Emas Perpisahan di Raja Tanjakan
BANDUNG - Tanda-tanda akan berakhirnya ”kutukan” Tonton Susanto itu sudah terlihat pada 21 Oktober lalu. Kala itu, dalam uji coba jalur Subang-Tangkuban Perahu yang akan digunakan untuk nomor individual time trial (ITT) di SEA Games XXVI/2011, pembalap 37 tahun tersebut tampil gemilang. Jalur menanjak sejauh 50,7 kilometer tersebut dia lahap dalam waktu 1 jam 20 menit 1 detik. Pembalap yang lengket dengan julukan si Raja Tanjakan itu mengungguli dua pembalap nasional yang usianya jauh lebih muda, Rian Ariehan dan Dadi Suryadi. Tak sampai sebulan kemudian, tepatnya kemarin (13/11), Tonton benar-benar mengakhiri ”kutukan” itu: hanya mampu merebut perak di nomor andalannya tersebut dalam tiga SEA Games terakhir. Ayah dua anak itu sukses merebut emas setelah mencatat waktu terbaik, 1 jam 49 menit 19,60 detik. Perak menjadi milik pembalap Singapura Darren Low yang menempuh jarak 50,7 kilometer dalam 1 jam 53 menit 11,41 detik. Sementara itu, perunggu diraih pembalap Filipina Mark Guevara Galedo yang mencatat waktu 1 jam 53 menit 33 detik. Catatan waktu Tonton tersebut memang lebih buruk dari hasil 21 Oktober lalu. Tapi, perlu dicatat, tak seperti saat uji coba, hujan mengguyur sepanjang lomba kemarin. Saking beratnya, Tonton pun langsung drop begitu memasuki garis finis di perbatasan gerbang masuk taman wisata alam Gunung Tangkuban Perahu. Tadi malam, dia bahkan harus diinfus karena badannya teramat letih. ”Badan saya sangat lelah. Makan juga nggak bisa masuk. Dokter bilang, saya mesti diinfus. Ya saya ngikutin saja,” ujar Tonton. Tapi, bagi Tonton yang sudah mengikuti SEA Games sejak 1995, semua pengorbanan itu sepadan dengan hasil yang diraihnya. Pembalap kelahiran 24 September 1973 tersebut mengakhiri siklus perak, merebut emas lagi, tepat dalam partisipasi terakhirnya di ajang olahraga antarnegara se-Asia Tenggara itu. Ya, emas kemarin merupakan emas perpisahan si Raja Tanjakan tersebut dengan tim nasional balap sepeda. ”Berat juga kalau harus pensiun dari timnas. Tapi, ini memang harus saya lakukan. Regenerasi harus tetap berjalan dengan baik,” katanya. Menurut Tonton, keputusannya untuk pensiun itu sekaligus diharapkan bisa mencambuk PB ISSI agar segera menelurkan pembalap muda. ”Pembalap seangkatan saya di SEA Games sudah pensiun semua,” ucapnya. Selepas dari timnas, Tonton masih akan berkiprah secara profesional. Kebetulan, ada klub luar negeri yang sudah mengincar. Namun, ada satu obsesi besar yang hendak dia wujudkan setelah benar-benar pensiun sebagai atlet nanti: melatih pembalap-pembalap junior di daerah kelahirannya, Ciamis. ”Saya berencana membuat klub balap sepeda di Ciamis. Saya ingin ada atlet asal Ciamis yang bisa bertanding membela Jabar di tingkat nasional dan mengharumkan Indonesia di tingkat internasional,” tegasnya. Sementara itu, kemenangan Tonton kemarin juga menjadi obat bagi ratusan pendukung tuan rumah. Sebab, dalam lomba sebelumnya, yaitu nomor ITT putri, Indonesia hanya kebagian perak lewat Yanthi Fucianti. Sementara itu, pembalap Indonesia lainnya, Fitriyani, kehabisan tenaga dan jatuh pingsan saat memasuki garis finis di Gunung Tangkuban Perahu. Yel-yel ”Indonesia” langsung menggema saat Tonton menuju podium untuk menerima medali emas. Turun dari podium, dia langsung diserbu warga, termasuk aparat keamanan, untuk berfoto bersama. ”Ini saya persembahkan untuk dua anak saya. Dia men-support saya dan membuat saya bersemangat,” ujarnya. (ru/rdw/jpnn/c5/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: