Sebagian Dijual untuk Danai Perang

Sebagian Dijual untuk Danai Perang

Penghancuran warisan budaya di Iraq oleh Islamic State (IS) membuat Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) benar-benar shock dan resah. Sebab, benda bersejarah yang mereka hancurkan berusia ratusan tahun. Itu bukan kali pertama mereka menghancurkan situs-situs warisan budaya di Iraq dan Syria. Tahun lalu kelompok militan yang lebih dikenal sebagai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tersebut juga melakukan hal serupa. Untuk mencegah perusakan kembali terjadi, UNESCO bakal secepatnya mengadakan pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan (DK) PBB. Mereka akan mencari cara untuk melindungi warisan budaya serta keamanan di Iraq. Setidaknya, apa yang tersisa saat ini masih bisa diselamatkan. Kini UNESCO juga melakukan penyelidikan terhadap video penghancuran yang dirilis ISIS. “Serangan ini lebih dari sebuah tragedi kultural. Ini juga merupakan masalah keamanan. Sebab, penghancuran ini memicu sektarianisme, kekerasan ekstremisme, serta konflik di Iraq,” ujar Dirjen UNESCO Irina Bokova. Menurut dia, perusakan tersebut melanggar resolusi DK PBB yang menyatakan bahwa objek-objek budaya harus dilindungi dari zona konflik di Iraq dan Syria. Resolusi itu keluar setelah diketahui bahwa barang-barang antik di Iraq dan Syria tidak hanya dihancurkan ISIS, tetapi juga dijual untuk mendanai aksi mereka. September tahun lalu UNESCO menyatakan, ISIS menggunakan perantara untuk menjual barang-barang antik di wilayah yang mereka kuasai di pasar gelap. Misalnya, artefak-artefak di Iraq. Penjualan barang antik tersebut meningkat setelah ISIS menguasai Mosul dan Provinsi Nineveh. Sebanyak 2 ribu di antara 12 ribu akses ke situs arkeologi yang terdaftar telah mereka kuasai. “Melindungi nyawa penduduk, warisan budaya, serta identitas mereka (sebagai bangsa, red) harus berjalan beriringan,” tegas Bokova. Dia berharap UNESCO mampu memobilisasi PBB dan seluruh komunitas internasional untuk menyelamatkan warisan budaya Iraq. Bokova menekankan bahwa tindakan tersebut harus dilakukan secepatnya untuk mencegah perdagangan warisan budaya Iraq secara ilegal. Direktur UNESCO di Iraq Axel Plathe menegaskan, perusakan warisan budaya di Iraq yang dilakukan ISIS sejak mereka menguasai Mosul sama saja dengan menghilangkan identitas seluruh penduduk Baghdad. Kini UNESCO bekerja sama dengan pemerintah Iraq serta pemerintah dari negara-negara sekitar untuk menindak penyelundupan artefak yang dilakukan ISIS. Mereka juga telah memperingatkan beberapa rumah lelang agar tidak menawarkan barang hasil curian. (AFP/Reuters/AP/Al Akhbar/sha/c15/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: