Jalur Maja-Sukahaji Rusak Parah

Jalur Maja-Sukahaji Rusak Parah

SUKAHAJI – Masyarakat lima desa di Kecamatan Sukahaji dan Maja mengeluhkan kondisi jalur kabupaten yang rusak parah. Padahal kerusakan jalan sudah hampir lima tahun kebelakang. Jalur tersebut tepatnya melintasi lima desa Sukahaji, Padahanten, Ciomas dan Paniis Kecamatan Sukahaji hingga desa Maja Utara Kecamatan Maja. Mereka berharap jalan alternatif yang menghubungkan dua kecamatan tersebut segera diperbaiki. Kerusakan jalan memang terlihat sangat parah, banyak aspal mengelupas dan lubang cukup lebar. Terlebih memasuki musim hujan ini digenangi air, sehingga tidak terlihat oleh pengendara yang melintas. Batu koral sebagai alas dasar terlihat ke permukaan. Warga yang berada tepat disamping jalan itu, Angga mengatakan pengendara baik sepeda motor maupun mobil kesulitan saat melintas. Kondisi itu menghambat kelancaran perekonomian warga serta aktivitas setiap hari untuk memenuhi kebutuhan. “Saya terpaksa harus ganti ban luar dengan yang baru untuk menghindari terlalu sering ban motor saya kempes karena sangat menyusahkan. Melihat situasi ini, Kabupaten Majalengka belum seratus persen berhasil di bidang pembangunan,” ujarnya. “Saya juga heran sampai kapan kondisi jalan yang rusak terus seperti ini. Kami sebagai warga dan sebagai pengendara motor yang sering melintas jalur ini kecewa kepada pemerintah, karena sampai sekarang belum kunjung diperbaiki,” sambungnya. Sementara itu Kepala Desa Ciomas, Mahfudin juga membenarkan bahwa kerusakan jalan alternatif yang tak jauh dari balai desa atau selama ini kondisinya rusak parah. Ia berharap agar pemkab segera memperbaiki untuk memperlancar aktivitas warga. “Dulu sempat diperbaiki tahun 2013 tapi cuma sebatas tambal sulam saja. Itupun hanya kuat beberapa bulan saja setelah musim hujan turun, sama seperti sekarang jalan alternaitif sudah rusak lagi,” imbuhnya. Ia menambahkan, dirinya juga merasakan kerusakan tersebut. Itu terjadi ketika akan melaksanakan tugas ke kantor Kecamatan Sukahaji. Jalur tersebut menjadi alternatif sejumlah masyarakat di lima desa. “Memang ada jalan lainnya lewat Tenjolayar-Cigasong. Tapi itu lebih jauh karena harus memutar. Kalau lewat jalur alternatif yang rusak ini bisa lebih cepat. Wajar kalau warga banyak yang kesal, atau perangkat desa yang harus bolak balik ke kantor kecamatan karena jalanan ini sudah lama rusak,” tandasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: