Setiap Tiga Hari, Satu Bayi Meninggal

Setiap Tiga Hari, Satu Bayi Meninggal

SUMBER - Setiap tiga sampai empat hari, satu bayi meninggal di Kabupaten Cirebon. Fakta tersebut diketahui dalam rapat dengar pendapat Komisi III dan IV DPRD Kabupaten Cirebon bersama dengan jajaran manajemen RSUD Waled di ruang rapat gedung DPRD Kabupaten Cirebon, kemarin (27/2). Dalam rapat tersebut diketahui, tak kurang dari 100 bayi meninggal dunia di Kabupaten Cirebon. Karena itulah Kabupaten Cirebon berada di posisi ke-6 dalam hal kematian bayi. Salah seorang dokter spesialis di RSUD Waled, dr Irman Permana SpA mengatakan, sekitar 72.000 kasus kematian bayi terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Sementara untuk Jawa Barat sendiri sebanyak 31.109 kasus kematian bayi terjadi selama kurun 2010-2015. Dari total jumlah kematian bayi se-Indonesia itu, 70 persen di antaranya terjadi pada tiga hari pertama usia bayi. Dan 63 persen dari jumlah yang sama, bayi meninggal pada usia kurang dari sebulan. Untuk Jawa Barat sendiri menempati posisi 11 dari 33 Provinsi di Indonesia. Mengenai penyebab, Irman mengatakan, keterlambatan proses rujukan terhadap bayi menjadi salah satu faktor. \"Karena seringnya, saat bayi dirujuk, kondisinya sudah cukup parah. Sehingga akhirnya tidak bisa diselamatkan,\" ujarnya. Selain keterlambatan rujukan, banyaknya perempuan belum cukup umur yang sudah melahirkan juga menjadi faktor kematian bayi. Bahkan di kawasan timur Cirebon, kerap ditemukan perempuan yang usianya di bawah 15 tahun namun sudah melahirkan. Berbagai upaya diakui Irman sudah dilakukan untuk menekan angka kematian bayi. Namun, minimnya SDM dan fasilitas perawatan menjadi salah satu kendala yang cukup berpengaruh dalam hal pelayanan pada masyarakat. Karena menurutnya, ruang intensif RSUD Waled hanya sebanyak 12 unit. \"Maka dari itu, ini kurang maksimal. Idealnya bisa sampai 20 ruang,\" lanjutnya. Untuk SDM, seharusnya satu perawat maksimal menangani dua bayi. Namun pada kenyataannya, satu perawat menangani 5 bayi. \"Inilah yang akhirnya membuat pelayanan kurang maksimal,\" sambungnya. Tidak hanya di RSUD Waled, kondisi serupa juga terjadi di RSUD Arjawinangun. Rumah sakit tersebut hanya memiliki 4 ruang rawat untuk bayi. Padahal jika dilihat dari segi kebutuhan, jumlah ruang yang dibutuhkan seharusnya lebih besar daripada RSUD Waled. Mendapati fakta tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Bejo Kasiono berharap agar tingginya kematian bayi bisa ditekan. Dikatakannya, untuk pembenahan SDM sendiri memang dibutuhkan waktu yang cukup lama. Namun dirinya mengaku, DPRD akan berusaha mendorong dan mendukung program meminimalisasi kematian bayi ini. \"Saya harap persoalan ini bisa segera diselesaikan,\" tukasnya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: