Butuh Rp6,65 T Perbaiki Infrastruktur Pertanian
Bagikan Traktor, Menteri Pertanian Panen Perdana di Kroya INDRAMAYU– Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaeman, melakukan panen perdana sekaligus memberikan bantuan mesin traktor dan pompa air untuk petani, di Desa Sukamelang, Kecamata Kroya, Kabupaten Indramayu, Rabu (11/3). Sebanyak 596 unit traktor dan 256 unit pompa air diberikan mentan, didampingi Gubenur Jawa Barat H Ahmad Heryawan Lc dan Bupati Indramayu Hj Anna Shopanah. Di sela panen perdana, Amran mengatakan, bantuan alat produksi pertanian tersebut sebagai wujud keseriusan pemerintah untuk mengejar target swasembada beras. Menurutnya, Kabupaten Indramayu dan kabupaten/kota lainnya di pesisir utara Pulau Jawa telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mewujudkan target swasembada beras. “Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus memberikan dukungan bagi kabupaten/kota di sepanjang pantai utara terutama daerah agraris. Kami berikan bantuan sarana dan prasarana, agar swasembada beras diharapkan bisa tercapai Oktober 2015 mendatang atau sebelum berlakunya Masarakat Ekonomi Asean (MEA),” ujar Amran, kepada Radar. Amran menargetkan, pada musim panen tahun ini, produksi gabah mengalami kenaikan sekitar 20 persen. Oleh sebab itu, Kabupaten Indramayu yang merupakan lumbung padi di Provinsi Jawa Barat harus meningkatkan hasil produksi padinya. “Kami akan memberikan bantuan kembali baik itu mesin traktor, pompa air, benih dan pupuk, kalau mampu meningkatkan produksi padi mencapa 20 persen. Kami ingin swasembada beras tercapai dan Indonesia tidak lagi mengimpor beras. Cukup beras dari atau yang dihasilkan dari kita sendiri,” kata Amran. Bupati Indramayu, Hj Anna Shopanah mengungkapkan, lahan persawahan di Kabupaten Indramayu saat ini mencapai 116.609 hektare. Dengan lahan yang sangat luas itu, sangat diandalkan untuk mewujudkan swasembada beras nasional yang selama 30 tahun terakhir belum tercapai. Dikatakannya, hasil produksi gabah di Indramayu setiap tahun terus mengalami peningkatan dan untuk tahun ini Pemerintah Kabupaten Indramayu menargetkan 1,7 ton gabah kering. Dengan peningkatan produksi tesebut, Kabupaten Indramayu menjadi tempat observasi pertanian bagi daerah lainnya. Untuk mencapai target produksi, Kabupaten Indramayu kini telah memiliki Perda Nomor 16 tahun 2013 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Perda ini dibuat sebagai upaya menjaga luas lahan sawah agar tidak digunakan untuk kepentingan lain yang berakibat berkurangnya lahan sawah. Pengurangan lahan ini tentunya akan berdampak pada berkurangnya hasil produksi pertanian padi baik Jawa Barat maupun nasional. “Namun sayang, untuk mendukung swasembada beras nasional, kondisi pertanian di Indramayu masih menyisakan sejumlah persoalan yakni kondisi jaringan irigasi di Kabupaten Indramayu mengalami kerusakan sebanyak 60 persen. Untuk perbaikan irigasi tersebut memerlukan anggaran sebesar Rp6,65 triliun,” bebernya. Kalau dikerjakan selama lima tahun, kata dia, setiap tahunnya diperlukan anggaran sebesar Rp1,33 triliun. Anggaran ini tidak memungkinkan ditanggung pemkab sendirian, sebab setiap tahunnya baru mampu menganggarkan Rp66 miliar atau 5 persen dari kebutuhan. “Dibutuhkan dukungan dan kebijakan dari pusat dan provinsi,” ungkap istri mantan bupati Indramayu DR H Irianto MS Syaffiudin (Yance) itu. (kom/oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: