Putuskan Angkat Badan AirAsia

Putuskan Angkat Badan AirAsia

PANGKALAN BUN- Upaya pengangkatan badan pesawat hingga kema­rin belum mem­buahkan hasil. Penyelaman yang disaksikan langsung Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo tidak bisa mencapai dasar selat Karimata. Kendala tersebut, memaksa Basarnas menyiapkan opsi baru untuk operasi tersebut. Penyelaman mulai dilakukan pukul 06.00 melalui kapal KRI Banda Aceh. Di permukaan laut, kondisi cuaca relatif normal. Namun tidak demikian di bawah permukaan air laut. “Kecepatan arusnya mencapai lima knot,” kata Soelistiyo. Akibatnya penyelam sempat terseret arus hingga seratus meter. Upaya penyelaman menuju dasar laut pun dibatalkan. Tim gagal memastikan apakah ada jenazah atau tidak di dalam badan pesawat. Gagalnya penyelaman membuat Soelistiyo memeras otak. Dia mengajukan tiga pilihan untuk mengangkat puing dari dasar laut. Yakni selain body terdapat puing yang diduga kokpit dan mesin pesawat. Tiga pilihan itu, perta­ma menggunakan cara yang sama dengan pengang­katan ekor pesawat. Artinya, Basarnas kembali melibatkan TNI AL untuk menyelam ke bawah. Soelistiyo mengaku sudah berkoorinasi dengan Pangli­ma TNI untuk opsi tersebut. Lalu, pilihan lain meminta bantuan pemerintah kabupaten setempat, yaitu Kota Waringin Barat mempersiapkan ponton dan crane. “Alat ini akan digerakkan ke tengah laut dan menarik badan pesawat. Pelaksanaannya dibantu penyelam tradisional di sekitar Teluk Kumai. Terakhir, Soelistiyo segera mendatangkan balon tambahan dari Batam. Distribusi balon tersebut butuh waktu 12 jam. “Secepatnya kami datangkan,” ucapnya. Dia merinci ada sembulan titik koordinat yang diduga pecahan pesawat Air Asia QZ8501. Harapannya, dari titik-titik tersebut bisa terangkat semua. Utamanya badan, kokpit, atau mesin pesawat. Soelistiyo meminta semua pihak bersabar. Tim masih bergerak di lapangan. Termasuk tin evakuasi jenasah yang berhasil menemukan seorang jenasah di wilayah pulau sembilan. Karena itu, jumlah jenasah yang ditemukan saat ini mencapai 51 orang. Rinciannya 48 sudah dikirim ke Surabaya, tiga lainnya masih evakuasi dari Pulau Sembilan menuju Kumai. Terpisah, keluarga korban yang menunggu di crisis centre Polda Jatim mendesak Basarnas untuk tetap mengangkat badan pesawat. Kondisi di lapangan yang sulit memang dipahami keluarga korban sebagai kendala berat. Namun mereka tidak bisa menerima hal itu sebagai alasan untuk menghentikan operasi harian tersebut. Imam Sampoerna, orang tua korban Donna Putri, menilai banyak cara untuk mengangkat badan pesawat tersebut. Jika alat peralatan tidak memadai, pasti ada negara lain yang bisa membantu dari segi peralatan tersebut. “Kamu sangat berha­rap badan pesawat dan tentu saja jenazah penumpang tetap dicari,” ucapnya. (riq/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: