Desak Polisikan Oknum Talaga Nilem
KUNINGAN - Setelah menghilang cukup lama, mantan Direktur PDAM, H Kamdan SE kembali tampil ke publik. Pria yang sempat mencalonkan diri sebagai wakil bupati (wabup) Kuningan itu akhirnya angkat bicara terkait persoalan pipa yang diduga ilegal di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan. Tampilnya Kamdan tidak terlepas dari pernyataan mantan Kades Kaduela, Suwarno yang mengatakan jika pada 2010 lalu, dia yang itu masih menjabat Kades Kaduela mengaku telah menerima kunjungan dari H Kamdan yang kapasitasnya sebagai direktur PDAM. Kepada Radar, H Kamdan mengatakan kalau dirinya memang sempat berbicara dengan Suwarno menyangkut program PDAM ke depannya. Termasuk keinginan membangun semacam SPBU guna menampung air di wilayah Ciperna, Kabupaten Cirebon. Gagasan itu disampaikannya karena dia menjabat sebagai direktur PDAM, yang berkepentingan terhadap pemanfaatan air untuk mendatangkan pendapatan bagi Kabupaten Kuningan. Bahkan, Kamdan balik menuding jika gagasannya membangun SPBU itu disabet oleh H Fahmi, direktur CV Talaga Nilem Sakti (TNS). “Yang punya ide membangun semacam SPBU air itu adalah PDAM Kabupaten Kuningan ketika di bawah kepemimpinan saya. Anehnya, ide itu kemudian dijiplak saudara Fahmi dengan membangun reservoir untuk memenuhi kebutuhan air PDAM di Kota Cirebon. Saya juga heran, kok ide PDAM malah diterapkan oleh perusahaan swasta,” tegas Kamdan, kemarin. Menyangkut keluhan Fahmi terkait banyaknya “tarikan”, Kamdan mendesak agar Fahmi berani buka-bukaan soal siapa saja oknum yang melakukan tarikan. Dia akan mendukung Fahmi jika mau terbuka menyangkut masalah “tarikan” yang diungkapkannya di depan Komisi II DPRD Kuningan ketika hearing, Selasa (24/2). Kamdan belum mengerti yang disebut “tarikan” oleh Fahmi. “Fahmi harus berani menceritakan siapa saja oknumnya. Baik itu oknum di desa, kecamatan, dinas maupun pemkab. Kalau tidak mau membukanya ke publik, saya kira kurang bagus karena sebelumnya sudah dilontarkan oleh Fahmi sendiri di depan para wakil rakyat. Jadi, siapa saja oknum yang melakukan tarikan, sebaiknya diumumkan ke masyarakat agar persoalannya jelas,” saran Kamdan yang menjabat sebagai ketua DPC Nasdem Kabupaten Kuningan tersebut. Pengungkapan siapa saja oknum yang suka narik, lanjut dia, selaras dengan keinginan Presiden Jokowi yang didukung Nasdem yakni revolusi mental. Karena itu, dirinya meminta agar H Fahmi mau membuka nama-nama oknum yang suka narik tersebut. “Tidak perlu takut untuk mengungkapkan siapa saja oknumnya. Jadi, saya berharap Pak Fahmi mau menjelaskan siapa saja yang suka narik itu, biar masalah ini tidak menjurus ke fitnah,” tandas Kamdan. Kamdan juga mendesak penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan untuk turun tangan mengusut dugaan “tarikan” seperti yang disebut direktur TNS. “Saya berharap, penegak hukum baik kepolisian dan kejaksaan untuk mengusut tuntas masalah ini. Jangan sampai dibiarkan dengan melindungi nama-nama oknum tersebut, karena sangat tidak bagus untuk kepercayaan publik,” desak Kamdan. Seperti yang diberitakan Radar, Direktur CV Talaga Nilem Sakti, H Fahmi mengungkap soal banyaknya “tarikan” terhadap dirinya terkait pemanfaatan air talaga nilem. Disamping tarikan dari kelompok penggerak pariwisata (Kompepar) yang dibagi dengan Pemdes Kaduela, ada juga tarikan dari Dispenda. Selain itu, dia menyiratkan adanya tarikan dari pihak lain namun enggan menyebutkannya. “Dari Dispenda, jatah Kompepar yang ada pula di situ bagian untuk Pemdes Kaduela. Kalau dari (pihak, red) yang nggak karuan-karuan itu, saya tak bisa bicara,” ungkap Fahmi pasca RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Komisi II DPRD di ruang Banmus, beberapa hari lalu. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: