Kakak Adik Tewas Bersamaan
Meninggalnya Jihan dan Rizal secara bersamaan membuat guru dan teman-teman mereka sangat kehilangan. Salah seorang mantan guru Jihan, menuturkan, malam hari sebelum kejadian, ia sempat SMS-an dengan korban. DEDEN RIJALUL UMAM, Lebakwangi AGUS Setiadin, guru SDN 1 Ciawigebang menceritakan hal itu kepada Radar ketika melayat ke kediaman korban, kemarin (18/11). Sebagai mantan wali kelas VI Jihan Dwi Fadila, dirinya mengaku begitu dekat dengan korban semasa masih di SD. Bahkan kedekatan tersebut masih terbina sampai Jihan duduk di bangku SMP. ”Saking dekatnya tadi malam selepas Isya (malam sebelum kejadian), Jihan SMS saya menanyakan tentang PR PPKn. Memang Jihan itu masih SMS-an sama saya. Ya hanya sekadar konsultasi. Kebetulan juga dulu semasa SD Jihan ikut les matematika di sekolah,” tutur Agus dengan mata merah terlihat sedih. Dia mengatakan, Jihan semasa SD tergolong anak pintar. Di setiap kelasnya, ia selalu mendapatkan ranking tiga besar antara 1, 2 dan rangking 3. Akhlaknya pun terpuji sehingga banyak disukai teman-temannya. ”Saya benar-benar kaget. Terus terang tidak menyangka kejadian ini menimpa Jihan. Padahal tadi malam baru SMS-an. Meskipun hari ini ada acara di Lembah Ciremai, saya menyempatkan diri melayat ke sini,” ujar Agus. Bukan hanya sering konsultasi, Jihan bersama teman-temannya pun sudah merencakan acara reuni SD. Rencana tersebut pernah diutarakan kepada dirinya. ”Jihan sudah merencanakan bersama teman-temannya untuk mengadakan reuni di rumah ini. Nampaknya rencana tersebut urung dilaksanakan,” tuturnya lagi. Begitu juga terhadap Muhammad Rizal yang masih duduk di kelas 3. Agus pun merasa begitu kehilangan. Dilihat dari raut mukanya, guru satu ini benar-benar merasa kaget. Puluhan siswa-siswi SMPN 1 Ciawigebang kemarin tampak tumplek di kediaman korban. Bahkan banyak di antaranya yang ikut menangis meskipun jenazah korban masih di RS Wijaya Kusumah. Ketika jenazah sampai di rumah, mereka ikut mengaji yang dibimbing oleh gurunya. Beberapa siswi sempat diwawancara Radar. Mereka merasa sangat kehilangan. Mereka mengakui jika keseharian Jihan benar-benar baik. Dengan parasnya yang cantik, Jihan tidak meperlihatkan kesombongan. Bahkan ia pun dinilai baik, supel, dan tak memilih teman. ”Kami ini kelas 7A sedangkan Jihan kelas 7B. Tapi karena baik dan tidak sombong, kami dekat dengannya. Kami benar-benar merasa sangat kehilangan,” tutur para siswi dengan suara yang sama. Penghargaan sekolah terhadap almarhumah Jihan begitu tinggi. Disamping para siswanya, tampak pula sejumlah guru ikut melayat. Bahkan menurut keterangan siswa, sekolahnya dibubarkan untuk melayat korban. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: