ISIS Hancurkan Situs Bersejarah Iraq

ISIS Hancurkan Situs Bersejarah Iraq

BAGHDAD - Militan Negara Islam alias Islamic State (IS), dulu dikenal sebagai ISIS atau ISIL, kembali menuai kecaman dunia. Kali ini bukan karena kebengisan mereka, tetapi perusakan Museum Mosul yang mereka duduki sejak 2014. Museum itu hanya satu di antara 1.800 situs bersejarah di Kota Mosul, Provinsi Nineveh. Sebenarnya, perusakan artefak dan buku-buku kuno di museum itu merupakan rangkaian dari aksi vandalisme yang berlangsung sejak Januari lalu di Mosul. Kota di utara ibu kota Iraq itu memang dikenal sebagai salah satu kota kuno sekaligus kota budaya di Negeri Seribu Satu Malam. Dari sekitar 12.000 situs arkeologi Iraq, 1.800 di antaranya berada di Mosul. Tetapi, perusakan itu baru memantik protes kompak masyarakat internasional setelah IS mengunggah video vandalisme mereka Kamis (26/2). Dalam hitungan jam, para arkeolog dan pakar budaya di seluruh dunia langsung bereaksi. Mereka mengecam keras kebrutalan para militan yang dengan bangga mempertontonkan perusakan di museum terpenting kedua Iraq tersebut ke kamera. “Ini bukan akhir cerita. Masyarakat internasional harus turun tangan,” tegas Abdelamir Hamdani, arkeolog Iraq, pada Stony Brook University di Suffolk County, Negara Bagian New York, Amerika Serikat (AS). Dalam video berdurasi lima menit itu, para militan tampak bersemangat menghancurkan patung-patung kuno dan artefak. Dengan godam, mereka menggempur peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut. Militan yang tahun lalu mendeklarasikan berdirinya negara Islam di Iraq dan Syria itu menyebut penghancuran patung dan artefak di Museum Mosul tersebut sebagai aksi yang tepat. Sebab, patung-patung dan artefak itu, menurut mereka, telah menjadi berhala bagi warga Iraq. Karena itu, mereka sengaja menghancurkan semuanya untuk mengakhiri penyembahan berhala oleh umat muslim Iraq. Dalam video tersebut, juga terlihat sesosok pria dalam pakaian serbahitam yang sedang mengebor dan berusaha menghancurkan patung salah satu dewa kuno Bangsa Assyria. Patung banteng bersayap yang terletak di Gerbang Nergal kompleks arkeologi Mosul itu merupakan peninggalan budaya dari abad ke-7. Selain menjadi tempat penyimpanan artefak dan buku kuno, museum itu menaungi situs-situs arkeologi. “Wahai (umat) muslim, artefak-artefak di belakang saya ini adalah berhala yang dipuja dan disembah orang-orang kuno. Nabi kita pernah memerintahkan umatnya untuk menghancurkan seluruh berhala dan sebagai pengikutnya, saya melakukan ini,” ujarnya, lantas melanjutkan perusakan patung. Logo ISIS tertera pada salah satu sudut layar video yang diunggah melalui Twitter tersebut. ISIS terang-terangan mengungkapkan niatnya kepada para penjaga museum. “Mereka mengaku hendak menghancurkan Nimrud,” kata Hamdani kemarin (27/2). Nimrud adalah salah satu situs bersejarah yang menjadi rumah bagi patung-patung dewa Bangsa Assyria tersebut. Termasuk patung-patung banteng bersayap yang menjadi sasaran amuk militan dalam video Kamis lalu. “Nimrud adalah ibu kota Assyria Kuno yang menyimpan banyak relief dan patung penting. Perusakan ini adalah malapetaka besar bagi dunia arkeologi,” lanjut Hamdani. Dia lantas menambahkan, perusakan Museum Mosul dan Nimrud merupakan ancaman serius bagi Kota Hatra. Kota kuno di tengah gurun itu masuk dalam daftar warisan budaya UNESCO dan kini berada di bawah kendali ISIS. Sejak 2014, IS yang ketika itu masih bernama ISIS atau ISIL memang menguasai Mosul dan sekitarnya. Termasuk Museum Mosul yang saat itu baru menjalani pemugaran. Ketika militan menguasai Mosul, sejatinya museum yang dijarah habis-habisan oleh Al Qaeda pada 2003 tersebut sedang dibuka kembali. Tetapi, akhirnya, sampai sekarang museum itu tidak pernah dibuka lagi. Selain museum, ISIS telah menghancurkan sejumlah bangunan kuno yang lain. Di antaranya, masjid dan tempat-tempat pemujaan. Januari lalu, militan merampok Central Library of Mosul. Setelah merusak gembok, mereka menjarah sedikitnya 2.000 buku dari perpustakaan tersebut. Pada bulan yang sama, mereka merusak perpustakaan milik University of Mosul. Ratusan buku budaya dan ilmu pengetahuan mereka jarah dan mereka jadikan api unggun di hadapan para mahasiswa. (AP/AFP/CNN/hep/c23/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: