DPRD Gembira Chevron Mundur
KABAR mundurnya PT Chevron Indonesia dari rencana eksplorasi geothermal di Gunung Ciremai disambut gembira oleh Ketua DPRD, Rana Suparman SSos. Wakil rakyat asal PDIP ini memberikan apresiasi kepada Chevron yang telah mendengarkan suara rakyat. “Yang saya baca, dari media Nasional sih, Chevron memang mundur dari rencana eksplorasi Gunung Ciremai. Kalau itu benar ya saya apresiasi kepada Chevron,” ujar Rana kala dikonfirmasi Radar, kemarin (25/1). Apresiasi tersebut disampaikan Rana karena Chevron telah mau mendengar saran, pikiran dan pertimbangan masyarakat Kuningan. Mereka yang telah menyampaikan sikapnya itu ternyata mendapat respons baik dengan kemundurannya dari rencana eksplorasi. Padahal, Chevron telah memenangkan lelang proyek bernilai Rp60 miliar tersebut. Kendati demikian, Rana mengaku belum merasa lega. Pasalnya, pihak Kementerian ESDM berencana untuk melakukan tender ulang atas 25 gunung yang hendak dieksplorasi. Salah satu dari 25 gunung tersebut termasuk Gunung Ciremai. “Artinya, masih ada rencana eksplorasi geothermal di Ciremai ini, kalau yang saya baca di media Nasional,” ujarnya. Atas rencana tersebut, Rana memilih untuk menunggu perkembangan. Pada saatnya nanti, masyarakat Kuningan pun diyakini mempunyai ruang untuk melakukan konfirmasi dan berkomunikasi lebih jauh dengan Kementerian ESDM. “Sehingga, suara masyarakat tidak hanya didengar oleh Chevron, tapi didengar pula oleh Kementerian ESDM,” kata politisi asal Bayuning itu. Rana mengakui, masyarakat Kuningan terutama di lereng Gunung Ciremai bukan hanya menolak PT Chevron. Tapi juga menghendaki tidak adanya rencana eksplorasi geothermal di kawasan konservasi tersebut. “Yang mereka inginkan, ngamumule (menjaga/melestarikan, red) Ciremai apa adanya,” tandas Rana. Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (DSDAP), H Amirudin MSi belum mengakui, langkah mundur Chevron dari eksplorasi geothermal Gunung Ciremai. Saat dikonfirmasi, dirinya mengatakan tidak tahu. “Belum tahu,” jawabnya singkat. Dari keterangan yang diperoleh Radar, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengaku telah menerima surat dari PT Chevron. Isinya, perusahaan asing tersebut mengembalikan penunjukkannya sebagai pemenang lelang. Yang menjadi alasan mundurnya Chevron, potensi panas bumi di daerah tersebut dinilai kecil untuk industri migas. Jika dipaksakan, lanjut dia, teknologi yang digunakan akan lebih mahal sehingga dari nilai ekonomis tidak akan menguntungkan Chevron. Alasan lainnya, masyarakat setempat pun tidak sepenuhnya mendukung proyek pengembangan energi panas bumi tersebut. Padahal sesuai dengan perhitungan awal, geothermal di Ciremai diduga bisa menghasilkan listrik berkapasitas 150 Mega Watt. Rida juga menyebutkan, PT Chevron belum mendapatkan IUP (izin usaha pertambangan) sehingga proyek itu akan dilelang ulang bersamaan dengan 25 WKP (wilayah kuasa pertambangan) yang lain. “Sesuai dengan UU 21/2014 tentang panas bumi, seluruh proses pelelangannya akan diserahkan ke pemerintah pusat,” ungkapnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: