Petir Serang SMA Negeri 1 Kadugede

Petir Serang SMA Negeri 1 Kadugede

KUNINGAN - Sebanyak 16 ruang belajar di SMAN 1 Kadugede mengalami kerusakan cukup parah setelah disambar petir, Selasa sore (3/3) sekitar pukul 17.30. Beruntung, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Hanya saja, kaca jendela dan atap sebagian ruang belajar hancur. Ruang kelas yang mengalami kerusakan paling parah yakni kelas IPA XII. Hampir seluruh genteng, daun pintu dan kacanya pecah. Selebihnya, ruang belajar yang lain hanya kaca jendelanya saja yang pecah. Pihak Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan yang datang ke lokasi, Rabu (4/3), langsung melakukan pengecekan dan penghitungan kerugian. Dari hitungan sementara, kerugian akibat musibah ini mencapai Rp50 juta. Rencananya, kerusakan tersebut akan diperbaiki kembali oleh BPBD dan pemerintah daerah. Selain BPBD, peninjauan juga dilakukan Dandim 0615, Letkol (Czi) Dindin Kamaludin SIP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) serta Komisi III DPRD Kabupaten Kuningan. Kepala SMAN 1 Kadugede, Drs H Maryanto MSi mengatakan, musibah yang menimpa sekolahnya berlangsung setelah aktivitas belajar mengajar rampung. Hanya, ada beberapa pekerja di pembangunan masjid sekolah yang sedang menyelesaikan pemasangan besi untuk pengecoran. Hujan yang turun juga tidak terlalu besar. Sebuah kilat disertai petir terdengar membahana dan menghantam genteng ruang belajar kelas XII. Selain menghancurkan genteng, nyaris semua kaca di 16 ruangan pecah semua, termasuk ruangan Tata Usaha dan laboratorium di lantai dua. “Ketika kejadian tidak ada aktivitas di dalam kelas. Saya tidak membayangkan jika kejadiannya di pagi hari, di saat anak-anak tengah belajar. Kelihatannya petir itu menyambar pohon palem yang berada di depan kelas kemudian menghantam genteng dan kaca jendela. Seluruh jendela kaca di 16 ruangan pecah berkeping-keping. Dari hasil pengecekan, ternyata di lantai dua juga ada kaca jendela yang pecah,” terang Maryanto kepada Radar, kemarin (4/3). Karena takut pecahan kaca tersebut melukai para siswa yang akan belajar, sambung dia, pihaknya langsung memerintahkan para pekerja untuk membersihkannya. Termasuk juga melakukan pengukuran ulang terhadap jendela yang kacanya pecah. Semula, sekolah akan langsung melakukan perbaikan, tapi terpaksa ditunda setelah pihak BPBD menjanjikan akan segera memperbaikinya. “Kami berinisiatif segera melakukan perbaikan. Sebab, sangat bahaya kalau kaca jendelanya tidak segera diperbaiki. Bukan apa-apa, di ruang guru dan TU banyak berkas dan dokumen berharga sehingga perlu segera kaca jendela dipasang agar aman,” sebut dia. Saat ditanya berapa keru­gian yang ditanggung oleh sekolahnya atas kejadian tersebut, Maryanto belum bisa memastikannya. Namun berdasarkan hitungan BPBD, kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta. “Katanya semua kerusakan ini mau diperbaiki oleh BPBD, setelah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang melakukan peninjauan. Ya karena diminta seperti itu, kami nurut dan menunggu perbaikan dari BPBD. Padahal pihak sekolah juga sanggup untuk memperbaikinya,” ucapnya. Nur Indra, Wakasek Bidang Kesiswaan menambahkan, sebenarnya saat kejadian di sekitar lokasi hanya ada beberapa pekerja masjid yang tengah menyelesaikan pemasangan besi. Mereka berada di lantai dua mempersiapkan pengecoran. “Ruang Tata Usaha dan guru juga sudah kosong, maklum sudah sore. Menurut pengakuan para pekerja, petir itu menyambar dan menghantam atap ruang belajar dan jendela. Para pekerja kaget dan berusaha berlindung di tempat aman. Setelah merasa aman, mereka keluar dan memeriksa kerusakan. Ternyata jendela kelas hampir semuanya pecah,” ujarnya didampingi Kabag TU, Ny Cucun. Salah seorang siswa, Widi menuturkan, dia bersama beberapa temannya masih berada di lapangan basket di sekolah tersebut ketika terdengar bunyi geledek yang memekakan telinga. “Saya dan teman-teman habis latihan silat di lapangan, kemudian terdengar suara geledek. Saya langsung tiarap karena takut tersambar. Ada juga teman yang lari ke dalam kelas. Setelah tidak ada petir, saya segera bangkit dan langsung pulang ke rumah,” beber Widi yang dibenarkan beberapa siswa lainnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: