Bupati Klaim Sudah Sesuai UU ASN
MUTASI yang dilakukan Bupati Kuningan, Hj Utje Ch Suganda MAP diakui sudah sesuai UU ASN dan peraturan lainnya. Bahkan, pergeseran jabatan tersebut didasarkan pada pertimbangan dan kriteria. Ungkapan tersebut diperkuat oleh Kabid Bangrir BKD, Drs Ade Priatna. Sebelum mutasi digelar kemarin, dipaparkan terlebih dulu oleh ketua Baperjakat Kuningan di hadapan Baperjakat Jabar. “Mutasi, rotasi dan promosi jabatan ini sudah sesuai dengan UU ASN dan peraturan lainnya. Ada kriterianya,” jelas Utje di hadapan awak media usai melantik ratusan pejabat tersebut. Dalam menjawab pertanyaan “penahanan” Jajat Sudrajat, dia menjawab bukan persoalan kenapa dan kenapa. Tapi itu sesuai dengan pertimbangan Baperjakat dan nanti akan dievaluasi. Untuk posisi staf ahli tersebut, pihaknya ingin merubah paradigma bahwa staf ahli bupati bukan masuk jabatan “terkotak”. “Mereka (staf ahli) semua pendamping saya. Boleh dikatakan, pembantu saya sesuai dengan tupoksinya. Mereka juga diberdayakan, salah satunya membuat kajian-kajian. Nanti saya jabarkan biar mereka punya tanggungjawab, tak merasa dikucilkan. Dan itu sudah saya lakukan selama satu tahun ini,” jawab Utje. Saat ditanya apakah mutasi merupakan produk tarik-menarik antara dua kubu, dia membantahnya. Utje menegaskan, pihaknya menempatkan diri sebagai ibu bagi seluruh komponen pemerintah daerah. Selain itu, menempatkan pula sebagai bunda bagi masyarakat Kuningan, termasuk para awak media. Utje mempertegas, tidak ada intervensi dari luar dalam pelaksanaan mutasi tersebut. “Saya pemimpin yang punya komitmen dan punya prinsip. Kami bersama Pak Wabup, sekda, BKD dan Baperjakat merumuskannya dalam musyawarah mufakat,” ungkapnya. Istri dari mantan bupati dua periode, H Aang Hamid Suganda ini pun melanjutkan, penempatan mutasi di Gedung Perundingan Linggajati harus jadi kebanggaan. Menurutnya, itu merupakan niat baik dalam melayani masyarakat agar lebih prima lagi dan menanamkan pada birokrat bahwa mereka punya sejarah. “Dan, kami mengimbau kepada seluruh jajaran pemda untuk mengagendakan kegiatan di sini. Jangan sampai cuma nasional saja, itupun hanya beberapa puluh tahun sekali. Mari kita acarakan di sini, kita sosialisasikan kepada anak didik kita di sekolah. Karena harus diakui, yang mengakses website Indonesia itu banyak dari luar seperti Inggris, Belanda, Jepang dan Australia bahwa Kuningan sudah menjadi salah satu tempat tujuan,” paparnya. Dia melanjutkan, kemerdekaan RI dulu direbut dengan penuh perjuangan sampai menghunuskan bambu runcing. Namun ada pula perjuangan lewat dialog diplomatik dimana gedung naskah jadi tempat bersejarah. “Jadi, ini salah satu kekuatan bagi kita. Saya beserta Pak Wabup (Acep Purnama) pun dalam memimpin ini memang ada kelemahan. Tapi dalam hal tertentu kita harus bangkit semua. Saya tak bisa sendiri dalam memimpin perlu dukungan seluruh komponen sesuai dengan tupoksinya,” kata Utje. Terpisah, Kabid Bangrir BKD, Drs Ade Priatna mempertegas bahwa tidak ada tarik menarik antara dua kubu dalam pelaksanaan mutasi kali ini. “Secara teknis saya tak melihat seperti itu. Saya melihatnya biasa-biasa saja sangat enjoy,” ujarnya. Dia juga membantah adanya campur tangan pihak luar dalam pelaksanaan mutasi. Kondusivitas yang dijaga olehnya beserta seluruh pejabat yang masuk Baperjakat. Ade menegaskan, mutasi tersebut bukan produk dari tarik menarik antara dua kubu yang diisukan. “Pak Sekda selaku ketua Baperjakat sampai memaparkannya dihadapan Baperjakat Jabar. Baik berkaitan dengan UU ASN dan peraturan lainnya. Rotasi, demosi dan lainnya diterangkan. Kalau sebelumnya hanya melihat administrasi saja semisal diklat, disiplin pegawai dan lainnya,” jelas Ade. Dalam pemaparan tersebut, diterangkan pertimbangan penempatan si A pada suatu posisi. Sehingga Ade membantah jika terjadi pelanggaran UU ASN. Justru saat ini ada Komisi Aparatur Negara yang mengawasi pelanggaran UU ASN. Selaras dengan Utje, Ade pun menjelaskan alasan penempatan gedung naskah. Menurutnya, Gedung Perundingan Linggajati ini merupakan fakta sejarah terbentuknya Indonesia. Jangan sampai hanya disparbud saja yang menjadikan gedung naskah sebagai lokasi kegiatan. “Nah, pejabat struktur juga nanti bisa mempromosikan fakta sejarah ini. Yang dijual kan pariwisatanya sebagai kabupaten konservasi. Jadi nanti kita bisa sama-sama ikut mempromosikan,” kata Ade. Pantauan Radar, dalam beberapa jam Pendopo sepi. Sebab, nyaris separo pejabat lingkup Pemkab Kuningan “hijrah’ ke Gedung Perundingan Linggajati sampai siang hari. Tak heran jika halaman Kantor Bupati tersebut lengang kisaran pukul 10.00-12.00. Sedangkan di lokasi mutasi, terlihat bupati dan wabup berikut sekda termasuk ketua DPRD, Rana Suparman SSos. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: