Sepekan BBM Turun, Harga Sembako Tetap Mahal

Sepekan BBM Turun, Harga Sembako Tetap Mahal

CIREBON - Turunnya bahan bakar minyak (BBM) bersubdi, tidak berpengaruh pada harga kebutuhan bahan pokok di sejumlah pasar trdisional di Kabupaten Cirebon. Harga-harga sembilan bahan pokok (sembako) tetap mahal. Seperti pantauan Radar Minggu (25/01), di Pasar Sumber, Pasar Jamblang dan Pasar Junjang, Kecamatan Arjawinangun. Justru beberapa harga sembako terus mengalami kenaikan. Seperti harga beras, bahkan setiap hari terus mengalami kenaikan di pasar-pasar tradisional tersebut. Padahal diketahui, harga BBM sudah turun dalam waku sepekan lalu. Tarif angkutan umum pun kini sudah turun. Kenaikan harga bahan pokok ini dikeluhkan pembeli maupun penjual di pasar-pasar trdisional. Karena bahan pokok seperti beras merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Bagi pembeli terlalu menguras kantong, semantara pedagang mengurangi omzet penjualan. Hanya harga sayuran sudah mulai turun. Seperti bawang merah dari Rp18 ribu/kg kini turun menjadi Rp12.00/kg, cabai merah dari Rp20 ribu/kg kini turun mejadi Rp10 ribu/kg, cabai rawit dari Rp25 ribu/kg kini Rp29 ribu/kg, minyak goreng dari semula Rp11 ribu/kg kini turun menjdi Rp10.500/kg, telor dari Rp22 ribu/kg kini Rp21 ribu/kg. Selain beberapa harga bahan pokok mengalami penurunan, namun seperti bahan pangan pokok, jenis mi instan naik antara Rp200-Rp500 per balnya. Kemudian bawang putih juga naik dari Rp13 ribu/kg, kini menjadi RTp14 ribu/kg, gula merah naik dari Rp10 ribu kini Rp11 ribu/kg. Diprediksi kenaikan itu akan terus merangkak, karena stok beras terbatas. Di samping itu karena lahan pertanian banyak beralih fungsi menjadi perumahan dan lainnya. Salah seorang pengunjung pasar, Yuni (45), mengaku, harga bahan pangan pokok setiap hari terus mengalami kenaikan Rp100 hingga Rp200. Padahal menurutnya, harga BBM sudah turun harga. Namun harga beras di pasar tradisional terus mengalami kenaikan. “Mungkin sekarang musim hujan, adanya sawah yang belum dipanen kemungkinan bisa menyebabkan naiknya harga beras,” katanya saat ditemui di Pasar Jamblang. Hal senada dirasakan oleh Iis (35). Ia merasa keberatan dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok. Karena bahan pokok dikonsumsi khalayak. “Kalau harga BBM naik, saya tidak menjadikan masalah. Karena tidak semua memiliki kendaraan, hanya orang yang menengah ke atas. Tapi kalau beras mengalami kenaikan, merasa keberatan,” ujarnya. Salah seorang pedagang Sembako di Pasar Jamblang, Jubari (46) mengaku, heran dengan naiknya harga beras. Menurutnya pasca kenaikan BBM beberapa waktu lalu hingga diturunkannya dua kali, harga beras belum pernah turun.“Saya juga binggung, beras setiap hari naik Rp5 ribu dalam per karungnya. Untuk beras jenis Bandung dari Rp10.000/kg kini menjadi Rp11.000 dalam kurun waktu satu minggu,” ujarnya. (arn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: