Dokar Protes Jalan Satu Arah
Merasa Tidak Pernah Diajak Bicara KUNINGAN - Keputusan Jalan Sudirman yang akan dibuat satu arah ternyata membuat kaget para pemilik dokar (delman) karena tidak merasa diberitahu oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Tentu kebijakan ini membuat mereka meradang, soalnya akan berpengaruh terhadap penghasilan. “Saya baru mengetahui kalau jalan akan dibuat satu arah hari ini. Itu juga melihat petugas membagikan selebaran kepada pengendara,” tutur Uci Sanusi salah seorang penarik dokar yang mengakal di depan RSUD Kuningan, Selasa (15/11) kepada Radar. Menurut pria beranak empat ini, selama ini tidak ada informasi terkait jalan satu arah baik dari Dishub ataupun Ketua Perdokar Kuningan kepada para pemilik dokar, sehingga kebijakan jalan satu arah dari barat ke timur membuat kaget. Harusnya kami yang ada di lapangan diajak bicara terlebih dahulu. Selama ini lanjut dia, adanya dokar mangkal di RSUD karena banyak penumpang dari arah timur yang akan ke pusat kota. Kalau harus satu arah berarti harus memutar ke Pasar Kepuh ataupun ke Jalan Aruji apabila akan ke kota. Bagi dokar dan penumpang ini merugikan karena memakan waktu. “Yang harus diketahui oleh pemerintah apabila menggunakan jalan pintas ke pasar kendalanya sangat banyak, mulai dari macet hingga bahaya diturunan yang menuju Jalan Langlangbuana. Maka harus dikaji terlebih dahulu aturan ini untuk kendaraan dokar,” lanjut Uci yang tinggal di Kelurahan Cijoho. Ia meminta adanya kebijakan baru ini untuk dokar ada semacam pengecualian, karena kalau dipaksakan penghasilan akan turun. saat ini saja dalam sehari maksimal memperoleh uang Rp30 ribu, uang tersebut belum dipotong untuk membeli dedak Rp10 ribu. Hal sama dikatakan oleh Dahlan, pria yang sudah menggeluti profesi sebagai penarik dokar sejak 1960-an mengaku, keberatan dengan penerapan jalan satu arah. Dipastikan akan membuat penumpang sepi dan mereka memilih jalan kaki menuju pusat kota. “Kalau bisa kebijakanya diubah biar kami tidak merasa dirugikan minimal arahnya yang diganti dari timur ke barat,” jelas dia yang mengaku sehari memperoleh uang Rp20 ribu. Sementara tanggapan mendukung datang dari pemilik kendaraan dengan akan diterapkannya kebijakan satu arah. Mereka yakin ruas jalan tidak akan semrawut seperti sekarang ini. “Saya bersyukur keinginan sejak dulu didengar oleh pemerintah. Kebijakan ini untuk kebaikan semua pihak, terlebih penatapan satu arah dilakukan dari pukul 07.00-15.00 WIB,” tandas Arif Kurniawan. Pantauan Radar di lapangan, petugas dari Dishub tampak tengah membagi-bagikan selebaran kepada pengedara. Dengan dipimpin langsung Kabid Lalin Ujang Zaidin SH MH, satu persatu selebaran dibagikan. Para petugas bukan hanya memberikan selebaran tapi juga secara lisan menginformasikan. Sekadar mengingatkan keputusan penerpan jalan satu arah untuk mengurangi kemacetan yang setiap hari terjadi. Keputusan ini juga hasil rapat Fokorlantas (Forum Kordiansi lalulintas) Jumat pekan lalu di ruang rapat Dishub memutuskan ruas jalan Sudirman akan diberlakukan satu arah. Menurut Kadishub Kuningan Drs Djaka Chaerul, elemen yang terlibat dalam rapat tersebut terbilang banyak yakni 30 orang yang terdiri dari Bapeda, sekolah, camat, dan pihak kepolisan. Pada rapat kali kedua itu mereka sangat menyetujui langkah ini kerena akan mengurangi titik kemacetan. Djaka menerangkan, penerapan jalan satu arah akan dilakukan mulai pukul 07.00-15.00 WIB. Hal ini karena pada rentan waktu tersebut jalan ini dipenuhi kendaraan baik roda dua, empat hingga delman. Agar para pengguna jalan tidak kaget lanjut dia, penerapan satu arah tidak akan akan langsung diberlakukan, ada beberapa tahap yang akan dicoba. Pihak Dishub membagi kebeberapa tahap, yakni sosialisasi ke masyarakat mulai tanggal 14-20 November baik melalui media masa maupun penyebaran pamplet. Lalu, masa uji coba akan dilakukan pada tanggal 21-30 November. Setelah itu dilanjutkan masa evaluasi tanggal 1 hingga 5 Desember. Baru pada tanggal 6 Desember merupakan masa pemberlakuan yang akan ditindaklanjuti oleh Surat Keputusan Bupati. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: