Inspektorat Periksa Talaga Nilem

Inspektorat Periksa Talaga Nilem

KUNINGAN – Disamping aparat penegak hukum, institusi pengawas internal Pemkab Kuningan sendiri ikut menyoroti kisruh Talaga Nilem. Saat ini, Inspektorat sedang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang terkait dalam persoalan tersebut. Kepala Inspektorat, Drs H Kamil Ganda Permadi MM menegaskan hal itu saat dikonfirmasi Radar, kemarin (10/3). Mantan Asda II ini menegaskan, pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terhadap masalah Talaga Nilem. Dalam menjalankan tugasnya itu, menurut dia, tidak bersifat tiba-tiba. Melainkan membutuhkan tahapan yang mengacu pada SOP (standar operasional prosedur) instansinya. Tak heran jika Kamil enggan membeberkan indikasi pelanggaran dan berbagai hal lain. “Sedang berproses (pemeriksaan, red), titik,” tegas Kamil, singkat. Sementara itu, Ketua HMKI (Himpunan Mahasiswa Kuningan Indonesia), Muhammad Ishak mengacungkan jempol atas keseriusan banyak pihak terhadap kisruh Talaga Nilem. Ini membuktikan bahwa mereka peduli terhadap pelurusan masalah yang berimbas pada pemerataan pembangunan. “Kita semua tahu pelanggaran aturan akan berdampak pada kerugian Negara. Ketika negara rugi, maka berpengaruh besar terhadap alokasi anggaran untuk pembangunan. Nah di situlah maksud pemerataan pembangunan,” ungkap mantan ketua IMK wilayah III Cirebon itu. Melihat fenomena banyaknya institusi yang menyoroti kisruh Talaga Nilem, diharapkan olehnya bukan sekadar semangat sesaat. Bukan pula berorientasi pada pencitraan lembaga. Melainkan sungguh-sungguh berupaya keras dalam menegakkan aturan. “Dari koran, saya membaca bahwa banyak pihak yang menyoroti masalah ini. Apakah itu kepolisian, kejaksaan, sampai munculnya rencana pembentukan pansus oleh DPRD. Satu sisi saya merasa gembira atas respons positif ini, tapi satu sisi juga saya khawatir hanya sekadar latah,” ucapnya. Sebagai salah satu penduduk Kuningan, Ishak menaruh harapan besar agar kisruh Talaga Nilem itu berujung pada kata tuntas. Pihaknya berjanji akan terus mengawal kasus ini sampai aturan benar-benar ditegakkan. “Pajak yang dihasilkan dari Talaga Nilem bagi saya sungguh sangat kecil. Dibandingkan dengan kekayaan yang kita miliki. Apalagi saya mendengar ada setoran dari PDAM Cirebon yang cukup fantastis. Ada asap, ada api. Kelihatannya ini sangat penting untuk diseriusi. Apalagi sampai saat ini ada ketertutupan dari salah satu dinas terkait,” harapnya. Namun, Ishak juga meminta kepada Pemkab Kuningan agar perjuangan dalam mening­katkan PAD ini dibarengi dengan political will untuk kepentingan rakyat. Jangan sampai dongkrakan PAD yang besar malah dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat pemborosan. “Misal, ketika Dispenda berjuang mati-matian dalam meningkatkan PAD dan rakyat sudah sadar bayar pajak, tapi pengguna anggarannya malah memanfaatkan uang yang telah diperoleh itu untuk membeli mobil dinas mewah, studi banding kamuflase, atau pos-pos yang kurang urgen lainnya. Pemimpinnya harus memberi contoh yang baik pada rakyatnya,” tegas Ishak. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: