Perjalanan Umrah PP Darul Falah Indramayu (1)

Perjalanan Umrah PP Darul Falah Indramayu (1)

Ujian Kesabaran, Ban Pecah dan Antrean Imigrasi Laporan: Kholil Ibrahim dari Tanah Suci Rombongan jamaah umrah Darul Falah Tour tiba di Bandara Jeddah, Arab Saudi, Kamis (26/2) sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Kedatangan sebanyak 77 anggota rombongan disambut sengatan terik matahari dan kencangnya angin. Terasa panas, tapi juga menyejukkan. WAJAH lelah jelas terlihat. Namun niat kuat untuk beribadah umrah ditanah suci mampu untuk memotivasi para jamaah untuk tetap bersemangat dan menikmati rangkaian perjalanan panjang yang memang sangat melelahkan. Bayangkan saja, diberangkatkan Rabu (25/2) lalu dari komplek Ponpes Darul Falah Desa Singaraja, Kabupaten Indramayu, rombongan menuju Jakarta dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 16.30 WIB. Setelah urusan adminstrasi kelar, jamaah diterbangkan jam 00.30 WIB ke Jeddah, namun transit dulu ke Air Port Abu Dhabi. Penerbangan dari Soeta ke Abu Dhabi memakan waktu sekitar enam jam. Dari Abu Dabi ke Jeddah selama dua jam. Total perjalanan terbang delapan jam. Jamaah sangat menikmati perjalanan penerbangan menggunakan pesawat Emirates Airlane yang menjadi program pelayanan optimal Darul Falah Tour. Tepat waktu, nyaman dan fasilitasnya benar-benar istimewa. Makan, minum dan hiburan semuanya disediakan di salah satu maskapai penerbangan terbaik ketiga dunia ini. UJIAN KESABARAN Kesabaran jamaah dalam perjalanan benar-benar diuji. Mulai dari ban belakang bus dalam perjalanan ke Bandara Soeta tiba-tiba pecah di Jalan Raya Pantura Subang, hingga dikerjai petugas imigrasi di Jeddah. Lazimnya setiap warga negara asing yang hendak menunaikan umrah, wajib menjalani pemeriksaan paspor. Biasanya proses ini hanya memakan waktu sekitar lima menit setiap orang. Awalnya memang demikian. Petugas imigrasi cekatan ketika melayani calon jamaah perempuan dan para manusia lanjut usia (manula). Tapi tidak terhadap jamaah pria. Petugas pilih-pilih. Tidak ada jaminan antre di depan dapat giliran cepat. Kondisi ini tentu saja membuat jamaah pria resah dan gelisah. Selain harus menunggu cukup lama, jamaah juga mesti bersabar menghadapi perilaku petugas yang terkesan bekerja seenaknya. Mereka tidak begitu peduli kalau para jamaah telah menempuh perjalanan jauh dan capek sehingga butuh istirahat. Justru mereka memberikan pelayanan terkadang sembari ngobrol atau bermain telepon selular. Tak heran sejumlah jamaah bahkan yang berasal dari negara lain ikut terlihat kesal dan mengumpat. “Ini namanya ujian kesabaran. Sudah biasa begitu. Ini mending cuma nunggu dua jam, biasanya sampai enam jam,” kata Ketua Penyelenggara Darul Falah Tour, KH Syaerozi Bilal yang langsung membimbing jamaah selama di tanah suci. Bukan salah petugas juga. Lambatnya pelayanan karena sistem online. Sementara data imigrasi dari Indonesia lelet diakses. Jadi sambil nunggu petugas seringkali membuka handphonenya. Begitu pemeriksaan paspor tuntas, rombongan jamaah Darul Falah langsung menuju Madinah dengan menggunakan bus yang telah disiapkan. Sekitar lima jam lebih perjalanan darat menuju Hotel Al Haram Madinah. Rasa kesal akhirnya terobati setelah sepanjang perjalanan jamaah umrah bisa menikmati pemandangan khas padang pasir. Seperti kumpulan Unta di pinggir-pinggir jalan, bukit batu dan hamparan padan tandus. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: