Perjalanan Umrah PP Darul Falah Indramayu (4)
Kunjungi Galeri, Lihat Foto Masjid Nabawi dari Dulu hingga Sekarang Menjelang keberangkatan ke Kota Makah guna menunaikan rangkaian ibadah umrah, rombongan Darul Falah Tour memanfaatkan waktu tersisa untuk memperbanyak ibadah terutama di Masjid Nabawi. KHOLIL IBRAHIM, Madinah KECINTAAN Rasulullah SAW terhadap Kota Madinah dirasakan juga oleh para jamaah. Penduduknya, suasana Masjid Nabawi, keramahan jamaah lain dari beragam negara dan cuacanya cukup bersahabat. Semua itu membuat jamaah betah di Madinah. Madinah saat ini cuacanya cenderung hangat setelah lepas dari musim dingin di bulan Desember sampai awal Februari lalu. Tak heran, lima hari berada di Madinah, jamaah sudah merasa kerasan dan terus berlomba-lomba untuk mengoptimalkan ibadah wajib maupun sunah. Salat, itikaf, mengaji Alquran dan berdzikir menjadi rutinitas jamaah selama di Masjid Nabawi. Ada pula yang berpuasa sunah. Ziarah ke makam nabi dan sahabat tidak dilewatkan hampir setiap hari oleh jamaah laki-laki maupun perempuan. Syukur alhamdulillah, banyak jamaah yang diberi kesempatan bisa salat serta berdoa di Raudhah meski harus melalui perjuangan yang berat. Bagi yang belum pun patut bersyukur dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar besok, lusa, bulan depan, tahun depan dapat kembali ke Madinah supaya diberikan kesempatan untuk salat dan berdoa di Raudhah. (Raudlah jabarkan mang ya) Tak hanya beribadah, selama lima hari itu jamaah juga memanfaatkannya untuk jalan-jalan dan mengenal lebih dekat sudut-sudut Kota Madinah. Darul Falah Tour memang punya program city tour, tapi tak sedikit jamaah yang melancong untuk mengunjungi tempat tertentu yang tidak masuk dalam agenda. Banyak jamaah mengunjungi galeri foto di lantai bawah gedung yang berada di timur Masjid Nabawi. Di tempat ini jamaah dapat melihat secara visual sejarah dan tampilan Masjid Nabawi dari masa kemasa melalui foto. Dari deretan foto itu, ditampilkan lahan untuk perluasan Masjid Nabari yang dulunya berupa kebun kurma. Masjid Nabawi terlihat kecil dengan kebun kurma di sekitar halamannya. Kemudian, ditampilkan juga foto-foto perubahan Masjid Nabawi hingga kini tampak megah dan dikelilingi puluhan hotel berbintang. Namun, keberadaan hotel yang letaknya mayoritas tepat di depan halaman masjid saat ini mulai berkurang satu persatu. Ini dikarenakan ada perluasan area masjid yang digagas oleh Raja Abdullah yang wafat, 23 Januari 2015. Hotel yang baru berdiri dan belum beroperasiopun ikut dirobohkan. Termasuk Hotel Al Haram tempat jamaah Darul Falah Tour menginap yang tinggal menunggu giliran. Hotel-hotel lain yang lokasinya agak jauh malah terlihat sudah rata dengan tanah. “Sejak tahun 2012 sudah mulai dilaksanakan penggusuran, tuntasnya tahun 2020 dan nantinya area masjid Nabawi akan semakin luas,” kata KH Syairozi Bilal pembimbing kami. Perluasan area masjid ini rencananya sepanjang satu kilometer di masing-masing arah atau pintu masuk area masjid. “Satu kilometer ke sana. Di sana juga satu kilometer, ke sini juga satu kilometer,” sebut salah seorang pekerja asal Jawa Timur sambil menunjuk ke tujuh penjuru mata angin. Pekerja asal Indonesia ikut dilibatkan dalam proyek perluasan area masjid ini. Jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan orang. Pekerjaan proyek dilaksanakan sampai malam hari namun tidak mengganggu aktivitas ibadah jamaah di Masjid Nabawi. Tiap masuk waktu salat, proyek langsung berhenti. Sejumlah ruas jalanpun ditutup sehingga menimbulkan kepadatan kendaraan khususnya bus-bus yang mengangkut jamaah. Selain pekerja proyek, banyak pula WNI yang menjadi petugas kebersihan Masjid Nabawi, pelayan toko, pembantu rumah tangga sampai supir taksi di Kota Madinah. Di hotel tempat kami menginap, para TKI ini banyak yang mengunjungi saudara atau keluarganya yang sedang berumrah. Bahkan ada pula TKW yang datang sambil menenteng anak majikannya. Bukan virus Ners ataupun Ebola yang mengancam kesehatan para jamaah umrah Darul Falah Tour. Tapi sariawan, kulit bersisik dan pegal-pegal. Sariawan dan kulit bersisik disebabkan oleh faktor air sulingan dari laut yang digunakan jamaah mandi. Bibir menjadi pecah-pecah bahkan sampai berdarah karena kering terbakar panasnya matahari. Di tubuh pun begitu. Sisik terutama pada bagian paha bisa menimbulkan luka kecil-kecil yang cukup menyiksa. “Panas tapi nggak keluar keringat. Mungkin ini yang bikin kulit bersisik. Lama-lama bikin gatel, bisa muncul luka” ujar H Arman Yanuar jamaah asal Pekandangan, Indramayu. Sebagai obatnya, jamaah dianjurkan memoles bibir secara rutin dengan pelembap bibir. “Kalau sudah tingkat parah, Sariawan bisa berbahaya. Tubuh bisa sakit karena gak bisa makan. Jadi harus diantisipasi,” ucap KH Syairozi Bilal. Sedangkan untuk mencegah kulit bersisik dianjurkan memakai pelembab kulit. Pelembap mesti rutin dioleskan sehabis mandi. Udara yang kering membuat kulit terlihat bersisik. Sedangkan untuk mengobati pegal-pegal, mayoritas jamaah sudah mengantisipasinya dengan membawa jamu atau obat pijat yang dibawa dari tanah air. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: