Warga Terkejut Harga Premium dan Gas Naik
KUNINGAN - Minimnya pemberitahuan kenaikan harga BBM dan gas LPG (baca: elpiji) membuat banyak warga di Kuningan kalang kabut dan terkejut. Ketika pukul 00.00 pada tanggal 1 Maret, harga BBM jenis premium naik dari Rp6.700 menjadi Rp6.900 per liternya. Pada pagi harinya, warga banyak yang tidak sadar. Mereka mengira harga tidak naik sehingga ketika mengisi BBM dengan jumlah tertentu, mereka bayar dengan harga yang lama. Tentu hal ini diprortes oleh operator SPBU. Mereka memberitahukan bahwa harga BBM jenis premium telah naik. Meski pemilik kendaraan merasa dongkol, terpaksa membayar dengan harga baru. “Tadi ada sopir angkutan mengisi premium. Mereka kira harga masih harga lama, ketika diberitahu ada kenaikan, sang sopir itu kaget,” ucap Dedi, salah satu petugas operatur SPBU SMPN 1 Kuningan kepada Radar, kemarin (1/3). Dedi yang didampingi Yayan mengatakan, bukan hanya satu orang yang tidak tahu ada harga baru. Namun, nyaris semua konsumen terkejut. Hal ini memang karena pemberitaaan di media tidak gencar. “Kami pun diberi informasi mengenaik kenaikan ketika pukul 19.00 tanggal 28 Februari, atau sehari sebelumnya,” ucap Dedi yang ditemui Radar ketika menunggu listrik menyala. Nana Nuryana, pengelola SPBU Manis dan Cijoho membenarkan bahwa pihaknya diberi informasi beberapa jam sebelum kenaikan. Nana mengakui kalau Pertamina member info bahwa ke depan, paling cepat kenaikan harga BBM adalah dua minggu sekali. “Saya juga baru tahu Sabtu malam pukul 19.00. Karena minim pemberitaan, banyak warga yang kurang tahu,” ucap Nana. Menurut dia, kenaikan harga bagi SPBU sangat merugikan karena modalnya naik. Sedangkan keuntungan tetap. Sementara itu, untuk premium di tingkat pengecer, harga menjadi Rp8.000 per liter. Pengecer sepakat harga eceran sebesar itu karena dianggap realistis. “Saya jual Rp8.000 kerena harga premium di SPBU Rp6.900. harga ini masuk akal,” ucap Maman Kosataman, salah seorang pengecer. Dari pantauan Radar, ketidaktahuan warga bukan hanya pada premium. Namun pada kenaikan harga gas 12 kilogram. Padahal, pemerintah menaikkan harga Rp5.000 per tabung atau dari semula Rp129 ribu menjadi Rp135 ribu. “Saya tidak mengetahui gas naik. Terima kasih infonya. Biasanya baru diberitahu pas mengirim barang,” ucap Nono, pemilik pangkalan di Kelurahan Cijoho kepada Radar, kemarin. Dengan adanya kenaikan, sudah pasti akan semakin memberatkan pedagang. “Modal harus bertambah keuntungan tetap,” kata dia. “Ketika harga gas sebelumnya pernah dinaikkan, saya harus menambah modal Rp450 ribu. Sekarang tidak tahu berapa,” ujar Nono. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: