Ayo Pungut dan Pilah Sampah  

Ayo Pungut dan Pilah Sampah  

Kabupaten Cirebon Peringati Hari Peduli Sampah 2015   Sampah selalu memiliki kesan negatif di masyarakat. Selain mengeluarkan bau tidak sedap, sampah juga memberikan kesan kotor, membuat lingkungan terlihat kumuh dan tidak terawat. Namun di hari Peduli Sampah 2015, Pemerintah Kabupaten Cirebon kini mencoba menggalakkan program pemilahan hingga pemanfaatan sampah. SAMPAH merupakan salah satu masalah besar yang harus bisa ditangani dengan baik. Apalagi, produksi sampah di Kabupaten Cirebon hampir mencapai 3,3 juta liter setiap harinya. Jika tidak dikelola dengan baik, Kabupaten Cirebon bisa menjadi lautan sampah. Atas dasar itulah, Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon mencoba mencari inovasi. Salah satunya dengan Gemmes (Gerakan Memungut dan Memilah Sampah) serta menggalakkan bank sampah. Bahkan, dalam peringatan Hari Peduli Sampah yang digelar kemarin, (20/2), Bupati beserta seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) melakukan deklarasi peduli sampah untuk mewujudkan Kabupaten Cirebon yang bebas sampah, bersih dan tertib. Deklarasi tersebut ditandai dengan penandatanganan spanduk oleh Bupati Cirebon, Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi diikuti pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon. Sebelum melakukan deklarasi, seluruh OPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Cirebon melakukan gerakan bersih-bersih. Sekitar pukul 08.00 WIB, Bupati Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi mengecek kebersihan di beberapa OPD. Setelah itu, Sunjaya pun melihat depot pembuatan pupuk kompos di kawasan Sumber. Bupati Sunjaya mengatakan, sampah merupakan hal yang akan merugikan masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Maka dari itu dirinya mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah, kemudian dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos. \"Sampah itu bisa bermanfaat bila dikelola dengan baik. Termasuk salah satunya bila dimanfaatkan menjadi pupuk kompos,\" tuturnya. Ke depan, setiap hari Jumat, Bupati menganjurkan agar masing-masing dinas menggelar kegiatan kerja bakti. Dengan meningkatkan kepedulian terhadap sampah, setidaknya sampah bisa dikendalikan. \"Marilah kita secara bersama-sama membersihkan dan memanfaatkan sampah,\" ajaknya. Dari segi anggaran, Sunjaya mengaku Pemerintah Kabupaten Cirebon telah menyediakan anggaran untuk pengelolaan sampah. Baik untuk penambahan peralatan pengolahan sampah atau yang lainnya. Namun Sunjaya menekankan, anggaran bukan menjadi hal utama dalam persoalan sampah. Yang terpenting, kata dia, adalah kesadaran masyarakat untuk sama-sama membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pemilahan. \"Ketika masyarakat sudah sadar, saya kita anggaran yang dibutuhkan tidak perlu besar. Mudah-mudahan ke depan kita siapkan alat pengelolaan sampah di masing-masing kecamatan,\" ujarnya. Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Cirebon, Ita Rohpitasari mengatakan, kegiatan deklarasi Hari Peduli Sampah itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah dan memungkut sampah. BLHD menginginkan masyarakat memanfaatkan sampah menjadi suatu hal yang bermanfaat. \"Jangan sampai sampah ini dibiarkan menjadi tumpukan yang tidak berarti,\" tuturnya. Untuk limbah sampah kering bisa diolah menjadi pupuk kompos. Sementara untuk limbah plastik, pihaknya saat ini sedang menggalakan program bank sampah. Bahkan setiap Kamis, pihaknya memiliki tim yang diperuntukkan memungut sampah di kantor-kantor pemerintah kemudian diolah di bank sampah. \"Nantinya sampah plastik ini akan diolah menjadi kerajinan tangan atau yang lainnya,\" tuturnya. Jika program bank sampah ini sudah berjalan, kata dia, tidak menutup kemungkinan, masyarakat yang menyimpan sampah di bank tersebut akan mendapatkan uang kompensasi. Maka dari itu, program bank sampah ini akan terus digaungkan. Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon Sugeng Raharjo mengatakan, sedikitnya ada tujuh titik pengolahan sampah di Kabupaten Cirebon. Saat ini pengolahan sampah itu barulah sebatas mengubah sampah kering menjadi pupuk kompos. Ke depan, DCKTR memiliki rencana untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan dasar plastik. Saat ini, alat-alat pengolahan sampah itu pun sedang disiapkan. \"Di samping pengolahan sampah yang kering, untuk plastik ini akan kita olah juga, hanya saja memang belum lengkap alatnya. Saat ini baru sebatas pengolahan sampah menjadi kompos,\" tuturnya. Selain pengolahan sampah, DCKTR juga sudah mencoba memanfaatkan gas metan di tempat pembuangan akhir (TPA) Gunungsantri untuk dijadikan sumber energi. Pasalnya, gas metan yang dikeluarkan dari sampah bisa dijadikan sumber energi pengganti gas rumah tangga atau listrik. Bahkan untuk saat ini, penerangan di TPA Gunungsantri sudah berasal dari pengelolaan gas metan dari TPA tersebut. \"Tahun ini akan kita lakukan pipanisasi agar gas metan ini bisa disalurkan ke perumahan. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan gas gratis,\" tukasnya. (ida ayu komang triyani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: