SMPN 2 Pangenan Diliburkan

SMPN 2 Pangenan Diliburkan

PANGENAN-Imbas banjir dalam beberapa hari terakhir, yaitu Jum’at dan Sabtu (30.31/1) yang menggenangi wilayah Pangenan dan Astanajapura, sehingga menyebabkan SMPN 2 Pangenan yang juga terkena banjir meliburkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) selama dua hari. SMPN 2 Pangenan ini juga menjadi langgaran banjir setiap tahunnya.Bahkan banjir kali ini merupakan banjir yang keempat masuk kesekolah tersebut. Wakil Kepala SMPN 2 Pangenan Bidang Sarpras, Maskuri kepada Radar mengatakan bahwa banjir mulai menggenangi beberapa kelas disekolah tersebut sejak Jum’at pagi (30/1). “Ya air masuk sekolah itu waktu Jum’at pagi jam enam. Ada tiga ruang kelas, ruang kepala sekolah, dan ruang TU yang kemasukan air,”ujar Maskuri. Sehingga dengan kondisi banjir memasuki sekolah, KBM para siswapun terpaksa diliburkan. “Karena sudah nggak memungkinkan untuk belajar, jadi dengan terpaksa kami meliburkan KBM para siswa, para siswa belajar dirumah. Ternyata Sabtu pagi airnya kembali masuk sekolah kami lagi, jadi hari ini (Sabtu ‘red) kami liburkan lagi para siswa,”ujar Maskuri. Dia menyebutkan dengan tidak adanya KBM selama dua hari tentu saja sangat mengganggu belajar para siswa. “Jelas ini mengganggu, apalagi untuk kelas tiga sebentar lagi mau ujian nasional. Tapi ya mau bagaimana lagi kondisi sudah begini kita tidak bisa memaksakan KBM untuk terus berjalan,”ujar Maskuri. Menurut Maskuri banjir kali ini yang menggenangi sekolahnya adalah banjir yang keempat kalinya. “ya memang sekolah kami jadi langganan banjir kalau sudah musin hujan. Banjir yang sekarang saja ini banjir yang keempat sejak tahun 2011,”ujar Maskuri. Langganan banjir tersebut lantaran posisi SMPN 2 Pangenan lebih rendah dari pada jalan, selain itu SMPN 2 Pangenan dikelilingi oleh sungai Singaraja yang kondisinya sudah dangkal. “penyebabnya itu memang sekolah kami ini posisi tanahnya itu lebih rendah dari jalan, selain itu juga sekolah ini dikelilingi sungai singaraja berbentuk huruf L. terus juga nggak ada saluran pembuang dari daratan kesungai, jadi kalau hujan besar yang air hujan jadi banjir,”ujar Maskuri. Akibat banjir tersebut menurut Maskuri banyak buku pelajaran yang basah terkena banjir. “ada beberapa buku pelajaran punya sekolah kaya buku atlas yang basah terkena banjir,”ujar Maskuri. Sementara itu terjadi pula putting beliung, pada Jum’at petang (30/1) yang menyebabkan bangunan yang belum jadi, roboh rangka betonnya milik H Kusaeri di Desa Sidamulya Kecamatan Astanajapura. Adik korban, Ade Sugandi kepada Radar memaparkan kejadian terjadi sekitar pukul 18.30 WIB. “kejadian diperkirakan habis magrib. Kebetulan didalam nggak ada orang, karena pertama bangunan ini yang mau dija­dikan tempat usaha ini nggak ada orang didalamnya, kedua Kakak saya ini tinggalnya nggak disini karena tinggal di Pur­wokerto, disini Cuma usahanya saja,”ujar Ade. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: