Perjalanan Umrah Darul Falah Tour (5)
Salat Sunah di Masjid Bir Ali, Bertemu Habib Syech Assegaf Labbaikallahhumma labbaik. Labbaika laasyariika laka labbaik. Innal hamda wannimata laka wal mulka laa syariika laka. “Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”. KHOLIL IBRAHIM, Makkah ALHAMDULILLAH, akhirnya rombongan Darul Falah Tour dapat menuntaskan rukun ibadah umrah, Rabu (4/3). Semua berkat ridho Allah SWT dan doa keluarga, tetangga dan sahabat di tanah air. Sejatinya, rangkaian rukun umrah di Kota Suci Makkah yang meliputi Tawaf, Sai dan diakhiri Tahalul hanya memakan waktu sekitar 2,5 jam. Namun melihat tahapannya secara kesuluruhan, bisa sampai sehari semalam. Awal rangkaian umrah sendiri yaitu mandi serta mengenakan pakaian ihram dimulai dari Madinah bersamaan dengan check out dari Hotel Al Haram sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Sebelum pemberangkatan, jamaah umrah terlebih dahulu melaksanakan ziarah Wada ke makam Rasulullah SAW, dilanjut menunaikan salat dzuhur di Masjid Nabawi. Dalam perjalanan menuju Makkah menggunakan dua bus, rombongan lantas singgah di Masjid Bir Ali Madinah untuk mengambil Miqot Umrah. Di masjid yang berjarak hanya 30 menit dari Masjid Nabawi ini, seluruh jamaah melaksanakan salat sunah dan rukun yang pertama yakni melafazkan niat “Labbaik Allahumma Umratan” yang artinya “Aku sambut panggilan-Mu Ya Allah untuk berumrah”. “Bagi yang baru pertama kali umrah hukumnya fardlu. Sunah bagi yang sudah pernah umrah maupun haji,” kata KH Syairozi Bilal yang langsung mendampingi program puncak yang diagendakan Darul Falah Tour. Di Masjid Bir Ali tepatnya diparkiran kendaraan saat menunggu jamaah lain yang tertinggal, kami bertemu dengan Habib Syech Assegaf beserta rombongan umrah dari Solo. Mereka baru tiba dan juga mengambil Miqot ditempat yang sama. Pukul 15.00 waktu setempat, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kota Makkah yang jaraknya dari Masjid Bir Ali mencapai 416 km dengan waktu tempuh sekitar enam jam. Bus yang nyaman, jalanan mulus dan niat kuat agar ibadah umrah berjalan sempurna, membuat perjalanan tidak terasa melelahkan. Selama perjalanan, jamaah terus melafazakan doa dan Talbiyah. “Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan nimata laka wal mulka laa syariika laka”. Rombongan tiba di Kota Makkah pukul 23.00 untuk kemudian langsung cek in di Hotel Al Marwa Rayhan. Hotel ini berada di dalam komplek Al Safwa Tower yang lokasinya berhadapan langsung dengan Masjidil Haram. Istirahat sebentar dan menunaikan salat fardu, jamaah kemudian melaksanakan rangkaian ibadah umrah lainnya yaitu tawaf tujuh kali mengelilingi Kabah, salat sunah di belakang makam Nabi Ibrahim AS, Sa’i dan diakhiri dengan Tahallul atau menggunting rambut. Bagi jamaah dengan usia lanjut, melakukan Tawaf dan Sai dengan bantuan kursi roda. Sekitar pukul 02.30 dini hari rangkaian ibadah umrah tuntas dikerjakan. Rombongan Darul Falah Tour memulai pelaksanaan Tawaf sekitar pukul 00.30 dini hari waktu setempat. Suasana bukannya sepi, tapi justru sebaliknya. Ribuan manusia dari berbagai belahan bumi memadati area Kabah untuk melaksanakan rukun umroh ke dua setelah niat itu. Selain jamaah umroh, banyak pula orang-orang yang melaksanakan Tawaf dan ada pula yang berebut untuk mencium Hajar Aswad. Alhamdulillah, dipimpin langsung KH Syairozi Bilal, kami dapat memutari Kabah dimuali dari Hajar Aswad sampai Rukun Yamani sebanyak tujuh kali tanpa halangan berarti. Selama Tawaf banyak jamaah Darul Falah Tour yang tak mampu membendung air mata. Mereka menangis sembari melafazkan doa-doa yang ada di buku panduan atau yang telah dipelajari sebelumnya saat manasik umrah. Betapa tidak, hati begitu bergetar melihat Kabah langsung dengan mata kepala sendiri. Sungguh sebuah kesempatan langka dan sangat diinginkan oleh seluruh umat Islam. “Subhanallah, melihatnya hati menjadi bergetar. Harumnya Kabah membuat hati tentram, nyaman,” ucap Yati jamaah asal Desa/Kecamatan Anjatan yang tak henti-hentinya menangis saat melafazkan doa. Usai salat sunah dan berdoa di belakang Makam Nabi Ibrahim AS, jamaah umrah melanjutkan rukun berikutnya yakni Sai atau melakukan perjalanan dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah. Sama seperti saat Tawaf, ribuan umat Islam juga memadati lokasi pelaksanaan rukun umrah ketiga ini. Meski harus bolak-balik dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah sebanyak tujuh kali, jamaah Darul Falah Tour yang berusia lanjut seolah tak pernah lelah. Mereka tetap bersemangat walau ada pula jamaah yang mengenakan tongkat. Sebut saja H Dapi dan istrinya Hj Casinah jamaah asal Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat. Hj Sukinih dari Lelea, Hj Sumiati dari Balongan, Hj Euis Sulina dari Balongan, H Muhammad Syahri Thohir dari Krangkeng. Kemudian Hj Siti Fatimah dari Bekasi, Zulhendri Hendrik beserta istri Neneng Kriswela asal Pekandangan. Saodah Warso dari Telukagung, H Chakim Syafei dari Lemah Mekar, Dasini Sanim asal Kelurahan Tambak, Hj Umamah Qodir dari Kertasemaya, H Burhan asal Cirebon. Jamaah lainnya yang usianya diatas 60 tahun Dulkosim dan Tasiyah dari Arahan, Hj Tamih asal Krangkeng, Hj Mawarti dab H Warya dari Pekandangan, Hj Rasih dan Uminah asal Pekandangan, Siti Naimah dari Karangampel, H Munadi dan Hj Malicha dari Sindang. Rukun umrah berikutnya yaitu Tahalull atau menggunting rambut yang dilakukan usai tahapan Sai tuntas yang dilanjut dengan doa di bukit Marwa. Sejumlah jamaah pria langsung mencukur habis rambut dikepala. Sebagian lainnya hanya digunting sebagian kecilnya. “Insya Allah selama ada di Makah kita akan umrah berkali-kali, selagi diberi kekuatan untuk melakukannya. Makanya, rambut jangan digundul dulu,” kata H Maridi jamaah asal Desa/Kecamatan Gabus Wetan. Ya, selain umrah fardu, jamaah juga diberikan kesempatan untuk kembali menunaikan ibadah umrah selama berada di Mekah. Namun bila sebelumnya tempat mengambil Miqot di Masjid Bir Ali Madinah, untuk berikutnya berada di Tan’im yang letaknya hanya enam km dari Mekah. Miqot Tan’im disebut juga Miqot Aisyah, karena tempat ini pernah dipergunakan istri Rasulullah SAW untuk mengambil Miqot umroh. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: