Keberatan Jika Ditutup Total
Pencarian Korban Gua Lalay Masih Berlanjut MAJALENGKA – Instruksi Bupati Majalengka untuk menutup objek wisata Gua Lalay perlu dirinci lebih detail. Apakah penutupan itu berlaku hanya bagi objek wisata Gua Lalay atau berlaku total satu paket dengan Curug Ibun yang tidak jauh dari Gua Lalay yang masih berada di Desa Sukadana Kecamatan Argapura. Hal itu disampaikan tokoh pemuda setempat yang juga pengelola objek wisata Curug Ibun, Maman Rohman. Menurutnya, sejak awal para pemuda yang menjadi pengelola Curug Ibun ini tidak setuju dengan dibukanya objek wisata Gua Lalay karena memang kondisinya cukup berbahaya. Apalagi objek wisata Gua Lalay yang dikelola pihak pemerintah desa setempat, juga membuka wahana body rafting yang sebenarnya sudah dikhawatirkan bisa membahayakan. “Perlu diperjelas dulu yang mana yang mau ditutup, kalau goa lalay saja yang ditutup, insya Allah kami mendukung 1.000 persen. Tapi kalau satu paket dengan Curug Ibun apa alasannya. Karena selama ini keberadaan Curug Ibun tidak berbahaya. Apalagi kalau nutup satu paket dua-duanya, akan ada 120 orang yang kehilangan hak upah kerja (HUK) sebagai pendapatan rutin selama empat bulan terakhir ini,” kata Maman. Menurutnya, di Gua Lalay maupu Curug Ibun ada sekitar 120 orang yang menggantungkan hidupnya sebagai pengelola. Sebagian besar diantaranya adalah pemuda setempat. Mereka diberi penghasilan antara Rp30 ribu sampai Rp50 ribu per hari tergantung kondisi sepi atau ramainya pengunjung. “Jika ditotal angka maksimalnya per minggu untuk menghonor 120 orang pengelola disini mencapai Rp5 jutaan. Kalau dua-duanya ditutup rekan-rekan kami mau mengandalkan apa. Mau macul atau nguli bangunan ga punya keahlian, mau ngojeg nggak bisa kridit motor, mau dagang nggak punya modal,” keluhnya. Belum lagi ada belasan pedagang yang sudah terlanjur meminjam modal ke bank harian untuk membuka usaha dagangan kecil-kecilan di sekitar Curug Ibun dan tempo cicilan mereka sampai sekarang terus berjaan. Walaupun sudah empat hari ini kawasan lokasi wisata tersebut sepi pengunjung pasca peristiwa yang menewaskan tiga korban itu. Menurutnya, para kelompok pemuda di Desa Sukadana membuka lahan objek wisata Curug Ibun sekitar bulan Agustus tahun lalu demi memanfaatkan potensi sumber daya alam (SDA) untuk dikelola Sumber daya manusia (SDM) yang tadinya tidak produktif menjadi lebih produktif. Sementara itu, hari keempat pencarian jasad Otong, salah satu pemandu wahana body rafting di lokasi Gua Lalay, dikerahkan tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Barat wilayah Ciayumajakuning. Tim Basarnas yang berjumlah sekitar 10 orang itu bahu membahu bersama tim pencari lainnya yang berasal dari unsur Polri dan TNI, serta relawan dari berbagai kelompok bersama warga. Pencarian kali ini dilakukan dengan cara menyusuri Sungai Cilongkrang hingga radius 3,5 kilometer dari TKP hanyutnya korban ke arah aliran di bawahnya. Namun, pencarian yang dilakukan hingga pukul 15.00 itu terpaksa dihentikan karena hujan sudah mulai turun dan dikhawatirkan air bah akan mengaliri Sungai Cilongkrang. Kabut tebal juga mulai menyulitkan jarak pandang dari tim pencari korban. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: