Beda Nasib

Beda Nasib

\"\"Benfica Lolos, United Hidup Mati Lawan Basel MANCHESTER - Sebelum menghadapi Benfica kemarin, Manchester United begitu percaya bakal merebut tiket ke 16 besar. Itu karena United bermain di kandang sendiri, Old Trafford, dan memenangi lima laga terakhirnya tanpa pernah kebobolan. Namun, misi itu berantakan setelah United ditahan Benfica 2-2. Tiket 16 besar malah menjadi milik Benfica yang kini mengoleksi 9 poin dari lima laga. Klub Portugal itu bahkan berpeluang merebut juara grup C karena di laga terakhirnya bermain di kandang sendiri melawan tim terlemah Otelul Galati (Rumania). “Target utama kami adalah lolos dari fase grup dan kami telah memenuhinya,” kata pelatih Benfica Jorge Jesus seperti dilansir kantor berita AFP. “Sekarang kami akan berusaha finis nomor satu (di grup) karena penting untuk menghindari klub seperti Real Madrid dan Barcelona,” imbuhnya. Sebaliknya bagi United. Untuk lolos ke 16 besar, klub berjuluk Setan Merah tersebut harus menjalani laga hidup mati di kandang FC Basel (Swiss) pada 7 Desember mendatang. Kenapa hidup mati? Itu karena Basel juga berpeluang lolos mengingat hanya tertinggal satu angka (8-9) dari United. United memang hanya butuh seri. Tapi, berkaca dari sukses Basel menahan 3-3 United di Old Trafford (27/9), tekanan lebih berat dialami Setan Merah, julukan Manchester United. Sejak Liga Champions menggunakan format 16 besar pada musim 2004-2005, United baru sekali gagal mencapainya (musim 2005-2006). Yang menarik, salah satu pesaing United kala itu adalah Benfica. Kedua tim saling mengalahkan 2-1. Tapi, di klasemen akhir grup, Benfica lolos ke 16 besar sebagai runner-up dibawah Villarreal, sedangkan United terpuruk sebagai juru kunci. Pelatih United Sir Alex Ferguson tentu tidak ingin memori enam tahun lalu terulang. Ferguson pun tetap optimitis dengan kans timnya. “Kami akan menghadapi laga berat di Basel, tapi kami tetap percaya diri lolos (16 besar),” ungkapnya kepada Reuters. Hanya, Ferguson bersikap realistis apabila United mungkin lolos hanya sebagai runner-up. “Benfica pasti akan memenangi laga terakhirnya dan finis teratas. Tapi, kami tidak takut dengan siapapun (seandainya lolos ke 16 besar). Siapa tahu kami tampil lebih baik ketika bertemu Inter Milan, Barcelona, Real Madrid, atau Bayern Munchen,” jelas pelatih yang akrab disapa Fergie itu. Terkait hasil imbang kemarin, Ferguson menyayangkan blunder barisan pertahanan timnya sebagai penyebab dua gol Benfica. Gol pertama akibat bunuh diri Phil Jones hanya tiga menit setelah kickoff. Gol itu hanya selang sepekan setelah defender 19 tahun United itu disebut pelatih Inggris Fabio Capello sebagai The New Franco Baresi dan Fernando Hierro. Sedangkan gol kedua yang diciptakan Pablo Aimar pada menit ke-61 berawal dari clearance buruk kiper David de Gea. Sebelum gol Aimar, United sebenarnya unggul 2-1 hasil gol-gol Dimitar Berbatov (30’) dan Darren Fletcher (59’). “Dua gol yang aneh ke gawang kami. Tapi, saya tidak akan menyalahkan pemain saya karena kami sudah memainkan permainan yang bagus. Kami seharusnya bisa meraih hasil lebih baik,” tutur Ferguson. (dns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: