Ulama Dunia Peringati Muludan di Megu Gede

Ulama Dunia Peringati Muludan di Megu Gede

WERU – Walau hujan deras mengguyur kawasan Weru dan sekitarnya pada Kamis malam Jumat (5/2) lalu, tak menghalangi ratusan jamaah dan santri Pondok Pesantren Assaqofah Islamiyah Desa Megu Gede Kecamatan Weru untuk mengikuti peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H. Pasalnya, pihak pondok pesantren mengundang ulama asal Turki Prof Dr Syekh Muhammad Fadhil Al-Jaelani, cucu keturunan Syekh Abdul Qadir al-Jaelani dan seorang peniliti karya-karya ulama Islam dunia. Beliau tidak sendiri, ditemani Dr Abdul Aziz Ibnu Abdil dari California, Amerika Serikat. Dalam acara tersebut, Prof Dr Syekh Muhammad Fadhil Al-Jaelani memberikan tausiyah kepada para santri dan jamaah yang hadir. Menurut ulama yang sudah malang melintang meneliti karya Syeikh Abdul Qodir Jaelani yang ditranslet oleh penerjemah, bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa agung. “Ini bentuk kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW, puji-pujian dilantunkan kepada Rasulullah SAW sebagai mana Allah SWT memberikan pujian kepada Sayyidina Muhammad SAW,” tuturnya. Beliau menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan manusia yang sangat Allah SWT cintai. Saking cintanya, Allah SWT telah memberikan kabar mengenai kedatangan nabi di akhir zaman pada kitab-kitab yang diturunkan oleh-Nya sebelum Alquran. “Allah SWT senantiasa mengawali pujian kepada Nabi Muhammad SAW di setiap kitab-kitab yang diturunkanNya,” ucapnya. Kemudian, cahaya Nabi Muhammad SAW juga telah disampaikan para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Misalnya, pada saat Nabi Nuh membuat bahtera, Nabi Nuh menulis nama Allah SWT, Muhammad dan para khalifah. Begitu juga saat Nabi Ismail akan dikurbankan oleh ayahnya Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail saat akan disembelih tiba-tiba diganti dengan kambing. “Itu tak lain karena berkah dari nur (cahaya) Sayyidina Muhammad SAW,” terangnya. Menurut pimpinan pondok Pesantren Assaqofah, KH Ahmad Hasan melalui Ustad Ahmad Syarif bahwa maulid kali ini dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar ulama dan santri, baik yang berasal dari wilayah Cirebon, pulau Jawa dan ulama dunia. “Kami ingin bersama-sama memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dengan mengundang para ulama dan santri, sehingga bisa berbagi ilmu dan pengalaman,” tuturnya. Kemudian, esensi dari peringatan maulid Nabi Muhammad SAW ini, ingin mengenalkan lebih dekat Nabi Muhammad SAW dan ulama kepada anak-anak muda. Artinya, ulama merupakan penerus yang mengajarkan amalan-amalan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. “Jika anak muda dekat dengan ulama, insya Allah mereka akan mengikuti apa yang Nabi Muhammad SAW sampaikan dalam mengamalkan ajaran Islam,” imbuhnya. Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan agenda rutin pondok pesantren setiap tahun. “Acara seperti ini, menjadi agenda rutin,” jelasnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: