Tangkal ISIS, Saudi Bangun Tembok Besar

Tangkal ISIS, Saudi Bangun Tembok Besar

  Membentang 965,6 KM, Punya Lima Lapis Pengamanan RIYADH - Arab Saudi mereaksi serius ancaman militan Negara Islam alias Islamic State (IS) yang juga dikenal sebagai ISIS atau ISIL. Sejak kelompok radikal yang lahir di perbatasan Iraq itu kali pertama melancarkan serangan, Negeri Petrodollar tersebut langsung beraksi dengan membangun tembok besar. Pekan ini cetak biru tembok sepanjang 600 mil atau sekitar 965,6 kilometer itu tersebar luas di media. Saudi sengaja membangun tembok di perbatasannya dengan Iraq tersebut untuk menangkal serangan kelompok sempalan Al Qaeda tersebut. Tembok lima lapis yang berfungsi sebagai benteng itu membentang dari Kota Turaif sampai Kota Hafar Al Batin. Turaif di Provinsi Northern Borders berbatasan langsung dengan Iraq dan Jordania. Hafar Al Batin di Provinsi Eastern berjarak 94,2 kilometer dari perbatasan Kuwait dan kira-kira 74,3 kilometer dari perbatasan Iraq. Nanti tembok besar Saudi itu benar-benar memisahkan negara monarki tersebut dari tetangganya, Negeri Seribu Satu Malam. “Rencana untuk membangun benteng di sisi utara yang berbatasan dengan Iraq sebenarnya ada sejak 2006,” terang The Telegraph, mengutip sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi. Namun, negara terbesar di Jazirah Arab itu baru benar-benar mulai membangun mulai September 2014. Tepatnya setelah IS alias ISIS alias ISIL sukses mengambil-alih beberapa wilayah strategis di Iraq. Militan yang lantas mendeklarasikan berdirinya kekhalifahan Islam di Iraq tersebut melanjutkan invasinya ke Syria. Negara-negara tetangga Iraq pun waswas. Tidak terkecuali Saudi. Apalagi, dalam setiap ancamannya, IS alias ISIS alias ISIL selalu menyebut dua masjid suci di Kota Makkah dan Kota Madinah sebagai target utama. Wajar jika Saudi lantas membangun benteng. Kini para pejuang IS alias ISIS alias ISIL yang berniat melancarkan serangan mematikan ke Saudi harus berpikir ulang. Mereka harus mempertimbangkan rencananya secara masak-masak. Sebab, mereka tidak akan lagi menghantam gurun pasir tandus yang dijaga segelintir pasukan seperti tahun lalu. Siapa pun yang akan menyerang Saudi dari arah Iraq harus lebih dulu meruntuhkan tembok besar. Sengaja diciptakan sebagai bumper, Tembok Besar Saudi tidak hanya dilengkapi dengan pagar dan parit, tetapi juga gundukan pasir. “Gundukan pasir bakal memperlambat gerak para penyerang. Baik yang berjalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan bermotor,” jelas The Telegraph. Sifat pasir yang mudah longsor bakal membuat laju penyerang yang berjalan kaki terhambat. Sebab, kaki-kaki para penyerang akan sangat mudah terperosok dalam gundukan pasir. Bagi para penyerang yang mengendarai sepeda motor maupun mobil, gundukan pasir itu bakal menjadi medan yang terlalu curam untuk didaki atau diterjang sekalipun. Tetapi, jika ada penyerang yang bisa lolos dari gundukan pasir itu, pemerintah Saudi telah mempersiapkan empat mekanisme penghambat lainnya. Salah satunya, pagar tinggi yang dilengkapi kawat berduri pada bagian paling atas. Di belakang pagar-pagar yang tinggi menjulang tersebut, telah menunggu jajaran pagar kawat berduri yang dirangkai dengan rantai. Pada lapis keempat, Saudi kembali menempatkan pagar tinggi plus kawat berduri. Hanya, kali ini, pada deretan pagar-pagar tinggi itu, menara pengawas berdiri kukuh. Dalam lapisan tersebut, Saudi menyiapkan 40 menara pengawas yang masing-masing dilengkapi dengan radar canggih dan kamera sensitif. Kamera-kamera itu bisa menampakkan rekaman yang sama bagusnya saat siang dan malam. “Sebanyak 40 menara pengawas dan tujuh pusat komando yang juga dilengkapi radar akan dapat mendeteksi seluruh pesawat dan kendaraan darat pada radius 22 mil (sekitar 35 kilometer) di sekitar benteng,” papar media Inggris tersebut. Selain radar canggih, Tembok Besar Saudi memiliki sensor bawah tanah yang bisa langsung memicu alarm senyap bila mendeteksi gerakan luar biasa. Pada lapis kelima, Saudi menyiagakan 240 kendaraan reaksi cepat. Armada canggih itu juga dilengkapi dengan berbagai senjata dan peralatan mutakhir. Sejauh ini perbatasan Saudi dan Iraq masih dijaga ketat oleh 30 ribu serdadu. Jumlah tersebut jauh lebih besar ketimbang sebelumnya saat perbatasan dua negara masih belum menjadi sasaran serang militan. Untuk melengkapi mekanisme pertahanannya di benteng tersebut, Saudi juga menyiapkan 32 unit reaksi cepat dan tiga unit pasukan cepat tanggap. Selain 50 radar dan 10 kendaraan pengintai/pengawas, negeri penghasil minyak terbesar dunia itu membentangkan 1.450.000 meter kabel optik di lokasi tersebut. Semuanya bertujuan untuk mendeteksi serangan sedini-dininya. (thetelegraph/christianscience monitor/hep/c14/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: