Empat KK Mengungsi

Empat KK Mengungsi

Tiang Sutet Terancam Terbawa Longsor KUNINGAN - Bencana longsor terjadi lagi di Kuningan. Kali ini terjadi di Desa Jagara, Kecamatan Darma, atau  tepatnya di Dusun Cinangsi RT 05/02. Akibat hujan yang terus menerus pada Sabtu malam (7/2) pukul 18.30 membuat TPT (tembok penahan tebing) sepanjang 15 meter dan tinggi 5 meter milik Suparman longsor. Longsoran tanah itu menimpa rumah Aripin sehingga membuat tembok kamar miliknya jebol. Untung pada saat kejadian tidak ada orang yang berada di dalam kamar. Kamar yang dihuni keluarga Aripin itu merupakan ruang bersalin. Maklum, istri Aripin berprofesi sebagai bidan. Akibat kejadian itu, empat kepala keluarga (KK), yakni Aripin, Suparman, Emat dan Adin langsung mengungsi. Totalnya ada 11 orang warga dari empat KK itu.  Mereka khawatir terjadi longsor susulan, terlebih cuaca akhir-akhir ini terus ekstrim. Bukan hanya tanah longsor yang mereka takutkan. Saluran udara tegangan tinggi atau sutet pun jadi ancaman. Ketika tanah longsor, maka tiang penyangga akan ikut longsor. Bahkan, bukan hanya satu tiang, namun dua tiang sutet sekaligus bisa tergerus longsor. Sebelumnya, pada tanggal 21 Januari, fondasi rumah sepan­jang 10 meter milik Supar­man amblas, keting­giannya mencapai 5 meter. Baru juga fondasi diperbaiki, ternyata TPT kembali ambrol.  “Saya berharap pemerintah membangun bronjongan ataupun TPT lagi agar tidak ada longsor susulan. Kalau tidak ada tindakan nyata, ini membahayakan warga,” ucap Aripin kepada Radar, kemarin (8/2). Menurut Aripin, sebelum kejadian dia diberitahu oleh salah satu anak Suparman bahwa tanah sudah retak. Ternyata benar. Usia salat Maghrib, tanah amblas. “Kami juga takut tiang listrik ikut terbawa longsor. Selain itu, yang paling ditakutkan adalah terkena aliran listrik. Apabila terbawa longsor, itu sangat berbahaya. Bisa makan korban lebih banyak,” ucapnya. Ketua RT 05/02, Toto Suharto berharap ada tindakan nyata dari pemerintah. Jika dibiarkan akan fatal dan berbahaya. Untuk tenaga, warga sendiri sudah siap. Ini dibuktikan kemarin, dimana warga bahu membahu melakukan penanganan darurat agar tidak ada longsor susulan. “Sudah kami laporkan kejadian ini ke Badan Penang­gula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan. Untuk langkah awal adalah tebing yang longsor ditutup terpal agar tidak terkena air hujan. Meski dipasang TPT, namun karana tidak bisa menahan beban, maka tanah kembali longsor,” timpal Kades Jagara, Umar Hidayat. Ketika pertama kali fondasi longsor pun, pihaknya langsung meminta tiga rumah yang berada di dekat kediaman Suparman mengungsi. “Perbaikan fondasi yang longsor baru kelar dua hari yang lalu. Tapi ternyata, giliran tebingnya yang longsor,” kata dia. Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Agus Mauludin SE didampingi Staf Pelaksana Seksi Kedaruratan dan Logistik, Sopyan membenarkan terjadi tanah longsor di Jagara. Bahkan, ada dua kejadian tanah longsor. Kejadian lainnya terjadi di Desa Bunigeulis. “Lokasi longsor di tempat yang pernah terjadi pada tanggal 21 Januari lalu. Untuk yang satu lagi saat ini akan dicek ke lapangan,” ucap  Sopyan di Kantor BPBD sebelum berangkat ke lokasi. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: