Pengawasan Masih Lemah

Pengawasan Masih Lemah

CIREBON- Munculnya peredaran jajanan kedaluwarsa ternyata tidak hanya meresahkan masyarakat. Para pedagang di Pasar Mundu yang tidak berjualan jajanan kedaluwarsa ikut dirugikan. Menurut pedagang Pasar Mundu, Raisa (35), semenjak adanya dua orang pedagang jajajan kedaluwarsa itu tingkat penjualan pedagang lainnya menurun. Bagaimana tidak, jajanan kedaluwarsa dijual dengan harga lebih murah. Bahkan bisa setengah harga dari jajanan yang tidak kedaluwarsa. Misalkan untuk harga milk, dirinya menjual dengan harga Rp1100. Sedangkan yang kedaluwarsa bisa Rp750. “Ya kita dirugikan, karena harga mereka lebih murah,” katanya. Hanya saja, para pedagang tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, dua orang pedagang itu sudah mendapat izin untuk berjualan dari kepala pasar. Dikatakan Raisa, biasanya dua orang pedagang tersebut menjual produk tidak setiap hari. “Kadang 2-3 hari baru jualan lagi,” ujarnya kepada Radar, kemarin. Menurutnya, pedagang itu menjual jajanan kedaluwarsa dari pagi hari mulai pukul 03.00 dini hari hingga tutup sekitar pukul 07.00-08.00 pagi. Kedua pedagang itu bukan asli pedagang dari Mundu. “Ya memang kasihan jadinya, Kalau kita sih semuanya dari sales. Saya sih tidak mau jualan yang kedaluwarsa, soalnya takut terkena kasus. Soalnya kita kan tidak tahu, nanti mau dikonsumi siapa,” ungkapnya. Sementara Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Swa­daya Masyarakat (LPKSM) Kota Cirebon H Tri Surya mengatakan masih beredarnya jajanan kedaluwarsa itu disebabkan karena lemahnya pengawasan dari dinas perindustrian dan perdagangan setempat. Untuk itu, ia menyarankan agar barang tersebut ditarik dari pasaran. Hal ini karena sangat membahayakan kesehatan masyarakat. Lebih dari itu, Surya mengatakan apabila jajanan kedaluwarsa itu dibolehkan, maka dijual di tempat yang khusus. Sementara dalam kasus ini, penjualan jajanan kedaluwarsa berada di pasar yang semua orang bisa membelinya. “Memang jajanan kedaluwarsa untuk pakan ternak dibolehkan, tapi tidak di pasar. Itu dibolehkan di tempat-tempat khusus. Kalau sampai beredar di masyarakat berarti dinas terkait yang harus bertanggung jawab mengawasinya,” katanya. Selain itu, ia juga menyayang­kan dengan tersebarnya jaja­nan tersebut di sekolah-seko­lah. Surya mengatakan seha­rusnya pihak sekolah juga bisa lebih selektif dalam memantau jajanan anak didik­nya di sekolah. “Jangan hanya meneriwa uang sewa tem­pat saja, tapi awasi juga maka­nan yang dibeli anak,” tandasnya. Sementara Kepala Pasar Mundu, Haerun, mengaku pihaknya sudah melakukan pemeriksaan dengan tim dari disperindag, kepolisan dan juga aparat desa. Hanya saja, tim tidak berhasil menemui pedagang jajanan kedaluwarsa itu. “Kalau untuk tindakan kita tidak tahu, serahkan ke dinas. Hanya saja tadi kita tidak menemukan pedagangnya, kita beri peringatan kepada pedagang supaya jangan menjual dan mencampur jajanan kedaluwarsa,” imbuhnya. Dikatakan dia, disperindag mengaku akan melakukan penarikan sampel jikalau ditemukan jajanan kedaluwarsa tersebut. “Kalau ada kita tarik sebagai sampel dulu, kemudian kita laporkan ke disperindag. Untuk tindakan kita serahkan, apakah berupa peringatan atau bagaimana,” ujarnya. Di lain sisi, Kuwu Desa Mundupesisir, Kecamatan Mundu Agus Kholiq, mengaku dirinya belum menerima keluahan dan laporan dari warganya perihal makanan dan jajanan kedaluwarsa yang menyebar di wilayah Mundu. Hanya saja, ia mengimbau kepa­da masyarakat agar tidak mem­beli jajanan kedaluarsa untuk dikonsumi kepada orang lain. Sementara dr Fatmawati mengatakan makanan kedaluwarsa bisa saja terjangkit berbagai mikroba yang membahayakan tubuh. Sebenarnya, tetap perlu kewaspadaan ekstra terhadap makanan kemasan. “Bisa saja makanan itu masih jauh dari batas kedaluwarsa, namun sudah tercemar mikroba akibat rusaknya kemasan, atau cara penyimpanan yang salah,” ujarnya, kemarin. Biasanya, kata Fatmawati, makanan yang disimpan dalam suhu agak dingin, tidak terpapar sinar matahari, dan tempat penyimpanannya dalam rak yang tersusun rapi akan jauh lebih bertahan lama. Untuk tanda-tanda keracunan makanan kedaluwarsa, yaitu reaksi ringan yang terlihat dan terasa setelah mengonsumsi makanan kedaluwarsa adalah rasa pusing, mual, muntah dan diare. “Untuk mengatasi kondisi awal ini, yang bersangkutan harus dibawa ke dokter. Jika dibiarkan maka penderita akan banyak kehilangan cairan yang mengakibatkan tubuh lemas dan dehidrasi,” katanya. Lalu, bagaimana tips agar aman dan terhindar dari maka­nan kedaluwarsa? Perta­ma, kata Fatmawati, yang terpenting adalah mengamati batas kedaluwarsanya. Kemu­dian, jangan berikan maka­nan kemasan yang batas keda­luwarsanya hampir mendekati kepada anak-anak. “Hindari makanan dari paparan sinar matahari dan simpan sesuai petunjuk. Dan untuk yang muslim, pilih makanan yang halal,” pungkasnya. (jml/mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: