Bantah Stok Gabah Kosong
Distanbunakhut Klaim Surplus 122.517 Ton SUMBER - Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan (distanbunakhut) membantah jika stok gabah di Kabupaten Cirebon kosong. Dihubungi melalui sambungan teleponnya, kemarin (28/1), Sekretaris Distanbunakhut, H Muhidin mengatakan, produksi gabah tidak pernah mengalami kekurangan dalam sepuluh tahun terakhir. Meskipun menurutnya, terdapat wilayah yang terkena hama wereng dan gagal panen, namun stok gabah tetap aman. Bahkan hingga akhir tahun 2014 lalu, ketersediaan gabah masih surplus hingga 122.517 ton. “Stok gabah itu masih surplus. Masih ada dan banyak di gudang-gudang petani. Kalau ternyata memang habis, seharusnya sudah dilakukan operasi beras oleh Bulog. Tapi kan sampai sekarang tidak. Stok gabah masih aman,” bebernya, seraya menyebutkan dirinya sedang berada di Bandung, Rabu (28/1). Jika terjadi kesulitan beras di pasar, Muhidin mengaku tidak mengetahuinya. Karena berdasarkan data yang ada, hingga saat ini kondisi gabah masih surplus. Diprediksi, para petani sengaja menyimpan gabah hasil panen lalu kemudian baru akan dijual ketika harga gabah meningkat. “Karena di gudang para petani masih banyak. Tapi mungkin mereka (petani, red) masih menyimpan dulu hingga harga gabah cukup tinggi, kemudian baru dilepas. Kalau sudah begitu, kan kita juga tidak bisa intervensi banyak,” tuturnya. Untuk gabah kering giling di kabupaten, masih ada stok sekitar 84.007 ton. Kalaupun ada yang melapor kehabisan gabah, Muhidin mengaku masih banyak gudang yang memiliki gabah. Bahkan Muhidin menegaskan, Provinsi Jawa Barat juga sudah mengklaim bahwa stok gabah aman. Namun jika masih ada pasar yang kesulitan mendapatkan beras, bisa jadi disebabkan pedagang besar lebih memilih untuk menjual ke luar daerah lantaran harganya lebih tinggi. “Kalau sudah begitu siapa yang mau melarang. Yang pasti hingga saat ini stok gabah di gudang-gudang petani masih banyak,” sambungnya. Diberitakan sebelumnya, Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon kekurangan gabah kering giling. Hal itu membuat para produsen beras harus meminta suplai dari luar Kabupaten Cirebon. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: