Tebing Cimanis Kembali Longsor

Tebing Cimanis Kembali Longsor

Abrasi Sungai Ciwaringin Kian Melebar, Rumah Warga Terancam CIREBON - Tebing sungai Cimanis yang berada di Desa Kaligawe Wetan, Kecamatan Susukanlebak, kembali longsor. Akibatnya dua rumah dekat tebing terancam ikut longsor. Tahun 2014 yang lalu Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk- Cisanggarung (BBWSCC) telah mengucurkan dana untuk pemberonjongan. Namun ketinggian beronjong tersebut tidak lebih dari tujuh meter. Karena pada tahun 2013, beberapa kali tebing sungai Cimanis mengalami longsor yang hampir mengenai lima rumah warga. Eni, salah satu warga yang rumahnya dekat tebing mengatakan, longsor kembali terjadi minggu lalu. Kejadian longsor bahkan menurutnya sudah dua kali dalam sepekan. Menurut Eni, beruntung dirinya sudah merobohkan bagian dapur rumahnya. Sehingga longsor tidak terkena rumahnya. “Saran dari Pak RT, rumah saya sama Ida yang paling dekat dengan tebing, karena jaraknya kurang dari satu meter, untuk dibongkar dapur rumah saya dan Ida. Ya Selasa kita bongkar, besoknya Rabu terjadi longsor. Coba kalau dapur masih ada, mungkin rumah saya dan rumah Ida ikut kebawa longsor,” ujar Eni kepada Radar, Kamis (5/2). Ketua RT 1 Desa Kaligawe Wetan, Suhirman kepada Radar menyebutkan, kondisi kritis tebing sungai Cimanis ini sudah berlangsung cukup lama. Namun pihak terkait belum ada yang melakukan tindakan pencegahan longsor. “Ya tahu sendiri tahun 2013 juga sudah kritis bahkan sudah terjadi longsor. Sampai sekarang warga juga sangat mengeluh dan resah. Terutama warga yang sangat dekat dengan tebing, yaitu Eni dan Ida. Itu rumahnya sangat dekat sekali dengan tebing, jadi mereka lebih khawatir lagi,” kata Suhirman. Menurut Suhirman, pembron­jongan yang dilakukan BBWSCC tahun 2014 lalu dinilai kurang berarti. Karena tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. “Kami masyarakat anggap pemberonjongan itu sangat sia-sia. Karena pembronjongan itu kan tingginya paling tinggi 7 meter, sedangkan tinggi tebing ada belasan meter. Jadi tentu enggak terlalu berpengaruh dari bahaya longsor. Jadi walaupun sudah diberonjong warga tetap khawatir. Karena air sungai itu ketika banjir tingginya hingga bibir tebing yang tinggi belasan meter. Sedangkan ancaman selanjutnya kalau hujan itu kan tanah semakin longsor, apalagi itu di dalam tanah itu keropos. Coba saja lihat,” terang Suhirman sambil menunjukkan lokasi. Sementara jalan di Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, yang menjadi penghubung delapan desa mengalami tergerus abrasi sungai Ciwaringin. Kondisinya kini tampak semakin rusak parah dan melebar. Terlebih guyuran air hujan yang terus menerus, membuat tanah yang terbelah sungai Ciwaringin itu semakin tergerus. Warga sekitar pun khawtir dan resah. Keluhan warga yang bertahun-tahun meminta perbaikan, belum juga disentuh pihak BBWSCC. Lima rumah dekat sungai Ciwaringin itu kini sudah tidak dihuni pemiliknya. Karena khawatir membahayakan penghuni rumah. “Saya sudah tidak percaya kepada pemerintah. Karena selalu mengumbar janji, serta membuat masyarakatnya merasa resah. Apakah peme­rin­ta­han kabupaten tidak memperdulikan kami yang telah mempercayainya,” tukas Rois (55) salah satu warga sekitar, Kamis (5/2). Ade (62), salah seorang pemilik rumah dekat lokasi mengatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak selain meminta bantuan pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan itu. Agar masyarakat sekitar bisa menggunakan kembali jalur tersebut. “Saya meninggalkan rumah itu pada saat masih tahun 2014. Hingga saat ini saya tidak berani kembali lagi ke rumah itu. Khawatir saat kami istirahat, tiba-tiba tanah itu menelan rumah saya. Saya mohon kepada pemerintah untuk segera memperbaiki. Minimal yang sifatnya sementara, agar tidak semakin melebar,” harapnya. Sementara Camat Ciwaringin Wawan Hermawan mengatakan, melihat kondisi jalan longsor itu pihaknya akan mengusulkan kepada kuwu setempat untuk dijadikan prioritas dalam program musyawarah rencana pembangunan (musrembang). “Harusnya jalan itu menjadi prioritas perbaikan. Mau tidak mau itu harus. Karena kita sudah beberapa kali mengajukan, hingga saat ini belum juga adan realisasinya,” ujarnya. (den/arn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: