Kecewa, Brasil dan Belanda Tarik Duta Besar
PRESIDEN Brasil Dilma Rousseff mengambil langkah reaktif paska Marco Archer Cardoso Moreira ditembak mati. Merasa kecewa, Duta Besar Brasil Paulo Alberto de Siveira ditarik untuk konsultasi. Tidak berhenti disitu, Dilma juga menyebut hubungan bilateral antara Brasil dan Indonesia bisa terganggu. Dikutip dari BBC, Presiden Dilma mengaku sangat kecewa. Apalagi, dia sempat turun tangan untuk melobi Presiden Jokowi supaya eksekusi ditunda. Namun, upaya itu tidak berhasil dan Marco tetap berhadapan dengan regu tembak. “Hubungan antara kedua negara akan terpengaruh,” kata Dilma. Ancaman itu, menurut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) adalah hak pemerintah Brasil. Kementerian sendiri menghormati langkah yang diambil dan tetap meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Brasil. “Itu hal biasa dan hak pemerintah di sana untuk menarik dubesnya,” terang Jubir Kemenlu Indonesia Armanatha Nasir Pengacara Kedutaan Besar Brasil Utomo Karim menjelaskan bahwa Duta Besar Brasil memang ditarik dari Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk protes terhadap hukuman mati terhadap warga Brasil Marco Archer C Moreira. “Tentunya, ini bukan upaya untuk mempengaruhi proses hukum di Indonesia,” ujarnya. Namun, setiap negara memiliki kewajiban untuk membela warga negaranya. Seperti halnya, pemerintah Indonesia yang harus membela warganya dalam kasus TKI yang dihukum mati beberapa tahun lalu. “Harapannya, pemerintah Indonesia mengerti bahwa eksekusi mati ini membuat hubungan bilateral memburuk,” paparnya. Dengan begitu, maka sebenarnya ada hukuman yang juga sama beratnya dengan hukuman mati. Yakni, hukuman seumur hidup. Dia mengatakan, kalau perlu hukuman selama lebih dari seratus tahun. Jadi, walau narapidana sudah meninggal, jenasahnya dikuburkan di Lapas hingga masa hukumannya selesai. “Saya kira ini bisa ditempuh tanpa harus membunuh narapidana,” terangnya. Selain itu, lanjut dia, juga perlu dilihat, siapa terpidana yang harus dihukum mati dan tidak. Misalnya, untuk kurir yang baru sekali masuk ke Indonesia, tentu dia bukan kurir yang terhubung dengan pengedar narkotika internasional. “Perlu pendalaman terlebih dahulu,” ujarnya. Sementara itu, Belanda juga memanggil pulang duta besarnya di Jakarta dan mengecam keras eksekusi terhadap seorang warga negeri itu, Ang Kiem Soei. “Hukuman mati adalah hukuman yang kejam dan tak manusiawi yang mengabaikan kehormatan dan integritas seorang manusia,” kata Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders.(dim/idr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: