kami diterima,” tandas dia. Namun, Subardi mengaku jika nantinya permohonan air bersih ke Kabupaten Majalengka disetujui, maka akan memerlukan biaya yang cukup mahal. Sebab, secara otomatis akan membuat instalasi diobel untuk mengalirkan air dari Kuningan dan Majalengka. “Mudah-mudahan rencana pemkot untuk mencari mata air baru bisa segera terealisaskan,” tuturnya. Terkait tragedi PDAM yang menyebabkan 1 orang meninggal dunia, walikota menyatakan bahwa hal tersebut merupakan murni musibah. Namun demikian dirinya belum menerima secara resmi laporan kejadian hanya berdasarkan informasi lisan. “Kejadian ini menurut saya tidak ada unsur kesengajaan tetapi murni tragedi,” tandas Subardi. Matinya pasokan air PDAM akibat pipa meledak tidak hanya merepotkan pelanggan rumah tangga, tetapi juga Pemkot Cirebon. Bahkan untuk memenuhi akan kebutuhan air bersih, lingkingan setda terpaksa harus membeli air bersih dengan menggunakan mobil tangki. Mobil tangki dengan ukuran 9 ribu liter tersebut mengisi bak-bak penampungan yang ada di lingkungan setda. Kasubag Rumah Tangga Setda Kota Cirebon Sutikno, air bersih yang dibeli tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan Masjid Alkautsar dam kamar mandi milik walikota, wakil walikota, dan sekretraris daerah. Terlebih lagi pada saat terjadinya gangguan distribusi air besih ada kunjungan Wakil Gubernur Jawa Barat H Dede Yusuf. “Sedangkan untuk kebutuhan di masing-masing bagian dan pemeliharan taman dilingkungan balaikota menggunakan air dari sumur bor,” kata dia.(mam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: