Ada Raskin Bercampur Jagung
KUNINGAN – Beras untuk warga miskin (raskin) yang kuning mungkin sudah biasa. Tapi di Kuningan, beras raskin bercampur dengan jagung. Hal itu dikeluhkan warga melalui para kepala desa, kemarin. Pemkab Kuningan dan Bolug langsung bereaksi. Mereka berharap warga dan kepala desa agar lebih proaktif dalam melaporkan kasus raskin yang berkualitas buruk. “Pokoknya kalau ada yang buruk, baik itu berkutu, bau, dan bercampur dengan jagung, segera lapor. Nanti akan langsung diganti dengan raskin yang bagus,” ucap Kabag Ekonomi Setda Kuningan, Trisman Supriatna MPd kepada Radar, kemarin (6/3). Menurut dia, warga yang menerima raskin bercampur jagung harus segera melaporkannya. Kalau protesnya setelah beras dibagikan, kata dia, pastinya tidak bisa diganti. Mengenai jumlah penerima raskin, dia menyebut ada 88.379 rumah tangga sasaran (RTS) dengan jumlah 15 kilogram per kepala keluarga, dan harganya pun Rp1.600 per kilogram. Untuk jatahnya sama, yakni 12 bulan. Dikatakannya, pada tahun 2012, alokasi raskin bagi Kuningan sebanyak 105.417 RTS. Sejak 2013 hingga 2015 tetap di angka 88.379 RTS. Terpisah, Wakil Kepala Sub Drive Bulog Cirebon, Supriyanto menyebutkan, jatah raskin sebanyak 5.728 ton untuk empat daerah yakni Kuningan, Cirebon, Majalengka dan Kota Cirebon. Kuningan sendiri untuk raskin diberikan kuota 1.325 ton. “Sekarang tinggal respons dari warga. Kalau ada rusak atau jelek kami siap menggantinya,” ujar Supriyanto. Sebelumnya, Kades Desa Pinara Kecamatan Ciniru, Warno menerangkan, pada penyaluran beras bulan Janauri khusus untuk Desa Pinara beras bercampur jagung. Sebagai bukti, pihaknya mengambil contoh dan disimpan di kantor desa. “Memang untuk bulan Februari tidak ada kendala, beras cukup baik untuk kualitas raskin. Kemarin kami bingung harus lapor kemana,” ucap Warno. Dia menerangkan, yang namanya raskin memang kualitasnya tidak sama dengan beras biasa. Namun, meski begitu warga cukup terbantu, terutama yang berpenghasilan pas-pasan. Desa Pinara kebagian raskin 274 karung dan dibagi kepada warga miskin sebanyak 15 kilogram. Meski banyak yang tidak terbagi rata, namun warga memiliki cara tersendiri untuk saling berbagi. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: