Sesalkan Penanganan Pemkab Lamban

Sesalkan Penanganan Pemkab Lamban

Warga Kaligawe Swadaya Bikin Jembatan Darurat SUSUKANLEBAK - Warga tiga desa di Kecamatan Susukanlebak melakukan swadaya membuat jembatan darurat dari bambu. Hal itu karena sampai Minggu (15/2), Pemkab Cirebon belum juga membangun jembatan darurat. Sementara warga resah dengan robohnya jembatan Kaligawe dikhawatirkan roda perekono­mian menjadi lumpuh. “Mungkin sampai sekarang pemerintah belum bikin jembatan, jadi warga dengan penuh kerja sama dan gotong royong membangun jembatan dari bambu dengan dana swadaya dari para warga yang berada di tiga desa yang terisolasi,” ujar Koordinator Relawan Kecamatan Susukan­lebak, Yopi kepada Radar. Menurut Yopi, jembatan darurat yang dibuat warga rencananya ditempatkan di beberapa titik. Yakni di antara Desa Kaligawe dengan Desa Susukanagung dekat jembatan yang ambruk. Terus di antara Desa Kaligawe Wetan dengan Desa Susukanagung dekat dengan beronjong. Kemudian perbatasan Kaligawe dan Karangmangu dengan Susukan Agung. “Cuma yang sudah jadi dan bisa dipergunakan yaitu perbatasan Kaligawe-Karang­mangu yang menyebrang ke Susukanagung. Sedangkan ada juga jembatan yang belum jadi sudah terkena ombak sungai dan hancur lagi,” sebut Yopi. Yopi mengungkapkan, meskipun jembatan tersebut hanya bisa dilalui warga dengan jalan kaki, namun sangat berguna. “Tujuan utamanya sih supaya warga yang punya anak sekolah bisa tetap sekolah dengan melalui jembatan ini. Karena kalau tidak menggunakan jembatan darurat ini warga harus putar jauh. Dan ini murni swadaya warga tidak ada sumbangan dari mana-mana,” katanya. Sementara Ketua BPD Kaligawe, Abdul Rozak meminta agar pemerintah secepatnya membuat jembatan darurat. Karena warga Kaligawe sudah mulai gelisah dengan kondisi jembatan yang putus kemarin. “Warga sudah mulai bertanya-tanya kapan jembatan mulai dibangun lagi,” katanya. Rozak khawatir jika pemerintah lamban membangun jembatan. Karena akan berdampak pada lumpuhnya perekonomian warga. “Jelas akan sangat lumpuh perekonomian warga. Karena warga enggak bisa melakukan apa-apa, dan juga pengiriman bahan pokok pun terhambat dengan adanya jembatan putus. Sehingga pasti gejolak di tengah masyarakat pastilah terjadi. Itu yang kami tidak inginkan,” tuturnya. Rozak menyebutkan, saat ini saja harga sembako di warung-warung daerah yang terisolasi merangkak naik. “Ya sekarang saja harga-harga di warung sudah pada naik Mas. LPG saja normal Rp15 ribu sekarang hari ini (Minggu, red) itu sampai Rp25 ribu. Itu pun katanya stoknya sudah habis. Makanya ada yang mau enggak nih agen yang suplai LPG 3 kilo dengan harus putar jauh,” tukasnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: